Hari ini tanggal merah, Leo tidak berangkat ke kantor begitu juga dengan Bella yang tidak ke sekolah.
Pagi ini mereka sarapan bersama di meja makan, Bella menyiapkan bubur ayam untuk menu sarapan.
Bakat turunan dari sang ibu cukup membantunya menjalankan sandiwara ini dengan baik. Hari terakhir yang membuatnya kembali terasa canggung seperti hari pertama. Meskipun singkat, tetapi Bella menikmati sandiwara ini.
"Lo hari ini berangkatkan?" tanya Leo pada gadis yang terduduk di hadapannya.
"Ya, hari ini uda harus balik ke kantor gue yang di sana," jawab Yenni.
Karena merasakan aura yang berbeda dan tidak ada keromantisan seperti biasanya, Yenni merasa heran. Lantas ia pun bertanya, "Kalian lagi berantem?"
"Ti—tidak," jawab Bella terbata.
"Ooh," gumam Yenni sembari menyuap sesendok bubur ke dalam mulutnya. Sepertinya hubungan mereka sedang tidak baik, sepertinya ada kesempatan, bisiknya dalam hati.
Setelah selesai makan Bella menuju dapur dan mencuci semua peralatan yang digunakannya tadi. Sedangkan Leo dan Yenni masih terduduk di meja makan.
Sesaat setelah Bella beranjak dari kursinya, Yenni langsung berpindah posisi ke sebelah Leo.
"Lo kenapa?" tanyanya sembari memegang pergelangan tangan lelaki itu.
"Enggak ada!"
"Cerita aja ke gue, siapa tau bisa gue bantu," ucapnya sembari mengelus lembut pergelangan Leo dengan jempolnya.
"Enggak butuh bantuan siapapun," jawab Leo dingin.
"Lo bisa beri gue kesempatan, gue bisa memenuhi apa yang lo mau, gue rasa jika kita memulai kembalin hubungan kita, pasti akan semanis dulu, gue janji akan menjadi lebih baik dari dia."
Leo menatap Yenni tajam, sembari berkata, "lo itu kayak permen, manis. Tapi sayangnya gue enggak pernah memungut permen yang udah gue buang!" Leo menghempaskan tangan Yenni, kemudian berjalan ke dapur, menarik tangan Bella dan mengajaknya keluar dari apartemen itu.
***
Hari libur membuat mall terasa semakin ramai. Ratusan manusia yang terlihat seperti semut jika dilihat dari lantai mall paling atas. Satu-satunya cafe yang menyediakan beer di dalam mall.
"Bro, lihat tu orang, macam keluar dari hutan," ucap Kai kemudian terkekeh besar.
Keributan yang hasilkannya menarik perhatian pengunjung di sekitarnya.
"Norak ah lu!" ketus Hadi sembari meneguk Heineken dalam gelasnya.
Sementara Raymond hanya terduduk di pojok sembari menatap pengunjung yang berlalu-lalang.
"Lo mikirin apa?" tanya Hadi pada sahabatnya yang sedang termenung.
"Bentar lagi Bella ulang tahun, binggung mau ngasih apa," ucapnya sembari mengunyah cemilan ikan kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 30 Day [COMPLETED]
Ficção Geral[BELUM REVISI] Bukan tentang cinta segitiga atau geng motor di sekolah. Tetapi tentang seorang gadis polos yang harus bersandiwara menjadi istri seorang pengusaha muda, sementara dirinya masih terduduk di bangku SMA. Pertemuan awal yang mendadak...