58. Akad🖤💜

1.5K 127 137
                                    

Hi readers,

Semoga selalu sehat dan semangat😇

Terima kasih yang udah selalu setia menunggu ceritaku, maaf jika tidak bisa memenuhi keinginan semua readers☺

Tetap VOTE dan COMMENT yah, biar Author selalu semangat update💖

Enjoy🍀

🍃🍃🍃🍃🍃

Hmm...iya sayang, aku gak mau menyesal jika nanti nenek kenapa kenapa... semoga dengan kita menikah, nenek akan merasakan semangat untuk sembuh  Aku yakin, walaupun koma, nenek bisa merasakan kasih sayang kita" kata Aurel sendu

"Hmm...iya...makasih ya, udah menyayangi nenek dan mengorbankan ego mu untuk nenek dan aku"

"Iya sayang... kamu yang mengajarkan semuanya.. makasih juga ya"

Mereka saling menggenggam dan saling menatap, sehingga mereka semakin kuat dan mantap untuk menghadapi masalah dan rintangan apapun

🍃🍃🍃🍃🍃

"Bang... gimana keasaan Nenek? Tuh aku bawain makam untuk Abang dan kakak" kata Thoriq

"Nenek masih seperti kemarin Thor... tapi ini stabil kok" jawab Aurel sambil menyiapkan makan

"Iya kak... sukurlah. Oiya, nanti malam untuk acara kalian sudah siap kok. Abis ini aku mau jemput om Anan, dan Jiel datang juga kok, nemeni Om Anang"

"Iya Thor....nanti langsung bawa ke sini aja ya, biar langsung istirahat di paviliun." Kata Atta

"Iya Bang... tenang aja. Kalian fokus ke yang lain, aku bisa handle itu"

"Makasih ya Thor...kamu baik banget"

"Justru aku yang makasih ke kakak... sudah mau berkorban untuk kami, beneran deh...beruntung kami punya kakak, biasanya nih...cewek maunya nikah yang WAH... tapi ini kakak berkorban demi nenek🥺"

"Tidak Thor..maku justru beruntung punya kalian, keluarga itu paling penting. Makasih udah mau menerima kakak"

Atta tidak menjawab namun pandangan matanya dan genggaman tangannya, menghangatkan hatinya

"Bang...aku berangkat dulu ya. Mau jemput Om Anang dan Jiel...aku tunggu saja di bandara, takutnya nanti malah macet"

"Iya Thor... makasih ya" kata Aurel

"Thor, jangan meleng ya... jaga jaga san waspada selalu"

"Iya Bang...aku tau. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam. Hati hati"

Sepeninggal Thoriq, Atta dan Aurel sarapan.. seperti biasa Aurel dengan telatennya menyuapi Atta...mungkin sampai nanti juga akan seperti itu. Atta selalu saja sibuk kerja disela sela makan dan itu berarti Aurel harus tanggap.

"Mas Atta...dokter mau bicara sebentar. Boleh ke ruang dokter?"

"Oh ok sus... bisa. Sayang ayo ikut aku... "

"Sayang aja yang masuk, aku disini...mau bersihin ini dulu..tuh kamu belepotan makannya. Kotor di lantai"

"Gak boleh....kamu harus ikut, aku gak mau ya nanti kamu kenapa kenapa. Ya udah...nanti aja aku bantu bersihkan" kata Atta sambil menarik tangan Aurel

"Iya Dok..gimana keadaan nenek.."

"Gini mas Atta... nenek keadaanya masih seperti kemarin, kami tetap mengusahakan yang terbaik. Ada baiknya keluarga sering menjenguk dan menyemangati... semoga ada mukjizat dari Tuhan. Obat tetap kami berikan, semaksimal mungkin, tetapi untuk kesadaran nenek kami tidak bisa memprediksinya"

Settingan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang