"Tidak! Dia gadis ku." Semua pandangan langsung tertuju pada pemilik suara tersebut.
Terlihat seorang lelaki tampan yang berjalan menuju panggung. Lelaki itu menggenakan seragam formal dengan warna marun yang membuatnya terlihat wibawa.
Kedua mata Raymond terbelalak melihat lelaki itu.
"Leo," panggil Bella.
Leo lantas meraih jemari gadis itu dari tangan Raymond. Ratusan pasang mata menatap ketiga orang itu dengan saksama. Bella yang jelas diperebutkan oleh kedua lelaki itu menjadi tontonan gratis bagi para siswa.
"Singkirkan tangan lo!" bentak Raymond.
Leo semakin menggenggam jemari itu kuat.
"Hentikan sandiwara kalian!" teriak Raymond penuh emosi.
Bella yang mendengar kalimat itu, sontak mengalihkan pandangannya pada lelaki tersebut. Sedangkan Leo terlihat tenang, seolah-olah sudah mengetahui apa yang akan terjadi.
"Gue enggak sandiwara kali ini," ucapnya penuh keyakinan seraya menatap Raymond dingin. Kemudian lelaki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sakunya. Leo pun membuka kotak tersebut, mengambil sebuah cincin dari sana dan memasangkan cincin itu pada jari manis Bella.
Kejadian yang berlangsung cepat itu berhasil membuat hati Bella bergetar hebat. Meski terdiam dengan ekspresi binggung dalam hatinya mulai berteriak kegirangan.
"Jangan pernah menyentuh gadis gue lagi!" perintah Leo, kemudian ia menggandeng tangan Bella dan turun dari panggung tersebut.
Di atas panggung Raymond merasa marah, menjatuhkan kue tart yang ada di hadapannya. Membuang bunga mawar yang ada di genggamannya. Amarah memenuhi dirinya, acaranya berantahkan karena kehadiran Leo.
Dari atas panggung ia menatap Leo penuh kebencian. Di saat itu juga rintikan hujan mulai terasa dan acara resmi dibubarkan. Rintikan hujan yang seolah turut bersedih dengan keadaan lelaki itu.
Bella berjalan dengan penuh keyakinan meninggalkan tempat, karena ini malam terakhir di sekolah, ia tidak khawatir lagi untuk mendengar hujatan dari siswa lainnya.
Dari belakang, Bella menatap lelaki yang menggandeng tangannya. Sebuah senyuman tipis mulai terbentuk di wajahnya.
Leo membawa gadis itu menuju mobilnya. Tanpa berpamitan, mereka langsung meninggalkan sekolah tersebut, hanya suara knalpot dan asap mobil yang tersisa.
***
Suara musik club seolah-olah memekakkan gendang telinga Raymond. Raymond yang tak pernah menyentuh alkohol, kini mulai mencobanya. Kai dan Hadi yang sudah terbisa dengan minuman keras tersebut pun tidak melarangnya.
Kai justru mengatakan rasanya alkohol dapat menutup perasaannya bahkan mengobati rasa sakit hatinya. Tidak terbiasa dengan minuman tersebut, baru saja memasuki gelas kedelapan lelaki itu sudah tampak setengah menyadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 30 Day [COMPLETED]
Ficción General[BELUM REVISI] Bukan tentang cinta segitiga atau geng motor di sekolah. Tetapi tentang seorang gadis polos yang harus bersandiwara menjadi istri seorang pengusaha muda, sementara dirinya masih terduduk di bangku SMA. Pertemuan awal yang mendadak...