Matanya terbuka perlahan dia melihat sekeliling. Kepalanya masih merasakan sakit, namun setidaknya tidak sesakit semalam. Dia memaksakan tubuhnya untuk bangun. Kedua manik (heterochromia) itu kemudian menangkap kertas tempel di nakas samping kanan ranjangnya. Penasaran dia membaca teks yang tertulis dikertas tersebut.
"Todoroki-san aku minta maaf karena hari ini atasanku bersikeras memintaku untuk bekerja sehingga aku tidak bisa menunggumu. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu di dapur, jika sudah dingin tinggal kau panaskan kembali ^^ Oh ya! Todoroki-san semalam dokter bilang kau tidak boleh terlalu memaksakan dirimu. Hari ini gunakan waktumu untuk istirahat penuh ya!"
'Yaoyorozu'
" Jadi semalam kau tetap mengundang dokter kemari, tunggu kenapa aku tidak tahu soal itu?" Kini dua manik berbeda warna itu menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 12:30 'berapa lama aku tertidur?'
Smartphonenya bergetar, dengan malas dia melihat siapa yang menelfonnya siang ini "Endeavor" enggan, tapi tetap dia angkat panggilan tersebut.
"SHOUTOOOOOOOOOO!!! kenapa kau baru mengangkat telfonku!"
"Kabar baik sudah mau aku angkat, ada kepentingan apa?"
"Ada yang harus aku bicarakan padamu! hari ini juga kau harus menemuiku!"
"Kenapa tidak kau saja yang kemari? siapa yang membutuhkan ku huh?"
"Kau semalam seusai melakukan misi tanpa memberi laporan kau menghilang begitu saja! barang-barangmu juga kau tinggalkan begitu saja dimeja kerjamu dan hari ini kau absen tanpa alasan! ada hukuman yang harus kau terima hari ini."
"Sudah? kalau begitu, Saya memohon kebijaksanaan dari anda untuk berkenan memberikan izin tidak masuk dalam bertugas pada hari ini."
"...."
".... apakah arti diammu itu berarti 'iya'?"
"Tidak! Shouto kau harus menemuiku hari ini!"
Todoroki memijat pelan kepalanya dia sadar dia belum sepenuhnya pulih, "Endeavor maafkan aku, hari ini aku sungguh meminta izin darimu. Kepalaku rasanya sakit sekali aku sedang tidak bisa bekerja hari ini." Percakapan mereka terhenti tiba-tiba, mereka terdiam cukup lama, sampai Todoroki mengecek smartphonenya apakah Endeavor sudah menutup panggilan. Ah ternyata belum, akhirnya Todoroki menempelken smartphone ditelinganya lagi
"SHOUTOOOOOOOOO! MANA MUNGKIN KAU BISA SAKIT!"
"AKU INI JUGA MANUSIA! KAU PIKIR AKU INI APA? BENDA MATI?" Menyesal dia menyesal, dia tidak menyangka Endeavor akan berteriak sekeras itu. Dia sadar bahwa dia harus lebih menyayangi telinganya. Tunggu! jika ditelfon saja sekeras ini bagaimana di kantor? huh~ bukankah akan memalukan jika semua hero di kantor agensi mendengarnya?
"Kalau begitu baiklah aku memberimu izin, aku akan meminta Fuyumi untuk menemanimu..."
"Fuyumi? tunggu jangan kak Fuyumi..." panggilan pun terputus, "Tch.." Dia menggeser layar smartphone dan menemukan banyak notif panggilan dari Midoriya yang lebih dari 5 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Understand
Fanfiction[COMPLETED] "Sebuah perasaan yang terpendam terlalu lama, sebuah rasa yang tak bisa diungkapkan" .... Todoroki "Perasaan yang tiba-tiba muncul, rasa yang dipersaingkan" .... Bakugou Apa ini lelucon? dua Hero muda yang tengah naik daun harus disesat...