"Bakugou-kun terimakasih sudah mau mengantarku pulang." Ucap ramah dari Uraraka sambil meniup kedua tangannya yang telah digosokkan secara bersamaan.
"Kita masih di jalan Round face!"
"Tapi kan jalan menuju rumahku, meski hanya jalan kaki aku sangat senang ada yang mau menemaniku."
"Jika kau tidak membuat mobilku melakukan perawatan kita tidak akan jalan kaki malam ini."
"Belum tentu, kau belum tentu bertemu denganku malam ini bila bukan karena jalan kaki."
Bakugou diam dan tidak mau menanggapi Uraraka. Kini mereka melanjutkan jalan mereka dengan senyap. Uraraka kemudian mendahului langkah Bakugou, "Nee... Bakugou-kun aku tidak mengira sebenarnya kau orang yang enak diajak bicara."
"You tease me or praise me, damn it!"
"Sungguh aku tidak berbohong, kau membuatku nyaman." Mendengar Uraraka mengucapkan hal tersebut sedikit membuat Bakugou melebarkan matanya. Kini dia pun menghentikan langkahnya. Uraraka turut menghentikan langkahnya ketika Bakugou berhenti, "Padahal sejak dulu aku sering merasa takut bila harus dekat denganmu, tapi sekarang tidak lagi. Kau tidaklah seburuk yang aku pikirkan Bakugou-kun maafkan aku."
"Mau berapa kali kau meminta maaf padaku huh? sepanjang jalan kau selalu mengucapkannya."
"Salahmu yang tidak mau menerima maafku!"
"Terserah." Mereka pun kembali berjalan. Bakugou mulai melepas jaket hoodie zippernya dan menutupkannya dikepala Uraraka, "Apa yang kau-" ucapan Uraraka terpotong tatkala dia melihat wajah Bakugou yang begitu dekat dengan wajahnya. Spontan Uraraka menampar Bakugou, "Terlalu dekat! kenapa kau memberikan jaketmu padaku!"
"BUKAN MEMBERI TAPI MEMINJAMI!"
"Huh?"
"Sedari tadi kau terus menggosokkan kedua tanganmu ku pikir kau kedinginan."
"Eh―//blush// A-ano tidak apa, bukankah kau tidak suka dengan suhu dingin? seharusnya kau tidak meminjamkan jaketmu."
"BERISIK! susahkah bila tinggal memakainya!?" Dia berganti mendahului jalan Uraraka, lalu Bakugou menyembunyikan kedua tangannya disaku celana. Dia sadar malam ini sangatlah dingin, tetapi dia merasa risih melihat Uraraka yang terus menggosokkan kedua tangannya.
"B-baik!"
****
Pagi ini Bakugou sudah bersiap untuk pergi. Dia terlihat sangat rapi dengan setelan jas hitamnya, untuk kali ini dia terlihat menggunakan dasi serta mengancingkan jasnya. Mungkin Bakugou memiliki acara resmi hari ini.
Beberapa saat setelah Bakugou selesai memakai sepatunya bel rumah berbunyi.
"Selamat pagi Bakugou-kun aku kira kau sudah berangkat terlebih dahulu." Ucap Uraraka ketika pintu telah dibuka oleh Bakugou, "Kenapa kau kemari? dari mana kau tahu alamat rumahku?" Uraraka membuka tasnya dan mengeluarkan sekotak bento, "Bento untukmu, aku yakin setelah pertemuan nanti kau pasti langsung kembali ke agensi, maka dari itu aku membuatkanmu bekal. Soal alamat rumahmu Deku-kun yang memberitahuku." Dia menyodorkan kotak bento tersebut pada Bakugou. Bakugou pun dengan heran menerimanya, "Uraraka kau bisa memasak ya?"
"Ha? tentu saja, sebagai wanita aku harus bisa mengurus rumah bukan? Oh iya jangan salah paham, ini adalah wujud permintaan maafku hehe. Benar juga karena kau tidak bisa menggunakan mobilmu, untuk sekarang aku sudah memesan taksi." Bakugou mendengar soal mobil dia langsung menepuk jidatnya, dia sempat lupa bila mobil bagian depannya rusak karena menabrak tiang kemarin. Bahkan dia baru terpikirkan mengapa airbag mobilnya tidak berfungsi? syukur saja dia tidak terluka parah, "Uraraka kau tidak perlu berlebihan, tapi terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Understand
Fanfiction[COMPLETED] "Sebuah perasaan yang terpendam terlalu lama, sebuah rasa yang tak bisa diungkapkan" .... Todoroki "Perasaan yang tiba-tiba muncul, rasa yang dipersaingkan" .... Bakugou Apa ini lelucon? dua Hero muda yang tengah naik daun harus disesat...