Chapter 19 - Seperti Mimpi

1.4K 105 12
                                    

Gue berangkat dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue berangkat dulu ya. Gue senang bisa kenal dengan lo. Semoga di lain waktu kita masih bisa berjumpa kembali, selamat tinggal. Ketik Bella pada papan keypad-nya, namun ragu untuk dikirim.

"Gue maunya sekarang."

"Sama, gue juga begitu," balas Bella. "Eh!" Bella terkejut, setelah mendengar suara itu ia membalikkan badannya, gadis itu kemudian mematung.

"Eh, mimpi kali ya," gumam Bella.

"Enggak kok."

"Eh, dijawab, aduh. Otak-otak!!!" Bella memukul kepalanya berulang kali, memastikan yang dilihatnya saat ini hanyalah khayalannya saja.

Lelaki itu langsung menahan tangan Bella. Hingga membuat gadis itu terkejut dan melototkan kedua matanya, yang juga menunjukkan bahwa lelaki di hadapannya saat ini adalah nyata, bukan sebuah khayalan.

"Kok kaget gitu sih?" Leo mengintari kursi di hadapannya dan berjalan menuju hadapan Bella.

"Lo ngapain di sini?" tanya Bella dengan pandangan yang tak bisa ia lepas dari Leo.

Setelah tiba di hadapan Bella, lelaki itu tersandung hingga terjatuh di hadapan Bella. Semua orang yang sedang duduk di sekitar sana langsung melihat ke arah mereka.

"Eh, hati-hat---" ucapan Bella terputus, dengan kedua tangannya ia menutup mulutnya yang terbuka lebar.

"Menikahlah dengan ku," ujar Leo dengan penuh keberanian. Dengan posisi yang setengah berlutut dan sebuah cincin yang disodorkan pada Bella. Sebagian orang mulai berkumpul di sekitar mereka.

"Terima!" teriak seorang wanita.

Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, gadis itu terdiam seribu bahasa. "Ta—tapi gue---"

"Sstt! Gue udah tau semuanya, gue sudah dapat izin dari Ibu Tina," ucap Leo dengan senyum manisnya.

"Ibu Tina? Maksudnya Mama gue?" tanya Bella memastikan.

"Iya! Jadi gue diterima ngak?" tanya Leo lagi.

"Ta—tapi..." jangan khawatir, Leo lantas bangun dari posisinya, memasangkan cincin yang ada di tangannya pada jari manis gadis di hadapannya, memeluk gadis itu dan memberinya kecupan pada dahinya.

"Cium! Cium! Cium!" sorak beberapa orang yang mulai mengelilingi mereka.

Bella yang tersipu malu langsung membulatkan kedua matanya ketika Leo langsung mencium bibir dan memeluk erat pinggangnya, hingga membuat badan mereka saling menempel.

...Kepada penumpang pesawat...

Suara penggilan kepada penumpang pesawat membuat orang-orang di sekitar mereka segera bubar dan menuju gate pintu masuk menuju pesawat.

"Hati-hati ya sayang," ucapnya sembari mengelus rambut Bella. "Besok gue susul lo ke sana, tungguin ya, jangan kangen!" lanjutnya. Leo mencubit hidung gadis itu dengan lembut, memeluknya erat dan membiarkannya untuk berangkat.

Masih tidak percaya dan binggung dengan apa yang sedang terjadi, gadis itu hanya mengikuti instruksi Leo. Meskipun demikian, gadis itu merasa sebuah kesenangan di dalam hatinya. Sejak awal, Bella selalu merasa senang, nyaman dan selalu percaya dengan apa yang lelaki itu katakan. Hal itu juga yang membuat Bella selalu nurut pada Leo.

Setelah melihat Bella yang sudah menghilang, Leo dan Tommy segera balik dan mempersiapkan keberangkatannya besok pagi.

***

Tanpa basa-basi dan menunda waktu, seminggu setelah sampai di Prancis, sepasang kekasih itu menyelenggarakan acara pernikahan secara sederhana. Karena tidak memiliki teman di sana, acara sederhana itu hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak.

Hal ini yang membuat Ibu Tina menjadi sangat sibuk di hari keberangkatan anak gadisnya. Bagaimana tidak? Ia harus menyiapkan segala keperluan untuk keberangkatannya. Dengan bantuan Leo membuatnya lebih mudah untuk mengurus segala administrasi.

Bukan sebuah keputusan yang mudah bagi Ibu Tina. Namun ia percaya, maksud dari lelaki itu adalah baik. Mengingat dirinya yang sudah tua dan anak gadisnya membutuhkan seseorang untuk melindungi dan menjaganya, membuat wanita itu menerima lamaran dari Leo.

Keputusan yang mendadak ini membuat Bella ragu. Namun melihat mamanya yang begitu bahagia, gadis itu enggan menyampaikan isi hatinya. Tidak banyak bicara, Bella hanya menuruti semua yang dikatakan oleh Leo dan Ibu Tina.

Keputusan ini bukan juga merupakan hal yang buruk baginya, dapat menikah dengan Leo juga pernah ia dambakan. Disetujui oleh ibunya juga suatu hal yang baik dan juga ia sudah mengenal kedua orang tua Leo dengan baik.

Seminggu di Prancis, mereka sibuk mempersiapkan pernikahan. Meskipun hanya sederhana, mereka tak ingin terlihat asal-asalan. Sebenanrya acara pernikahan sederhana ini sebagai jaminan Leo akan melindungi dan bertanggung jawab untuk Bella, hal ini juga membuat Ibu Tina lebih tenang. Mereka sepakat, acara pernikahan yang sesungguhnya akan dilaksanakan ketika Bella sudah menyelesaikan kuliahnya.

Tiga hari setelah acara pernikahan selesai, Ibu Tina kembali ke Indonesia. Melanjutkan usaha restorannya, orang tua Leo juga kembali ke Los Angels melanjutkan kehidupan seperti biasanya. Tommy dipercayai untuk memimpin usaha kulinernya di Indonesia. Sedangkan Leo akan menetap di Prancis bersama Bella. Lelaki itu juga berencana memulai usaha baru di sana.

***

Hari yang diimpikan Leo telah tiba. Yaitu serumah dengan istri yang dicintainya, tentunya istri yang sesungguhnya. Leo menghampiri Bella yang terduduk di tepi ranjang, mengambil alih ponsel milik gadis itu, kemudian meletakkannya di atas nakas.

Leo yang semakin mendekatkan wajahnya pada Bella membuat gadis itu semakin memundurkan badannya, hingga akhirnya ia terbaring di atas ranjang.

"Lo mau ngapain?" tanya Bella seraya memejamkan kedua matanya.

"Menurut lo?" bisik Leo sembari mengecup bibir gadis itu.

Tindakan itu membuat jantung Bella berdegup kencang.

"Ta—ta—ta—tapi," ucap Bella terbata dan grogi.

"Sstt!" Leo menutup mulut gadis itu dengan jari telunjuknya. "Kita sekarang sudah menikah, gue sudah punya hak untuk melakukan apapun," ucap Leo di samping telinga gadis itu sembari mengelus rambut istrinya.

"Lo pikir gue enggak tergoda sejak awal? Gue udah enggak tahan lagi. Satu yang harus lo tau, gue yang mengambil first kiss lo, bukan dia." Leo kembali mengecup bibir gadis itu, setelah kecupan ketiga, lelaki itu mengubah lokasinya, menempelkan bibirnya pada leher gadis itu. Bella terlihat tegang, memejamkan kedua matanya erat hingga alisnya berkerut dan kedua tangannya menggenggam sprei erat.

"Tenang, gue enggak bakal buat lo hamil sebelum waktunya." Leo kembali melanjutkan aksinya, gadis itu yang tadinya hanya terdiam, sekarang mulai menikmatinya. Mengikuti permainan sang suami di atas ranjang.

THE END

---

Follow, vote dan komen ya^^

Semoga suka, See you!

After 30 Day [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang