Pagi ini dimulai sejak matahari masih menyembunyikan diri sepenuhnya di timur sana. Masih terhitung satu dua yang telah memulai hari, Namun bahkan Jungkook sudah selesai mandi.
Berbeda dengan Yoongi yang hingga kini masih sibuk membuat sarapan untuk keduanya. Menu pagi ini pizza roti tawar. Yoongi tengah memanggangnya dengan api kecil sembari terus memastikan roti tawarnya tidak gosong.
Jungkook datang dari belakang, tanpa peringatan memberi pelukan hangat yang tentu saja menimbulkan lonjakan dari istri mungilnya. Sementara Yoongi terkejut, Jungkook tersenyum senang. Tidak, bukannya jahat, tapi menjahili Yoongi sudah menjadi satu kegiatan favoritnya sejak pacaran dulu.
"Jungkook, sekali lagi kau mengagetkanku, ku pukul kepala mu pakai teflon" Yoongi mengancam, sementara Jungkook mengabaikan. Bagaimana tidak diabaikan jika itu masih ancaman yang sama dengan yang Yoongi ucapkan kemarin, dan sekarang pun tak kunjung di realisasikan.
Sebagai gantinya Jungkook mencium pundak Yoongi. Menghirup aroma yang entah apa tapi rasanya membuat nyaman. Setelah berlama lama disana, Jungkook beralih mengecup puncak kepala Yoongi. Setelah puas, barulah berjalan menjauh dari dapur dan mendudukkan diri pada kursi makan untuk menyeruput teh pagi nya.
Yoongi datang tak lama kemudian. Membawa dua piring pizza roti tawar dengan senyum merekah indah. Ah... lengkap sudah pagi Jungkook. Teh hangat, sarapan enak, dan senyuman indah yang rasanya menentramkan hati.
Jungkook mulai memakan gigitan pertamanya. Bibirnya otomatis melengkungkan senyum saat indra pengecapnya merasakan enak. Ah, benar juga. Tidak ada masakan Yoongi yang tidak terasa enak di lidahnya.
"Apakah enak?" Yoongi bertanya, sengaja belum memakan pizza roti tawar miliknya.
Sudah tentu, bahkan tak perlu ditanya jawabannya, pasti...
"Enak. Sangat enak" Sudah bisa di tebak kan Jungkook akan menjawab apa?
Sarapan kali ini berjalan lebih cepat dari biasanya. Sementara Yoongi mandi dan bersiap siap, Jungkook memastikan semuanya telah lengkap. Kartu bus, dompet beserta isinya, dan ponsel. Hanya itu kan yang dibutuhkan?
Selagi Jungkook memastikan semuanya lengkap untuk terakhir kalinya, Yoongi keluar dari kamar dengan kaus putih yang ditutup dengan jaket denim milik Jungkook dan celana yang sampai sekarang masih berusaha di naikkan oleh Yoongi.
Jungkook tertawa tipis melihatnya. Yoongi terlihat lucu berjalan sambil berusaha mengenakan celana seperti itu. Kakinya dibawa menuju wanita mungil itu untuk membantunya. Masih tertawa tentu saja, ini menggemaskan sekali.
Celana Yoongi sudah selesai, semuanya sudah lengkap, maka sekarang mereka segera berangkat. Berjalan keluar dengan tak lupa mengunci pintu rumah.
Bus pertama pagi ini. Mereka menaiki bus bersama satu dua orang lainnya. Memilih duduk di bangku paling belakang, bangku favorit mereka di dalam bus.
Tujuan pertama pagi ini adalah sebuah taman tak jauh dari rumah. Dua puluh menit waktu tempuh menggunakan bus. Menyenangkan menikmati pagi lewat kaca jendela bus. Mengamati orang-orang beraktivitas. Beberapa sudah membuka toko, beberapa lain masih berusaha menaikkan folding gate, baru akan membuka toko.
Yoongi tersenyum. Menggenggam tangan Jungkook lebih erat dengan mata tak hentinya mengamati kegiatan manusia lain diluar jendela bus. Manusia terakhir yang Yoongi amati adalah seorang Nenek yang tersenyum manis dengan tangannya memberikan bunga kepada setiap pejalan kaki yang melewati nya, hingga tersadar mereka sudah sampai pada halte tujuan.
Jungkook berjalan menuju pintu disusul Yoongi dibelakangnya. Pintu terbuka dan mereka segera turun. Menghirup sekilas udara pagi hingga kemudian kembali melangkahkan kaki menuju taman didepan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dersik
FanfictionSeperti dersik, bunyi angin menenangkan yang menemani kita pada setiap kesempatan. Mendamaikan segala perasaan rumit dalam kehidupan. Mengalir membawa semilir tenangnya, menyejukkan siapa saja yang didatanginya. Seperti dersik, Kisah tenang nan rum...