Terdengar suara batuk yang cukup keras dari kamar. Fuyumi segera masuk melihat kondisi adhik bungsunya, "Shouto kau tidak bilang padaku bahwa kau juga menderita batuk." Fuyumi menyiapkan obat dan air minum untuknya, "Sebelumnya aku juga tidak batuk, mungkin aku tanpa sengaja menghirup sesuatu tadi."
Mata Fuyumi melihat Todoroki Shouto dengan sayu, "Mana mungkin aku tega meninggalkanmu di saat kau seperti ini Sho.."
"Tidak apa, pergilah. Jika kau tidak pulang malam ini besok kau akan terlambat bekerja, siswamu lebih membutuhkanmu di sana." Meminum obat yang telah disiapkan Fuyumi.
Fuyumi menghela napas panjang, "Nee...Shouto ku kira kau ada benarnya, pasti tak lama lagi pacarmu itu menjengukmu kan?" Goda Fuyumi
"Siapa? aku tidak sedang berpacaran saat ini." Jawabnya datar, "Aku bisa merawat diriku sendiri, kau tidak perlu khawatir. Jika aku memang butuh bantuan aku akan menghubungi rumah atau siapa yang terdekat untuk menolongku."
"Baiklah, tapi aku masih belum tega meninggalkanmu sendiri Sho.." Fuyumi memeluknya saat itu. Padahal sudah jelas terlihat bahwa adhik bungsunya masih memegangi gelas yang terisi air untuknya minum obat. Alhasil pelukan spontan dari Fuyumi mengakibatkan tumpahnya air di gelas tersebut (meski tidak tumpah semua) "Ya ampun! Shouto maafkan aku"
"Tidak apa-apa, hanya tumpah sedikit." Ucapnya sambil menepuk ranjangnya yang basah dengan tangan kirinya, "Hm sudah kering."
"Shouto, apa kau sama sekali tidak mau membicarakan wanita yang dekat denganmu itu? siapa nama pahlawannya? emm Creati? ya itu, dia menamparmu sangat keras karena dia khawatir. Sungguh pemberian perhatian yang berbeda, kapan kau membawanya pulang memperkenalkan dengan keluarga Sho?"
"Apa yang kakak bicarakan! lebih baik pikirkan dirimu yang sudah hampir menginjak umur kepala tiga, tapi belum menikah padahal kau seorang wanita."
"Itu semua salah ayahmu Sho! Ayah selalu mengintimidasi setiap kenalan laki-lakiku, ya sudah sampai sekarang aku masih bebas."
"Kasihan." suaranya terdengar mengejek
"Kau sama sekali tidak memberiku semangat! Eh tunggu, apa kau mencintai Creati?"
"Berisik! Pulang sana! Pertanyaan semacam itu sama sekali tidak membuatku lebih baik!"
"Woah.. kau terlihat sangat mencintainya, jangan dipendam terlalu lama! Nanti kau bisa menderita Hanahaki Byou (花吐き病) Huh tunggu! jangan-jangan sakitmu ini adalah gejala Hanahaki Byou (花吐き病)"
"FIKSI! aku tidak muntah darah bercampur bunga atau sesak napas karena bunga yang tumbuh diparu-paru!"
"Haha, bercanda Sho! Semoga cintamu terbalas ya! Selamat berjuang." Fuyumi pergi meninggalkan kamar adhiknya.
-----
Malam semakin larut, jalanan mulai sepi. Malam ini tidak nampak akan ada kejahatan apapun yang akan terjadi. Meski begitu hal tersebut tidak akan membuat para hero lengah. Patroli malam adalah jadwalnya, kini dia memutuskan untuk tidak menggunakan sayapnya untuk terbang. Entahlah apa yang dia pikirkan, wajahnya yang biasanya terlihat sumringah malam ini sedikit berkerut tanda tak semangat. Hawks dia teringat ejekkan dari sidekicknya yang baginya sedikit menusuk, "Hawks! Kau kalah dengan mantan murid magangmu itu! Tsukuyami/Tokoyami atau siapa itu, sekarang dia sudah dikabarkan dekat dengan Froppy. Lalu bagaimana denganmu yang masih sendiri hm?" huh~ Hawks menghela napasnya, untuk sesaat matanya terpejam bertepatan dia melewati gang dan tanpa sengaja mereka bertabrakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Understand
Fanfiction[COMPLETED] "Sebuah perasaan yang terpendam terlalu lama, sebuah rasa yang tak bisa diungkapkan" .... Todoroki "Perasaan yang tiba-tiba muncul, rasa yang dipersaingkan" .... Bakugou Apa ini lelucon? dua Hero muda yang tengah naik daun harus disesat...