55. Ingin memilikimu💜🖤

1.2K 118 80
                                    

18+

Hi...beloved readers🥰

Semoga masih tetap setia, walaupun Author up selang sehari sehariJ Semoga mengerti, karena sudah efektif kerjaaaaJ

Jangan lupa untuk selalu VOTE dan COMMENT, karena pasti membuat Author lebih semangat dan mood nya semangat terus🔥

Siapin diri ya... jika nanti ikut traveling otaknya🤗🤗

Enjoy🙋‍♀️

🍃🍃🍃🍃🍃

Atta POV

Hedehhh....Nur, ternyata hanya satu kata yang kuucapkan, mampu membuatmu sebahaga ini, kalau perlu nanti setelah menikah aku akan ucapkan terus kata itu. Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu...

Aurel tak mampu berkata kata lagi....matanya berkaca kaca dan memeluk perut Atta erat, Ia terharu sekaligus bahagia

"Aku juga sangat mencintaimu Ayang...." Bisik Aurel lirih

"Udah...udah...bubar woiii... kita hanya ngontrak aja, ayo keluarrr...hush...hushhhh" kata Gilang dengan gaya lebay

"Yah...pak Gilang, kan mau nonton yang uwuw...malah di bubarin, gak asik nih pak Gilang" Panji protes

Denagn isyarat tangannya Atta menyuruh teamnya untuk keluar semua...

"Tuh emang kalian mau potong gaji??? Ayoo...kita keluar...bisa yak...bisa ayoooo" kata Gilang

Team Atta menurut sambil bersungut sungut, Sementara Atta dan Aurel entah berapa lama mereka dalam posisi berpelukan

***

Sudah 3 hari Aurel harus di rawat, selama itu pula Atta dengan setia mendampingi Aurel. Atta tidak mau terima resiko mengenai keselamatan Aurel, bahkan tempatnya di rawat juga private, dan tidak bocor sampai ke media. Sebenarnya dokter sudah membolehkan Aurel untuk pulang dan menganjurkan untuk rawat di rumah mengingat masa pandemic seperti ini, namun Atta bersikeras untuk meminta Aurel agar di rawat beberapa hari lagi sampai benar benar sembuh. Atta merasa bahwa Aurel belum sembuh benar, kadang kadang di tengah malam Aurel terbangun dan mengeluh pusing serta mual... hal ini mengkhawatirkan Atta. Ternyata akibat racun ini tidak sesederhana yang diperkirakan dokter

Nenek dan kakek yang merasa kawatir memang tidak di bolehkan Atta untuk menjenguk... hanya lewat telfon mereka bisa saling berbincang dan menguatkan. Aurel memang benar- benar membuat Atta kagum setiap saat, di saat Ia sakit begini masih saja mengkhawatirkan orang lain, nenek, kakek, bahkan semua team AHHA di urusinnya. Sampai harus beberapa kali Atta memperingatkan Aurel untuk istirahat

"Ayang......panggilin Panji dong, aku mau pesen pesen sama dia"

"Mau apaa sih...kenapa gak sama aku aja?"

"Ahhhh kamu gak bakalan bisa sayang....sudahlah panggilin saja....sana gih"

Lalu Atta keluar kamar, dan meminta Alle untuk memanggil Panji...

Dan tak lama kemudian Panji dengan di temani Bowo masuk, sementara Atta berkutat dengan kerjaannnya di meja samping Aurel. Meski telinganya selalu alert dan waspada

"Ada apa pak Bos? Katanya manggil? Tuh semua udah Panji bawain pesen pesennya tadi..."

"Bukan akuuu...tuh Nyonya..." kata Atta sambil menunjuk tangannya kea rah Aurel namun matanya tetap memandang laptop depannya

"Ada apa Kak? Kakak pengen sesuatu? Biar Panji beliin"

"Heh...pokoknya hanya boleh makanan rumah sakit, gak boleh makanan dari luar... kamu nih Nji...bandel juga ya" kata Atta sambil terus memandang laptop

Settingan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang