[12] Pahlawan?

616 81 82
                                    

Usai dengan misi yang mereka lakukan seperti biasa juru warta, ah! sial! enggan sekali menceritakan kegiatan mereka. Untung saja siasat yang mereka berdua pikirkan membuahkan hasil, yaitu lolos dari kejaran para juru warta. Todoroki dan Bakugou tertawa lepas karena hal itu. Entah sejak kapan mereka menjadi sangat akrab. Tidak ralat, mereka tidaklah akrab atau Bakugou akan berteriak-teriak karena tidak mau mengakui keakraban mereka, orang aneh memang. Untuk sekarang hal yang selanjutnya akan mereka lakukan adalah kembali ke agensi dan pulang.

"Damn Endeavor memintaku untuk pulang ke rumah." Decak Todoroki di kala dia membuka pesan dari ayahnya. Salah sendiri, biasanya dia akan sangat senang untuk menunda membuka pesan dari pria berapi itu. Bakugou yang ada di sampingnya hanya berdehem ringan, "Mungkin ibumu ingin melihat putranya yang sekian lama pergi."

Todoroki kembali penyimpan smartphonenya, "Aku bukan Touya! hm, tapi apa salahnya berkumpul dengan keluarga, aku akan pulang sekarang."

"Kita berpisah di sini, senang bekerja denganmu." Bakugou melangkah pergi mengambil jalan berlawanan arah dari Todoroki.

"Really? kau senang bekerja denganku?" Todoroki sungguh ingin meyakinkan kalimat yang disampaikan pemuda ash blonde itu.

Sedangkan Bakugou yang berjalan membelakanginya sembari melambaikan tangan berkata, "Tentu saja! karena kau ANJING ku."

'Sialan! seharusnya aku tahu dia akan bicara seperti itu.' Akhirnya Todoroki melangkah pergi ke arah berlawan dari Bakugou. Alhasil mereka berdua sekarang telah berjarak sangat jauh.

Berjam-jam lamanya setelah kejahatan yang Todoroki dan Bakugou atasi usai. Percaya tidak percaya hari ini mereka membutuhkan hampir sehari penuh untuk menyelesaikan kasus tersebut. Bahkan beberapa pahlawan yang kehadirannya tidak diinginkan oleh Bakugou terus memaksa untuk turut ambil bagian.

Sekarang seperti biasa, dijam-jam kosong Bakugou mengasikkan diri di depan layar laptopnya untuk menyelesaikan beberapa laporan yang telah ditunggu oleh atasannya. Seolah mengusik kenyamanannya Kirishima yang berada dimulut pintu segera masuk ke ruangan Bakugou dan melihat apa yang dia kerjakan, "Bro! sebentar lagi jam makan malam mau keluar dengan ku?"

Mata Bakugou menelusuri dinding di ruangannya, dia mencari jam, "Jam makan malam sudah lewat!"

"Ha ha― lewat 2 jam nah maka dari itu ayo keluar, ayo cari makan."

"Kau bisa mencari makan sendiri tidak perlu membawaku."

"Oh ayolah! kedatanganku ke agensimu jadi sia-sia, tahu sendirikan jarak Agensi Fatgum kemari?" Kirishima merengek pada Bakugou sedangkan dia sama sekali tidak merubah pandangannya ke arah Kirishima, "So noisy kemana kau mau mengajakku pergi?"

"YATTA!"

"HUH?"

"Ah tidak! kita pergi ke resto langganan kita saja okey?"

"Terserah!"

Selama di dalam lift Kirishima meminta beberapa pendapat pada Bakugou perihal hadiah. Yeah, pasti bisa ditebak bagaimana tanggapan dari seorang Bakugou, tapi meski begitu Kirishima tidak berhenti bicara, "Kira-kira hadiah yang cocok diberikan untuk anak kecil itu apa ya?"

"Sepatu." Bakugou yang sudah muak mendengar celotehan Kirishima menjawab dengan asal. Lalu Kirishima hanya mengiyakan benar-benar setuju dengan ide itu, "Eh, tapi Tamaki senpai aku yakin dia bisa membeli lebih dari sepasang sepatu untuk putranya. Idemu kurang spesial Bro!"

"Tch!" Setelah pintu lift terbuka Bakugou lebih dahulu berjalan keluar dan diikuti Kirishima yang mengekor di belakangnya.

Akhirnya mereka berjalan keluar, namun ketika baru sampai di ruang masuk mereka berdua dihentikan oleh salah seorang sidekick di agensi itu, "Ground Zero-san! anda sudah berganti pakaian?!" Ah, tentu! Bakugou sekarang berpenampilan rapi dengan setelan kemeja layaknya seorang pekerja kantoran.

Please UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang