[3] Sulit Mengakui

1.1K 125 24
                                    

"Jangan ikut campur Kirishima, kau fokus saja pada kekasihmu Ashido aku mendukung kalian.."

Kirishima terdiam mendengar kalimat tersebut terucap oleh seorang Bakugou. Dia berniat membalasnya dengan bualan, tapi niat tersebut dia urungkan, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membual. Ya, meski Bakugou terlihat selalu mengesampingkan segala apapun yang orang bicarakan atau lebih mudahnya Bakugou selalu menganggap omongan orang di sekitarnya sebagai omong kosong. Akan tetapi sebenarnya dia selalu mencerna setiap perkataan mereka. Kirishima yakin bahwa ada hal yang sedang mengganggu pikirannya sekarang dan hal tersebut tidak atau belum bisa dia utarakan.

――― Pukul 5 sore di teras atas gedung apartemen ―――

Angin menerpa dengan tenang, rambut ash blonde miliknya sedikit mengayun mengikuti arah angin bergerak. Bakugou terlihat tenang memperhatikan ufuk barat yang mulai memerah.

Bakugou's POV

Aku tidak mengira hari ini berlalu dengan cepat.

"Hei Bakugou, apa kau tidak berniat mencari wanita untuk menemani hidupmu?"

Tch! aku paling benci dengan pertanyaan semacam itu.

Namun, sial! apa aku merasa iri karena melihat mereka dengan mudah mendapatkan hati wanita yang mereka inginkan?. Sialan! apa yang kau pikirkan bodoh kau terlihat menyedihkan dengan pikiran kekanak-kanakan ini. Akan tetapi aku memang memikirkan hal itu, tertarik dengan wanita yang jelas-jelas menyukai orang lain dan wanita yang tidak pernah melirikmu sama sekali. Apa ini sisi lemahku? Bodoh!

Semua berawal sejak hari itu..

Flashback on

Hari dimana aku ditugaskan untuk menuntaskan Villain yang telah meluluhlantahkan wilayah Tokyo Barat. Waktu itu banyak Hero yang kuwalahan melawannya dan hal yang paling kubenci adalah merendahkan diriku sendiri untuk bekerjasama dengan si sialan Deku. Tidak, aku tidak mau mengingat pertarunganku dengan si tengik itu. Kini yang membekas adalah saat dimana aku bertahan dengan luka parah disekujur tubuhku. Ya, meski aku memenangkan pertarungan itu, tubuhku tidak lagi mau menuruti perintahku untuk bangun. Banyak sekali darah yang mengucur deras dari luka-luka tersebut sebelum akhirnya wanita bodoh itu datang. Sialan! beraninya si bodoh itu merendahkanku!

"Bakugou-kun!"

"Berisik! apa mau mu huh?!"

"Bakugou-kun t-tolong simpan te-tenagamu." dia terlihat khawatir dengan ucapan yang terbata-bata tch! ini menjijikkan!

"Bakugou-kun a-aku akan memberimu pertolongan pertama sebelum para petugas medis datang." Dasar! jangan sok-sok an mau menolongku! padahal dirimu terlihat begitu takut denganku. Meski sebenarnya aku merasakan kelembutan disetiap sentuhannya. Wajah bulatnya memang berkeringat dingin, tapi dia terlihat manis.

Flashback off

"Sialan! menjijikkan! kenapa kau jadi lembek seperti ini!" Aku menendang berbagai pot tanaman yang sengaja dipasang di teras atap apartmen, "Tidak ada namanya cinta dikehidupanku! selain kedua orang tuaku yang membawaku kemari Damn it!"

Bakugou's POV end

Malam telah mendominasi namun, ramainya kota masih terlihat. Kendaraan berlalu-lalang melewati jalan dengan serbuan lampu penerang.

Wanita itu masih duduk santai di sofa rumah yang bahkan bukan rumahnya. Yaoyorozu sambil menyulam sebuah sapu tangan dia mendengarkan berita-berita terkini dari televisi. Sebuah senyuman tak lama kemudian terukir diwajahnya. Dia melihat hasil sulamannya yang setiap benangnya telah mengukirkan nama Todoroki Shouto dan di samping namanya itu terdapat sulaman yang membentuk wajah seseorang dengan surai dwiwarna, siapa lagi bila bukan Todoroki yang dia maksud, "Lucu ya, semoga dia tidak marah karena keusilanku ini."

Please UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang