[14] Kejutan

578 80 80
                                    

Note : Sebelumnya saya tidak tahu tentang tradisi pertunangan di Jepang, jadi yang saya tulis cuma sebatas pengetahuan saya

****

"Kami akan membantumu."

Kalimat itu teralun dikepalanya, tapi sepertinya itu bukan pertanda baik. Buktinya kertas yang dia pegang ditangan kiri sekarang telah menjadi abu. Terserah dengan apapun hal yang akan terjadi nanti, sekarang dia telah memasuki tempat acara yang telah di sewa si pengundang.

Nuansa ekslusif putih dengan konsep round table yang eye catching dan bunga bernuansa putih yang  terletak di tengah masing-masing meja langsung bisa ditangkap oleh manik heteronya. 

Di tengah diamnya secara mengejutkan bahunya terasa telah ditepuk seseorang, Todoroki reflek menoleh ke belakang. Bakugou, di luar dugaan dia mau datang kemari, segera Todoroki menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya, "Tidak kusangka kau datang kemari."

"Tch! itu karena aku ingin melihat reaksi bodohmu nanti." Senyum smirknya tidak lupa dia tunjukan.

"Apakah Kirishima tidak diundang?"

"Lihat di sana!" Bakugou menunjuk satu meja yang digunakan oleh Kirishima dan Ashido, "Bayangkan jika aku ada di sana juga."

Todoroki berdehem pelan, "Kau akan jadi pajangan, apa ya namanya? obat nyamuk? " 

"Sialan kau! lalu apa yang sudah kau siapkan?" Bakugou mengajaknya duduk dan diikuti begitu saja oleh Todoroki, namun tiba-tiba saja pandangan si surai dwiwarna itu teralihkan dengan segera kepada pria berjas hitam yang melewati dirinya dan Bakugou, "A-apa yang sudah kusiapkan? Ah, tidak ada atau lihat saja nanti!" Todoroki yang baru saja duduk langsung beranjak bangun untuk mengejar pria yang barusan dia lihat, "Aku akan segera kembali." Ucap Todoroki sambil menepuk pundak Bakugou. Lantas Bakugou turut menoleh mengikuti kemana Todoroki pergi. Di matanya dia melihat Todoroki menghentikan pria berjas itu dan berbincang sesuatu, sebelum akhirnya Todoroki memberikan sesuatu padanya membuatnya menunduk hormat, "Apa yang dia lakukan?"

.

Di tempat lain Yaoyorozu sedang dirias sedemikian rupa membuat dirinya terlihat sangat cantik. Beberapa orang juga sedang menata gaun yang dikenakan oleh Yaoyorozu. Namun sayang sedari tadi Yaoyorozu hanya meremas kedua tangannya saja merasa gelisah dan bila orang lain bertanya tentang apa yang sedang dia pikirkan, Yaoyorozu hanya menggeleng berkata 'tidak' sambil tersenyum palsu. Kesal? iya tentu saja! hal itu membuat kesal si penanya yang telah khawatir namun tidak segera mendapat jawabannya. 

"Bagaimana? Apakah putriku sudah siap? acara akan segera kita mulai." Nyonya Yaoyorozu memasuki ruang rias Yaoyoruzu melihat putrinya  yang telah terlihat sangat menawan, "Sempurna! tapi kenapa kau terlihat gelisah nak? tidak apa, jangan buat dirimu tegang, ibu juga pernah melewati hal ini sebelumnya." Yaoyorozu muda tidak menjawab dia tersenyum sambil mengangguk mengerti. Lalu pandangan curiga mulai hadir di wajah sang ibu, "Kau tidak sedang memikirkan---"

"AKU TIDAK BISA BERNAPAS! itu yang ku pikirkan sekarang." Potong kalimat Yaoyorozu muda sambil menunjukkan balutan kain di bagian pinggang ke atasnya. 

Sedangkan sang ibu merasa ragu, "Tapi gaunmu sama sekali tidak terlihat ketat, benarkan?" Pancing Nyonya Yaoyorozu kepada para tukang rias di ruangan itu dan mereka semua menjawab dengan angukan tanda sepemikiran.

"Yang dilihat orang luar tidak sama seperti yang kurasakan." Kata Yaoyorozu memantapkan alasannya. 

"Tapi kau terlihat menawan, begitu saja ya, acaranya tidak akan berjalan terlalu lama, ayo segera berkumpul!"

"S-siapa bilang tidak akan lama, bukankah ayah mengundang penghibur acara setelah acara utamanya usai?!" Yaoyorozu muda mencoba mengelak.

.

Please UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang