[19] Bunga Sakura

896 90 71
                                    

Tidak terasa musim dingin sudah berlalu. Bahkan tidak ada lagi sisa musim dingin yang terlihat. Semua sudah berganti, ketika pohon yang sebelumnya gundul oleh dedaunannya sekarang sudah kembali semi. Udara yang menyegarkan lalu terhembus menabrak lembut ke setiap kulit yang tak terlindungi oleh kain.

Dengan hawa segar luar ruangan setiap tamu yang hadir melihat cantik nya seorang wanita dengan surai putih bercorak merah terbalut oleh gaun pengantin. Konsep out door sehingga membiarkan bunga sakura sebagai background alami bukanlah pilihan yang buruk. Bersamaan dengan waktu mekarnya bunga sakura seorang wanita bergaun putih itu terlihat tengah berjalan ke atas altar dengan tersipu. Bersama dua anak kecil yang membawa buket bunga mendampingi di samping kanan dan kiri dia melihat pria yang menunggunya. Bisa dilihat sekarang ini di atas altar berdiri seorang pria yang nampak menyembunyikan gugupnya. Dia tidak percaya hari ini telah sampai pada waktunya.

Para awak media pun sudah berkerumun tidak sabar untuk menangkap momen seindah itu.

Sorak-sorak bahagia semua tamu bisa didengar jelas ketika mereka telah resmi menjadi suami istri dan satu hal lagi yang seketika membuat para tamu paling heboh yaitu ketika sampai pada saat momen lempar bunga. Para jomblo-jomblo ngenes/happy berkerumun untuk berjuang mendapatkan buket tersebut. Berharap setelah berhasil menangkap nya akan segera dipertemukan oleh belahan jiwanya. Di mulai ketika dua pengantin telah memegang buket bunga yang sama kemudian melemparnya ke belakang. Namun, tanpa disengaja buket itu tertangkap secara bersamaan oleh dua orang yang bahkan tidak berharap mendapatkan nya.

Mereka sama-sama kaget ketika pandangannya bertemu dan tangan mereka yang sama-sama memegang buket bunga yang terlempar.

"Kau?!" Koor mereka berdua disaat sama kagetnya.

Sorak-sorak ucapan selamat bercampur ucapan kecewa nan iri karena gagal mendapat buket bunga bisa didengar, namun tidak segera membuat mereka beralih pandang.

"Emm.. jadi mau sampai kapan kita akan bertatapan seperti ini?!" Hatsume Mei salah satu orang yang memegang buket itu mengawali percakapannya dengan pria yang berdiri di depannya yang sepertinya lebih menginginkan buket yang mereka pegang, "Kalau kau ingin bunga itu untukmu saja!" Hatsume pun mendorong buket itu ketubuh pria di depannya.

"Tidak-tidak! Untukmu saja aku tidak menginginkan nya!" Ganti Iida menawarkan buket itu kepada Hatsume. Ya, Iida dan Hatsume lah yang secara bersamaan tanpa sengaja menangkap buket tersebut.

Hatsume berdiam sejenak dan kemudian baru mengambil buket bunga itu dari tangan Iida, "Okey! Buatku saja kalau begitu." Wajahnya pun berseri tatkala dia mencium bau bunga dalam buket tersebut.

"Hatsume-kun!" Panggil Iida, "Aku tidak mengira kau ada di sini."

"Hm! Alasannya jelas, ingin memperoleh citra baik dalam perusahaan, mendatangi pernikahan putri nya adalah salah satu strategi yang cukup bagus!" Jawab mantap Hatsume sambil menunjuk Endeavor yang terlihat dari wajah garangnya sama samasekali belum terlihat ikhlas untuk melepas putrinya. Kontras sekali dengan Rei selaku ibunya yang mendukung penuh hubungan putri mereka.

Akhirnya mereka berdua Iida dan Hatsume saling bercakap-cakap untuk berbagai hal.

Todoroki yang duduk diam sendirian tanpa sengaja melihat mereka berdua bersama, 'Iida dan Hatsume?!'

"Paman!" Ah panggilan dari keponakan nya mengacaukan pikiran Todoroki seketika. Todoroki pun menoleh ke arahnya menemukan bahwa rambutnya sudah berubah menjadi lurus persis dengan miliknya (Shouto) , "Siapa yang meluruskan rambutmu?" Tanya Todoroki sambil menggendong keponakannya untuk di ajaknya pergi melihat bunga sakura lebih dekat, "Paman Natsu yang meluruskan rambutku! Lihat bahkan lebih rapi dibandingkan dengan yang paman Shouto berikan kemarin."

Please UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang