Pengampunan

269 51 50
                                    

Jungkooo menarik rambut frustasi. Dalam hati berkali-kali mengumpati penyanyi solo sialan itu. Jangan sebutkan namanya! Jungkook akan menjahit bibir siapapun yang menyebut nama penyanyi itu dihadapannya.

Tak memiliki waktu lama untuk mengumpati penyanyi itu. Jungkook segera sadar bahwa Ia memiliki banyak hal untuk dilakukan se-segera mungkin.

Ia melangkahkan kaki yang semula akan ditujukan untuk mengejar Yoongi menuju ruang kerja miliknya. Ia harus bergerak secepat mungkin. Ia ingin, bahkan sebelum fajar menampakkan diri, Ia telah menyelesaikan huru-hara yang penyanyi tolol itu lakukan.

Sampai didalam ruang kerjanya, yang pertamakali Pria itu sentuh adalah tombol laptop untuk menyalakannya. Selagi laptop dalam proses menyala, Jungkook mengambil gagang telepon dan menekan beberapa angka.

Tak lama, telepon itu tersambung.

"Selamat malam, Pak"

Itu Robert. Sekretaris Jungkook selama tiga tahun terakhir.

"Dengar dan catat baik-baik. Aku tak akan mengulangi apapun"

"Hubungi Julian, perintahkan dia untuk menyiapkan pesawat dalam tiga jam. Tujuan penerbangan akan kukirimkan sesaat lagi"

"Setelahnya hubungi seluruh pemegang saham. Semua hadir dalam rapat virtual yang akan kumulai lima menit lagi. Bergegas, aku tak memiliki banyak waktu"

"Untuk foto ciuman itu,lakukan segala cara. Terserah apa yang akan kau gunakan, tapi pastikan sepuluh menit kedepan, media telah berhenti menyiarkan foto ciuman itu. Tarik yang telah terlanjur tersebar, dan setelahnya hentikan sekecil apapun peluang foto itu muncul, suap mereka jika memang harus"

"Sebagai gantinya, pasang video yang akan kukirim padamu disemua media. Itu pesan dariku terkait penjelasan ciuman mendadak penyanyi solo itu. Lalu perintahkan juga Joe untuk meretas cctv diruang tunggu dan belakang panggung. Pasang rekaman cctv itu bersama video dariku"

Jungkook terus menghubungi orang-orang tanpa henti. Selagi telinga mendengar jawaban diseberang dan mulut tak henti menjabarkan perintah, tangannya sibuk mengetik banyak hal pada laptop didepannya.

Tekad Jungkook memang bukan main. Bahkan saat rapat virtual yang Ia adakan dimulai, Pria itu sukses meyakinkan bahwa masalah ini tak akan menjatuhkan saham mereka. Mereka bisa duduk dengan nyaman menunggu kejelasan masalah ini. Bahwa Jungkook tak melakukan apapun hal-hal buruk yang media maupun orang-orang pikirkan.

Maka akhirnya sebelum mentari menampakkan senyumannya, Jungkook telah meninggalkan kota membawa Yoongi juga Jinseo dengan cara ajaibnya. Meninggalkan banyak media yang mulai menyiarkan bagaimana kronologi sebenarnya dari foto ciuman pada konferensi pers saat itu.

Maka hanya tinggal menunggu waktu, dan Bitna akan hancur akibat ulah dirinya sendiri.

.....

Yoongi telah membuka matanya. Sejenak pikirannya mengambil jeda. Mengamati sekitar yang terasa asing bagi dirinya.

Ini bukan kamar tempatnya tidur semalam. Yoongi ingat sekali bagaimana dirinya memasuki kamar Jinseo dengan derai air mata dan akhirnya tertidur dengan memeluk Jinseo untuk menenangkan dirinya sendiri.

Namun ada satu yang akhirnya Yoongi sadari. Kini Ia tengah tidur memeluk Jinseo, dan dirinya pun tengah berada dalam pelukan seseorang. Pelukan yang tak pernah lagi Ia rasakan beberapa tahun terakhir. Pelukan hangat yang sangat-sangat Ia rindukan.

Maka setelah bibirnya membubuhkan kecupan manis untuk anak semata wayangnya, Ia alihkan pandangan hingga menemui wajah tertidur milik sang suami. Masih tertidur lelap dengan dengkuran kecil.

Dersik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang