Chapter 11 - Perasaan

1.1K 120 70
                                    

Raymond menatap Bella dengan tatapan sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raymond menatap Bella dengan tatapan sedih. Dari raut wajahnya menjelaskan, lelaki tu sedang membutuhkannya.

"Yok, ke taman belakang," ajak gadis itu.

Sebelum bel berbunyi, Bella menghabiskan waktu lima belas menit bersama Raymond di taman belakang sekolah. Ia yakin menemani lelaki itu sesaat dapat membantu mood-nya sedikit lebih baik.

Bella memang gadis berhati lembut, ia tidak suka Raymond yang selalu mengusiknya. Tetapi ia juga tidak tega mengabaikan lelaki itu yang sedang bersedih. Apalagi Bella tahu jelas, penyebab kesedihan yang di alami lelaki itu.

Tidak berbicara sejak tadi, Bella hanya berdiri menatap langit pagi, sedangkan Raymond terduduk di bangku taman yang berjarak tiga langkah di belakang Bella.

Tanpa kata dan suara, Raymond memeluk gadis itu dari belakang. Tentunya Bella memberontak, namun Raymond mempererat pelukannya.

"Hanya sekejap," ucapnya.

Beberapa saat setelahnya Raymond mengendurkan pelukan itu. Merasa ada rongga di antaranya, Bella lantas memisahkan dirinya dengan lelaki tersebut.

"Masa lalu enggak bisa diubah, kalo lo benar-benar ingin bahagia, maafkan diri lo sendiri, berdamailah dengan masa lalu," ucap Bella, kemudian ia berjalan meninggalkan Raymond sendirian.

***

"Jadi x kuadrat dua jika...."

Ehm, sudah lama enggak lihat dia begitu, apa karena gue terlalu keras menolaknya ya? ucap Bella dalam hati sembari menatap ke arah luar jendela yang tertuju pada kelas Raymond di lantai dua.

"... jadi begitu ya. Paham semuanya?"

"Paham Bu," ucap para siswa kompak.

Kring!

Pelajaran terakhir telah usai, Bella mengemas bukunya dengan cepat. Ia harus segera menuju gebang depan sebelum Belinda dan Anita mengintrogasinya.

Tepat ketika Bella hendak memasuki mobil tersebut, Raymond menahan pergelangan tangannya.

"Angkat telpon gue," ucapnya. Pasalnya Bella selalu menolak telepon dari Raymond.

Melihat tingkah Raymond membuat Leo merasa sedikit gerah, lelaki itu lantas turun dari mobilnya dan menuju tempat Bella, membukakan pintu mobil untuk gadis itu dan memisahkan tangan Raymond dengan pergelangan tangan Bella.

Sebelum ia masuk ke dalam mobilnya, Leo menatap Raymond dingin.

***

Saat ini Leo sibuk mondar-mandir di dapur, lelaki itu terlihat penasaran dengan pembicaraan Bella dan seseorang di teleponnya. Tidak begitu paham dengan apa yang mereka bicarakan, tetapi Leo dapat mendengar percakapan mereka cukup jelas.

Ketika selesai menelepon, Bella menyandarkan kepalanya di sandaran sofa.

Tuk!

"Auh!"

After 30 Day [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang