Bella melirik jam pada display ponselnya, dirinya terkejut. Raymond datang lebih cepat dari perkiraannya.
Gadis itu semakin panik, akhirnya dengan berani Bella menggenggam pergelangan tangan seorang pria yang baru saja menampakkan diri dari eskalator. Pria itu tampak terkejut dan menatap Bella bingung.
"Please! Bantuin gue! Gue mohon, please!" Bella memohon.
"Tolong bantuin gue sekali aja! Please! Tolong pura-pura jadi pacar gue!"
"Gila lo! Kenal aja enggak," ucap lelaki itu dan hendak melangkah pergi.
"Please! Gue mohon." Bella kembali memohon dan kali ini matanya mulai berkaca-kaca. Perasaan panik yang bercampur dengan kebingungan membuatnya pasrah dan menaruh harapan sepenuhnya pada pria tersebut.
Hatinya merasa iba, melihat ekspresi Bella yang mengharapkan bantuannya. Lelaki itu menatap Bella dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya. Gadis itu menggenakan sepatu putih, rok pendek berwarna ungu dengan kakinya yang panjang membuatnya terlihat cukup tinggi. Tantop putih dan cardigan ungu sebagai luaran membuat penampilannya cukup menarik, apalagi kulitnya yang putih cerah, wajahnya yang mungil, hidungnya yang mancung dan penampilannya cukup stylish untuk dikategorikan sebagai seorang penipu.
"Cantik sih! Tidak terlihat mencurigakan," gumam lelaki itu samar. Sementara Bella hanya menatapnya penuh harapan dan mempererat genggamannya.
"Please bantuin gue!" ucapnya lagi.
"Dengan satu syarat," ucap lelaki itu.
"Apa?"
"Lo juga harus bantuin gue."
"Bantuin apa?"
"Foto pernikahan bareng gue."
"Ha!"
"Mau atau tidak?"
Saat ini keadaan terasa semakin mendesak, dari kejauhan gadis itu melihat sosok lelaki yang melangkah semakin mendekat di tengah keramaian Central Mall sore hari.
"Oke!" ucap gadis tersebut.
Tidak ada pilihan lagi untuk Bella. "Enggak apa, sekali ini saja," gumamnya. Kemudian menarik nafas panjang menenangkan dirinya.
Tiba-tiba pria tersebut langsung merangkul pinggang gadis itu, hingga membuat jarak diantaranya semakin dekat. Sempat kaget dan melotot sebelum suara yang tak diinginkan itu mengalihkan perhatiannya.
"Dia siapa Bell?"
Bella mengalihkan pandangannya pada pemilik suara tersebut. "Eh, ehm... lo datang lebih cepat dari dugaan gue." Gadis itu berusaha untuk tetap tenang.
"Tentu saja, siapa dia?" tanya Raymond seraya mengepalkan kedua tangannya. Dirinya terlihat marah melihat gadis yang di sukainya dirangkul oleh pria lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 30 Day [COMPLETED]
Fiksi Umum[BELUM REVISI] Bukan tentang cinta segitiga atau geng motor di sekolah. Tetapi tentang seorang gadis polos yang harus bersandiwara menjadi istri seorang pengusaha muda, sementara dirinya masih terduduk di bangku SMA. Pertemuan awal yang mendadak...