Lembar baru²

222 41 42
                                    

Beranjak dari kebaikan Tuan George Weaselton, keluarga kecil yang tengah berbahagia itu kini pergi ke sudut lain kota. Mampir sejenak untuk melihat burung-burung dara hingga kemudian memasuki sebuah taman bermain terbesar dikota.

Oh ya, tentu Jungkook telah mengambil banyak lembaran uang dari kartu hitamnya. Tak ingin mengecewakan Jinseo jika sewaktu-waktu anak itu menginginkan sesuatu yang tak bisa Ia beli dengan kartu hitamnya.

Memasuki taman bermain, Jinseo sudah bertepuk tangan antusias. Menunjuk banyaknya permainan yang ingin dia mainkan. Atau mungkin beberapa boneka dan ice cream yang ingin dibeli.

Dan setelah diskusi singkat, mereka memilih untuk bermain terlebih dahulu. Masalah jajanan bisa nanti-nanti. Toh, mereka baru saja memakan roti isi daging.

Permainan pertama yang dipilih adalah panahan balon. Jinseo yang paling bersemangat. Bersorak-sorak menyemangati Jungkook agar memenangkan permainan dan mendapat hadiah boneka beruang coklat besar disana.

"Oke Jagoan. Kau bisa mempercayakan ini pada Ayah"

Jungkook memberi kecupan pada Jinseo yang kini ada pada gendongan Yoongi. Melangkah menuju tempat bermain dan mengatakan dengan bahasa tubuh, 'lihat Ayah bermain'.

Tiga anak panah diberikan. Dan syarat yang si pemilik tentukan adalah dua diantaranya harus tepat mengenai balon hingga meledak.

Jungkook mengangguk mendengarnya. Memberikan bahasa tubuh lainnya kepada Jinseo dengan wajah meremehkan, 'ini sangat mudah, jagoan'

Itu mudah Jungkook bilang, tapi nyatanya Ia gagal dalam tiga kali percobaan. Membuat Yoongi tertawa terbahak dan Jinseo menghela nafas kecewa.

"Tenang, kita bisa main lagi" Jungkook berlagak tenang, padahal malaikat pun tahu, Ia sedang malu total.

Tapi demi anak.

Baik, dan babak kedua melempar panah oleh pelempar payah Jeon Jungkook.

Dan kali ini Ia patut berbangga diri karena ketiga anak panah yang Ia lempar tepat melesat dan menusuk tiga balon didinding.

Yoongi bersorak, dan Jinseo bereaksi lebih heboh lagi dengan tepuk tangan andalannya.

Sungguh, ini adalah permainan lempar panah paling epik.

Dan setelah penyerahan boneka beruang besar dengan jahitan bibir tersenyum senang, ketiganya melanjutkan jalan. Jungkook menggendong Jinseo, sementara Yoongi memeluk beruang coklatnya.

"Ayah Ayah, naik itu Yah" Jinseo menunjuk-nunjuk.

Disana, disisi kanan dalam jarak beberapa langkah, sebuah komidi putar tengah... yah, apa yang kalian harapkan? Tentu Ia berputar, bukan? Ya, tapi intinya mesin bermain besar itu tengah berputar.

Dan tentu saja sebuah kuda putih disana menarik perhatian si bocah Jeon untuk menaikinya.

Jadi disinilah kita. Jinseo tengah menaiki kuda komidi putar dan Jungkook serta Yoongi hanya menonton tanpa bisa ikut. Ya, itu komidi putar khusus anak-anak.

Keduanya tersenyum memandang pada Jinseo yang tengah begitu bahagia menaiki kuda perangnya. Sesekali tergelak mengejek pada kedua orangtuanya yang tak bisa ikut bermain.

Tapi tanpa Jinseo tahu, ada percakapan diantara dua orang yang tengah Ia ejek.

"Maafkan aku untuk waktu yang terbuang empat tahun terakhir" Jungkook memandang Yoongi yang tengah Ia rengkuh pinggangnya. Menatap penuh arti pada sang wanita.

"Itu sama sekali tak terbuang. Kau menggunakannya untuk membesarkan perusahaan" Yoongi tak menatap Jungkook, karena tatapannya masih terkunci pada Jinseo yang tengah tergelak didepan sana.

Dersik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang