Terlihat

301 33 0
                                    

Walau sudah memasuki waktu seminggu kepindahan jaemin ke Dunia sihir, jaemin masih belum terbiasa dengan apa yang berada disini. Meskipun sudah trial seminggu disini (waktu ia menginap bersama mark), tetap saja rasanya sedkit asing. Saat kau keluar rumah melihat banyak benda-benda atau orang-orang berterbangan, belum lagi benda-benda aneh disekeliling jaemin.

Selama seminggu juga jaemin harus mengenakan jubah seperti mark, tadinya ia disuruh memakai ramuan, tapi apa daya, Ten sedang pergi keluar wilayah dan tidak ada yang diizinkan masuk kedalam ruangan ten tanpa ia disana. Jadilah jaemin berakhir dengan jubah dan makeup. 

Jaemin berfikir makeup membantunya menyamarkan dirinya, sebelum kedunia sihir jaemin juga mengecat dan memanjangkan rambutnya menjadi warna hitam, walau bellum sepanjang bahu, tapi cukup membuat jaemin terlihat berbeda.

Walau ia harus sesekali menggunakan jubah, kata mark double proteksi. (baju yang dipakai jaemin semuanya dilapisi matra pelindung, jadi aura mark yang campur sama jaemin aman). Keluar rumahpun mark sering memaksa jaemin menggunakan tudungnya, haechan yang kadang kasihan, membiarkan jaemin menggunakan jubah tanpa tudung apabila mereka sedang pergi tanpa mark.

Disinilah jaemin sekarang, disebuah cafe bersama haechan dan bayi mungil mereka Seo sungchan. Sungchan yang sudah dapat mengeluarkan suaranya dengan lantang, jadi sering mengoceh tidak jelas dengan bahasa bayinya sambil sesekali mengemut seluruh jarinya. tentunya mendapat pekikakn dari haechan yang sudah pusing mengingatkan sang buah hati.

"kkk sungchan sini sama jaem-imo. umma mu sepertinya sudah mau meledak " jaemin mengambil alih sungchan, sementara haechan sibuk membersihkan bajunya yang terkena liur sungchan dan tumpahan kopi akibat tangan sungchan yang tak mau diam.

"tidak apa haechannie?" tanya jaemin

"tidak, aku tidak apa-apa ini gampang dibersihkan kok. aduh anak ini benar-benar, kalau ada didekatmu ia akan sangat aktif" keluh haechan

"mungkin ia senang bertemu orang lain.  kau juga jarang keluar masion kan? keluar kamar apalagi" 

"ya mau bagaimana lagi, anak ini walau baru 7bulan* tapi tangannya entah kenapa bisa merusak apapun. pusing jadinya" keluh haechan

" hahahha,  besabarlah sebentar lagi ia dapat memanjat lemari" 

"kuharap jangan, bisa pusing aku. oh iya besok aku akan menginap di mansion König, kau tidak apakan?"tanya haechan

"tidak masalah, lagi pula aku sudah mulai banyak menghafal keluarga alfonso" "ugh pasti aku akan kangen denganmu sungchanie" jaemin menciumi pipi gembil sungchan, sementara yang diciumi hanya tertawa.

End POV

Jaemin POV

Sudah 2 hari Haechan  menginap dirumah keluarga König, Tanpa Haechan ataupun mark hyung, aku mana diizinkan  pergi sendirian. Padahal aku sudah sangat bosan, tanaman yang dibawakan mark hyung sudah sangat terawat. aku jadi memandanginya saja. Ingin nekat tapi takut mark Hyung marah. tapi pengen.

"loh jaemin? kenapa bengong disini?" 

"ah bibi yoona, maaf aku menghalangi jalan" ujar ku menyingkir dari pintu aula kumpul utama

"tidak aku tidak ingin masuk, aku kebetulan  lewat, kamu kenapa bengong?" tanya bibi yoona

"hmm.. tidak bibi hehehe" ujar ku

"yakin? katakan saja pada bibi, siapa tau bibi bisa bantu" 

"hmm.... sebenarnya aku ingin keluar, tapi takut diomeli mark hyung kalau pergi sendiri" jujur ku

"Ah karena itu. kalau begitu ikut bibi sebentar yuk" ajak bibi yoona


"Richard, dimana para maincoon?" tanya bibi yoona

One Thing √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang