Jungkook memiliki kebiasaan baru sekarang. Pria itu selalu mencium perut rata Yoongi sebelum memulai hari. Jika secara kebetulan Jungkook bangun lebih dulu, dirinya akan mengusak wajah diperut Yoongi sampai wanita itu terbangun.
Yoongi sendiri tak masalah dengan itu. Menurutnya perlakuan Jungkook itu manis walaupun memiliki efek menggelikan setiap perutnya diusak dengan wajah. Namun Yoongi menyukainya.
Berbicara tentang kebiasaan baru Jungkook, tentu saja pagi ini hal itu juga terjadi. Diantar oleh kebetulan dimana Jungkook membuka mata lebih dulu saat Yoongi masih mencari ujung mimpinya. Kini mata dengan belek milik Jungkook menatapi wajah Yoongi.
Tangan Jungkook bergerak menyingkap baju Yoongi hingga perut rata teman hidupnya terlihat. Senyum kecil terkembang, masih belum percaya bahwa didalam perut datar itu ada segumpal daging yang akan menjadi pelengkap bahagia mereka.
Mengawali dengan kecupan ringan, akhirnya Jungkook mengusak lebih dalam. Terus saja begitu menunggu respon dari si pemilik perut. Hingga pada usakan kelima, sebuah tangan mendorong tanpa tenaga agar kepala Jungkook menyingkir, bersama beberapa rengekan lirih turut serta dikeluarkan.
"Selamat pagi, Ibu hamil" Jungkook tersenyum didepan wajah Yoongi. Beberapa kali mengecup ringan pipi Yoongi.
Sementara sang penerima kecupan hanya tersenyum tipis, masih belum sepenuhnya sadar. Tangan mungilnya dibawa untuk menangkup wajah Jungkook, "Selamat pa—"
Kalimatnya terputus oleh rasa aneh didalam perut. Dan segera setelah sesuatu dikerongkongan mendesak keluar, Yoongi melepas tangkupan diwajah Jungkook untuk secepat kilat berlari menuju kamar mandi.
Jungkook masih diam. Memiringkan kepala bingung, ada apa dengan Ibu hamil itu?
Pertanyaan dalam benak belum terjawab, mata Jungkook sudah melotot lebih dulu mendengar suara muntahan dari arah kamar mandi sana. Kakinya dibawa lari secepat mungkin menghampiri Yoongi.
Pemandangan pertama yang disuguhkan ialah Yoongi yang kini berusaha memuntahkan sesuatu dengan tangan meremat kuat tepian wastafel.
Tentu tak ada yang bisa dimuntahkan mengingat perut kecil itu belum terisi. Tapi hal itu tak lantas membuat Yoongi berhenti melongokkan wajahnya kedalam wastafel.
Ini pertama kalinya Yoongi muntah sejak awal pernikahan mereka. Dan jujur saja Jungkook tak pernah mempunyai pengalaman untuk menangani orang muntah. Maka setelah berpikir sebentar, Jungkook berusaha membantu dengan mengumpulkan rambut Yoongi yang berjatuhan di sisi kepala lantas menyimpannya dalam genggaman.
Lima menit terpenuhi dan Yoongi terduduk. Entah mengapa tungkainya terasa lemas. Sementara tak kesiapan Jungkook mengundang keterkejutan bagi Pria itu. Namun tak berselang lama setelahnya segera merengkuh kedalam pelukan untuk kemudian membawa Yoongi keluar kamar mandi.
Yoongi dibaringkan. Wajah Jungkook khawatir sementara Yoongi tersenyum tipis.
"Tidak perlu khawatir begitu, sebuah artikel menuliskan bahwa muntah di pagi hari normal bagi ibu hamil" Yoongi membawa tangan untuk mengusap pelan rahang Jungkook, bermaksud menenangkan.
"Tidak perlu khawatir bagaimana? Kau tiba tiba muntah lalu terduduk seperti tadi, kau bilang tak perlu khawatir?"
Yoongi meringis kecil. Menyadari jika saja Jungkook yang begitu, pasti dirinya juga khawatir. "Iya maafkan aku"
"Yasudah, menyingkir dulu, aku mau masak" Yoongi berusaha bangkit dari baringannya, mengingat harus segera memasak untuk sarapan.
"Hei, mana bisa?" Alis Jungkook menukik tajam. Wanita mungil satu ini benar benar. Baru saja selesai muntah hingga jatuh terduduk dan sekarang masih sempat berpikir untuk memasak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
FanfictionSeperti dersik, bunyi angin menenangkan yang menemani kita pada setiap kesempatan. Mendamaikan segala perasaan rumit dalam kehidupan. Mengalir membawa semilir tenangnya, menyejukkan siapa saja yang didatanginya. Seperti dersik, Kisah tenang nan rum...