Jam dinding disana telah menunjukkan waktu yang tepat. Waktunya Yoongi menjemput pangeran kecilnya menggunakan sepeda.
Sudah lama sejak Yoongi menaiki sepeda. Wanita itu begitu bersemangat hingga senyum selalu terpatri diwajah cantiknya. Mengayuh sepeda dengan perasaan begitu senang menuju sekolah Jinseo.
Tapi cuaca sedang tak sinkron dengan perasaan bahagia Yoongi. Awan diatas sana rasanya cepat sekali menghitam, membawa uap-uap air dari berbagai tempat dan siap menumpahkan kapan saja.
Yoongi memarkirkan sepeda. Mengeluh dalam hati bahwa Ia tidak membawa payung ataupun mantel hujan. Jika nanti hujan mengguyur bumi sebelum Yoongi dan Jinseo mencapai rumah, Ia harus terpaksa menunda waktu pulang untuk berteduh terlebih dahulu.
Sementara itu dari dalam kelas Jinseo terdengar suara gaduh salam perpisahan, yang mana setelahnya seluruh anak-anak keluar dari ruang kelas menuju para orang tua yang telah berjajar menjemput mereka.
Jinseo berada diurutan belakang. Tampak bahagia melihat sang Bunda setelah sejak tadi mencari-cari.
"Bunda!!!" Jinseo melambai tersenyum, kaki kecilnya dibawa berlari menuju sang Bunda yang telah berlutut dengan lengan terbuka lebar, menyambut pelukan.
Jinseo masuk kedalam pelukan dan Yoongi tertawa senang.
"Belajar apa saja hari ini?" Yoongi bertanya dengan tanpa melepaskan peluk.
"Belajar banyak!! Tadi belajar tentang warna-warna. Jinseo mewarnai gambar, Bunda!!" Jinseo menceritakan. Sudah keluar dari peluk sang Bunda akibat rasa menggebu ingin bercerita.
"Mewarnai? Dimana hasil mewarnainya?"
"Masih ada pada bu guru. Harus dikumpul untuk dinilai dulu kata bu guru"
Yoongi mengangguk, tersenyum tipis mendengarnya. Baru akan mengajak Jinseo untuk segera menaiki sepeda saat rintik pertama hujan telah turun memeluk tanah kering. Kemudian saat hitungan detik pun belum sampai, rintik lainnya ikut menyusul, membasahi permukaan bumi.
Hujan deras telah turun.
Yoongi hanya mendesah pasrah. Tak ada pilihan lain selain menunggu berteduh pada bagian depan gedung sekolah. Memposisikan Jinseo dihadapannya hingga kemudian memeluk anak itu, memberi kehangatan.
Tapi kemudian kejadian disisi lain gedung menarik perhatian kedua anak-bunda kita disebelah sini.
Adalah seorang Ibu yang menarik perhatian mereka. Tengah memarahi sang anak karena anak itu ingin bermain hujan dihalaman sekolah. Ibu itu membentak, memberitahu jika main hujan bisa menyebabkan demam.
Dan dari sana Jinseo memandang sang Bunda. Jeon usia muda itu penasaran, bagaimana tanggapan Bunda jika Ia meminta ijin untuk mandi hujan? Apakah Ia akan diijinkan, atau malah dimarahi seperti temannya disana?
"Bunda..." panggil Jinseo.
"Ya, sayang? Ada apa?" Yoongi bertanya lembut. Masih memeluk Jinseo, tak ingin hawa dingin saat ini menyentuh Jinseo.
"Bunda, bolehkah Jinseo hujan-hujanan?"
Mendengarnya membuat Yoongi terdiam sejenak. Menengok pada derasnya hujan, dan langit gelap diatas sana. Wanita itu mempertimbangkan banyak hal hingga sebuah anggukan Ia berikan.
"Tapi Jinseo harus berjanji pada Bunda"
"Janji apa, Bunda?"
"Jinseo harus berjanji, jika lain kali ingin mandi hujan, harus ada Ayah, Bunda atau Minwoo Hyung yang mengawasi. Dan setelah mandi hujan, Jinseo harus segera mandi agar tak terkena flu, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
FanfictionSeperti dersik, bunyi angin menenangkan yang menemani kita pada setiap kesempatan. Mendamaikan segala perasaan rumit dalam kehidupan. Mengalir membawa semilir tenangnya, menyejukkan siapa saja yang didatanginya. Seperti dersik, Kisah tenang nan rum...