57. Keputusan terbaik

1K 117 121
                                    

Hi all......🥰

Masih setia menantiku ya....

Terima kasih yang sudah selalu VOTE dan COMMENT, means a lot to me💖

Maaf belum bisa memenuhi 1 hari up, tapi Author selalu berusaha membahagiakan readers kok, kan tujuannya mampir ke WP ku untuk menjadi terhiburJ🤗

Jangan lupa untuk selalu VOTE dan COMMENT, karena pasti membuat Author lebih semangat dan mood nya baik terus🔥

Enjoy🙋‍♀️

🍃🍃🍃🍃🍃

Belum pernah sepanjang hidup Atta melihat kakek sesedih dan sehancur ini... Atta bisa merasakannya... entah apa yang akan Atta lakukan jika ini terjadi pada dirinya.... kemarin saat Aurel sakit di racun, Atta sudah merasa hancur dan merasa tidak berguna

"Baik kek... Atta akan penuhi keinginan nenek. Atta akan siapkan penghulu dan juga Atta akan minta pengertian Umi Abi, Bunda dan Pipi... percayalah Kek, Nenek akan baik baik saja" kata Atta tegas tanpa keraguan

"Makasih Ta, aku tau ini berat.... Pernikahan itu Cuma sekali seumur hidup... kalian pasti sudah merencanakannya...tapi nenek sangat membutuhkan semangat"

"Iya kek...kan ini Akad dulu saja...nanti kami bisa melaksanakan pesta setelah semua kejadian sedih ini berakhir. Nah, kakek sekarang istirahat...tenangkan pikiran, aku akan urus semuanya"

"Makasih Ta...kamu memang cucu kakek nenek yang paling mengerti"

Atta hanya mampu mengangguk saking terharunya...

Lalu Atta mengantarkan kakek ke kamar tamu, untuk istirahat

" Nji...kamu tolong jagain kakek disini ya...aku mau mengurus sesuatu"

"Iya pak Bos, jangan kawatir"

Atta POV

Oh Tuhann... sampai kapan ini semua akan berakhir. Aku harus segera telfon Umi Abi, Bunda dan Pipi untuk rencana Akad .....aku tau ini bakalan sulit untuk Bunda, namun aku harus berusaha mewujudkan impian nenek, aku gak mau menyesal seumur hidup...walaupun aku sangat berharap nenek pulih...

Setelah memastikan Kakek bisa beristirahat, Atta kembali ke ruang tunggu ICU... disitu masih ada Devi, Ebil, dan teamnya... Sementara Ami sudah pulang duluan untuk jagain rumah dan mengurus pelacakan siapa oknum yang melakukan penusukan.

"Pak Bos... bujuk Aurel gih untuk istirahat, dia kan masih belum pulih bener. Tadi aja dia mengeluh agak lemes dan pusing... udah pada di bilangin tadi, tapi bilangnya nungguin pak Bos" kata Gilang

"Iya, iya ini baru mau bujuk.....tadi kan memastikan kakek dulu, sedih pastinya...aku tidak mau membayangkan jika itu aku yang mengalami, belahan jiwanya sakit seperti ini"

"Emmmm ....kalo pak Bos mah beda, jangankan sakit berat begini... mobil nabrak pohon aja, udah gaduh nya sekampung...padahal yang lecet mobilnya, orangnya mah aman, bucin parah pak Bos mah..." ledek Gilang

"Elu Lang, situasi begini masih aja ngledek aja....."

"Biar kita tidak stress pak Bos, kita sebagai laki laki kan harus tetap berpikir jernih, jadi bisa ambil keputusan yang terbaik dan masuk akal untuk kita semua...tidak terpengaruh emosi sesaat" kata Gilang menenangkan Bos nya.

Memang sangat jarang Gilang bisa mengungkapkan isi hatinya, biasa hanya melalui gesture saja. Namun kali ini Gilang merasa harus mensupport lebih

"Makasih Lang...kamu selalu ada untuk aku, selalu menguatkan aku....oiya sudah pesen hotel sekitar rumah sakit kan?"

Settingan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang