Hallo Jaemin (2)

1.4K 128 1
                                    

Jaemin POV

Sungguh sial nasib ku hari ini,  setelah mendapatkan penolakkan dari Asisten Profesor Suh, aku harus tertinggal bus pulang dan harus menunggu 1 jam untuk bus selanjutnya. Sebenarnya bus yang aku tumpangi, bisa lewat 15menit sekali. Tetapi karena pohon tumbang entah karena apa, sehingga membuat kemacetan dimana-mana.Untungnya sore ini tidak hujan seperti ramalan cuaca pagi ini, bisa-bisa kesialan ku bertambah karena lupa membawa payung. Sebenarnya aku bisa saja menumpang Jeno, tetapi semalam Renjun terserang demam tinggi, sebagai pacar yang baik jeno pulang untuk merawatnya. Bisa saja sih aku ikut, tetapi aku tidak ingin mengganggu love bird itu dan juga aku harus pergi ke toko buku.

Selagi menunggu bus, aku segera mengirimkan pesan kepada profesor Suh mengenai lomba, pasalnya profesor Suh berjanji membahas hal ini hari ini, tetapi entah mengapa orang itu tidak datang pagi ini, sampai-sampai aku mengecek keruang dosen utuk memastikan apakah beliau ada atau tidak. Dan memang benar-benar tidak ada. Setelah mengirim pesan padanya, bus tujuan ku datang aku segera menaikinya dan berharap segera mendapatkan balasan dari profesor Suh.

_skip time_

pukul 7 malam, aku baru saja selesai mandi . Hari ini sebenarnya cukup dingin, membuatku sedikit enggan untuk mandi, tetapi rasa lengket ditubuhku mengalahkan segalanya. ku keringkan rambut coklat maduku dengan handuk, hingga sebuah pesan masuk ke ponselku. Saat ku cek, ternyata itu dari Profesor Suh, ia menyeruhku untuk melakukan bimbingan dengan asistennya minhyung.  ugh rasanya malas sekali bertemu dengannya, mengingat penolakkan keras yang ia lakukan pagi ini. dan apa ini? berakhir aku akan melakukan konsultasi dengannya lusa nanti setelah pelajar usai. Kalau bukan Karena lomba ini, aku pasti malas berurusan dengannya lagi.

sesaat sumpah serapah ku terhenti, ketika melihat ID seseorang yang menelepon ku. " hallo daddy? ada apa?" tanya ku

" yak! apa begitu cara mu memanggil orang tua?" pekik seseorang diseberang telepon

" eh oemma, mianhae~ kupikir ini daddy. lagi pula ini kan ponsel daddy" ujar ku

"ponsel oemma sedang mati dan berhenti memanggilnya dengan sebutan itu, kalian bukan orang eropa" sunggut oemmaku

"lagi pula ini bukan kemauan ku oemma, daddy sendiri yang memasaksa. kau salahkan saja pak tua itu" sahut ku dan setelahnya terdengar teriakkan daddy ku karena memanggilnya pak tua.

" yak! NA Jaemin! kau sudah mulai berani dengan daddy huh?! ku potong uang jajan mu" ancam daddy ku

" dengar ya daddy ku tersayang. anak mu ini Na jaemin tidak masalah dengan itu karena aku memiliki uang sendiri. sudahlah oemma urusi saja pak tua jaehyun itu. makin tua kenapa ia jadi makin cerewet" ujarku. kalau kalian pikir aku seperti anak durhaka mengatai daddy ku seperti itu, tentu saja tidak, aku dan daddy ku memang sering bercanda seperti itu. karena daddy dulu sempat tinggal di amerika semasa sekolah, membuat ia hidup dengan gaya barat berbeda dengan oemma ku yang dari lahir tinggal diKorea.

" ish! Na Jaehyun, berhenti mengganggu ku. urusi saja berkas-berkasmu itu jangan ganggu aku dan anak ku"  ucap oemma galak

" maafkan aku doie~ pekerjaan ini sungguh penting sayang, aku bukannya ingin mengabaikan mu." ujar daddy ku, sepertinya ia sedang membujuk rayu oemma karena terlalu sibuk dengan pacarnya itu. rasakan saja pak tua itu. tidak dapat jatah baru tau rasa.

"ish! sudahlah. nana-ya~ apakah minggu depan kau akan pulang kerumah?" tanya oemma mengabaikan daddy

" ah... maafkan nana oemma, nana masih harus mengurus perlombaan, setidaknya pertengahan bulan depan nana baru bisa pulang" ujar ku

"oemma sudah sangat kangen padamu nana, apa oemma pergi saja ketempat mu?" tanya oemma

"jangan oemma.. terakhir oemma pergi mengunjungi ku, daddy langsung kehilangan berat badan, padahal hanya ditinggal 2 hari" cibirku menginggat kelakuan daddy ku yang sungguh berlebihan itu.

One Thing √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang