Pengumuman tak terduga

239 53 18
                                    

Akhir pekan sudah tertinggal dua hari yang lalu. Saatnya kembali pada rutinitas kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bus bus penuh, jalanan sibuk, kantor juga sekolah dipenuhi manusia. Semua berusaha menjalani kehidupan normal masing masing. 

Maka jika semuanya tengah menjalani hidup nya, tak terkecuali Jungkook yang saat ini tengah berjalan dari halte bus menuju kantornya. Satu tangannya menenteng tas kerja sementara tangan lain memegang kotak bekal dari Yoongi. 

Memasuki kantor, Jungkook mendapati aktivitas sibuk para karyawan. Semua nya fokus pada pekerjaan, laporan, proposal, belum juga revisi dari pak bos. Maka hanya tinggal hitungan waktu bagi Jungkook untuk bergabung dengan sibuknya orang orang. Fokus pada laporan yang harus dirinya buat serta setumpuk proposal yang setelah ini harus Ia serahkan pada pak bos dan bersiap menerima sebanyak mungkin revisi. 

Tak masalah. Jungkook akan terus bekerja keras hingga suatu saat nanti bisa menikmati hari bersama Yoongi tanpa harus memikirkan bekerja atau yang lainnya. Hanya mereka berdua saja. 

Jungkook duduk di kursinya. Meletakkan kotak bekal pada meja kecil disebelahnya hingga kemudian menaruh perhatian penuh pada setumpuk kertas didepannya bersama komputer yang mulai mendesing menyala. 

"Hei, Jungkook!" Seorang Pria melongokkan kepala dari bilik sebelah. Berbisik kecil pada Jungkook, membuyarkan fokus Lelaki itu dari kerjanya. 

Jungkook menengok, lantas mendapati wajah Mingyu disana, "Apa?" 

"Kau tahu, hari ini katanya akan ada pengumuman penting dari pak bos" Mingyu berbisik lagi. Matanya bergerak menunjuk ruangan pak bos di ujung depan sana. 

"Pengumuman apa?" Mau tak mau Jungkook ikut penasaran. Terakhir kali pak bos membuat pengumuman, isinya tentang jumlah pesangon lebih banyak untuk para pensiunan yang merupakan peraturan pemerintah. 

Tak menampik juga jika Jungkook berharap kali ini akan di umumkan kenaikan gaji bagi para karyawan disana. Sungguh Jungkook akan sangat bersyukur jika seperti itu.

"Ahn Jihwan-ssi, anda dipanggil pak bos keruangannya" Seorang OB baru saja keluar dari ruangan pak bos untuk bersih bersih berucap keras sebelum Mingyu menjawab pertanyaan Jungkook. 

Mendengarnya lantas membuat Mingyu kembali menatap Jungkook. "Lihat. Sepertinya kali ini pak bos tak akan membuat pengumuman, melainkan memberi tahukan langsung pada yang bersangkutan"

Mata Jungkook terus mengikuti karyawan itu berjalan menuju ruangan pak bos. Jungkook tak terlalu dekat, tapi Jungkook tahu beliau. Dua puluh tahun lebih tua, Kinerja nya mungkin menurun beberapa tahun ini dikarenakan usianya yang tak lagi muda. Meski begitu usianya belum cukup untuk pensiun. 

Sudah tak lagi fokus pada proposalnya, Jungkook kini sibuk menerka apa yang akan pak bos bicarakan dengan Ahn Jihwan. 

Tak lama kemudian Ahn Jihwan keluar ruangan. Ditangannya tergenggam sebuah amplop putih yang seperti nya belum dibuka. Tak hanya Jungkook yang bertanya tanya apa isi amplop itu, dibuktikan dengan banyaknya rekan kerja yang melongokkan kepala mereka, ingin tahu. 

Ahn Jihwan akhirnya membuka amplop miliknya setelah menyamankan duduk. Sebuah surat ada didalamnya. Tangan tua itu mulai membuka lipatan surat dan membaca dengan tenang. Lama membaca dengan mata tua, namun karyawan lain yang lebih muda sudah lebih dulu selesai membacanya. 

"Dia dipecat" Karyawan muda itu menyuarakannya. Ahn Jihwan sendiri sudah genap membaca hingga keputusan pecat dari pak bos. Syok bukan main, tapi apa yang bisa di lakukannya? Pria tua itu kini hanya menunduk pasrah. 

Dengungan lebah mulai terdengar antar karyawan lain. Bertanya satu sama lain apakah hari ini akan ada pemecatan besar besaran?

Maka saat karyawan lain bertanya-tanya tentang pemecatan itu, Jungkook sudah risau sendiri di tempatnya. Memikirkan bagaimana kinerja kerja nya selama ini. Adakah dirinya melakukan kesalahan yang dapat menjadi alasan pak bos memecat dirinya?

Dersik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang