Dua badan

296 50 12
                                    

Yoongi tengah memasukkan sayur kedalam wajan setelah beberapa menit lalu bangun terburu buru oleh rasa mual di perut. Sudah terjadi beberapa hari belakangan, karena itu Yoongi berpikir untuk makan lebih teratur agar mag yang menjadi sebab mual bisa teratasi. 

Matahari sudah sejak tadi menerangi, mengingatkan Yoongi untuk membangunkan Jungkook agar tidak terlambat berangkat bekerja. 

Bibir Yoongi terbuka, baru saja akan meneriakkan nama Jungkook namun urung saat sadar sebuah lengan memeluknya. Sedikit terkejut, namun bisa apa? Ancaman sudah berulang kali dilayangkan, namun manusia satu ini tetap saja mengabaikan. 

Sarapan pagi kali ini sama seperti ratusan sarapan sebelumnya. Semuanya lengkap dengan teh hangat, makanan lezat, dan saling timpal senyum hangat keduanya. Sama manis, juga sama romantis nya. Yeah, jangan keberatan untuk mengatakan jika kalian iri. 


Rutinitas biasa sudah terlewat tiga puluh menit lalu. Kini Jungkook tengah memasang rompi mini market untuk siap bekerja. Satu tarikan nafas dalam diambil dan Jungkook berdiri tegak dibalik meja kasir dengan senyum ramah menyapa seorang gadis kuliahan yang baru saja masuk. 

Langit cerah, awan menghias, matahari merajai dunia diatas sana. Sepertinya akan menjadi hari yang menyenangkan untuk dilalui. Jungkook masih bertahan dengan keramahannya pada setiap pelanggan yang masuk. 

Namun hari yang menyenangkan itu mungkin hanya akan menjadi pengandaian. 

Hari buruk milik Jungkook baru saja dimulai sejak seorang wanita paruh baya memasuki mini market. Tangannya cepat mengambil satu bungkus keripik kentang ukuran sedang bersama permen M&M. Membawanya menuju kasir dengan wajah super jutek meskipun Jungkook masih menyunggingkan senyum. 

"Ini saja, Bu?" Jungkook hanya mengucapkannya sebagai basa-basi. Barangkali Ibu jutek itu ingin menambahkan belanjaan atau akhirnya teringat sesuatu untuk dibeli. 

Dan seharusnya Ibu jutek tak menanggapinya dengan serius. Toh, hampir semua toko memiliki kalimat basa basi yang sama. Hanya tinggal menjawab 'iya' dan semuanya akan berjalan lancar tanpa harus merusak hari masing masing. 

"Kau tak lihat ya? Aku hanya membawa itu ke meja kasir, berarti hanya itu yang kubeli!!" Ibu jutek itu memilih cara panjang. Melibatkan emosi yang sedari tadi sudah melingkupi dirinya untuk meladeni kalimat basa basi Jungkook. 

Sementara Jungkook tak memikirkan lebih lanjut kalimat berapi Ibu jutek. Tangannya selesai memindai dua makanan itu lalu menyebutkan harga dengan tangan menyodorkan belanjaan Ibu jutek. 

Masih dengan emosi miliknya, Ibu jutek meletakkan uang di meja kasir. 

Jungkook masih tak mempermasalahkannya. Ini bukan pertama kalinya Jungkook menemukan pelanggan penuh emosi dengan sikap yang sama persis. Maka tangan Jungkook bergerak memasukkan uang dan mengambil uang lain untuk kembalian. 

Jungkook menyerahkan uang kembalian, tapi Ibu jutek masih menatapnya sinis. 

"Ada yang kurang, Bu?" Heran juga Ibu jutek ini tak segera melangkah pergi. 

"Astaga, kau dungu atau apa??!!" Ibu jutek itu akhirnya meledak. "Tidak bisakah kau berikan aku kantung kresek, HAH??!"

"Pacarku baru saja selingkuh didepanku setelah aku cerai dengan suamiku dan sekarang seorang petugas kasir macam kau membuat amarah ku menembus ubun ubun" 

Oh, Tuhan. Masa bodoh dengan kisah percintaannya yang rumit. Seharusnya seorang wanita seusia nya duduk tenang dirumah merawat anak dan mencintai suaminya, bukannya pergi berburu Pria lain. Lihat, semuanya berakhir buruk. 

Dersik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang