Serba Salah

3 2 0
                                    

Aku mencoba mengingat apa yang terjadi sore itu.
Mencoba membuka mata dan ku lihat di sebrang ranjang UKS ada dua orang lelaki yang sedang duduk di bangku tunggu.
Sesak itu masih ada.
Dengan kata-kata kak Tama tadi kepada Awan yang masih berputar di kepala.

Perlahan ku bangkit,dan duduk sejenak di sisi ranjang UKS.
Sontak,kedua lelaki itu menghampiriku.

“Hei..kamu gak apa-apa?”.
Ucap Awan sambil menggenggam kedua tangan ku.

Kak Tama hanya memandangi kita berdua dari belakang tubuh Awan.

“Awas,aku mau pulang.”
Kata ku sambil bangkit dari ranjang itu dan melepaskan genggaman Awan dari tangan ku.

“Aku anter kamu—..”

“Kak,boleh tolong anterin aku pulang?”.
Sekarang,aku yang memotong jalan bicara Awan.

“Biar saya bantu..”
Ucap kak Tama sambil memapah ku ke luar dari UKS.

Aku meninggalkan Awan sendiri disana.
Rasanya ingin segera mungkin untuk pulang.
Dan sampai di parkiran sekolah,aku menaiki dan memakai helm milik kak Tama,aku masih juga tak melihat Awan.

“Sudah siap ann?”.
Tanya nya.

“Udah kak,ayo pulang”.
Balasku sambil berpegangan pada jas osis yang selalu ia pakai.

Di perjalanan,aku tak banyak bicara.
Hanya menatap kosong ke jalanan.
Dengan hati dan pikiran yang tak sejalan.

“Kenapa perasaan ini muncul lagi?,setelah susah payah aku membuangnya jauh,kenapa ia harus kembali?”.
Batin ku bertanya-tanya.
Tentang perasaan apa sebenarnya yang membuat dadaku sesak,padahal aku sudah merasa sehat.

Hingga tak sadar,motor kak Tama sudah berhenti di depan rumahku.

“Annn?,annn.Sudah sampai..”
Ucapnya sambil menengok ke arah ku.

“Eh..,iya.Makasih banyak sekali lagi kak.Kakak sudah banyak nolongin aku..”
Ucap ku yang sudah turun dari motornya.

“Kamu kenapa?,apa kamu tadi denger obrolan saya dengan Awan di taman?”.
Tanya nya.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

“Kamu gak tau kalau Awan sudah punya pacar,ann?”.
Lagi-lagi,kak Tama bertanya kepadaku.

“Ga penting juga buat aku kak.Dia udah punya pacar atau belum..”.
Kata ku.

“Hmm,yaudah saya pulang dulu ya.Kalau ada apa-apa dan kamu butuh bantuan saya,telepon ke nomer ini aja..”
Ucap kak Tama sambil menjulurkan kartu nama nya yang bergambar karakter thor di animasi avangers.

Aku mengambilnya,dan memasukannya ke dalam saku.
“Siap..”
Ucapku.

Kak Tama pun pergi,dan aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah karena ini sudah larut sore.

“Assalamualaikum..”
Ucapku.

Tapi tak ada yang menjawab.
Itu pertanda kalau ibu belum pulang.

“huftt...”
Aku mengambil napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

“Ternyata selama ini Awan punya
pacar...”.
Ucapku sambil menyenderkan kepala ke sofa dan menatap langit-langit rumah.

“Bodoh banget sih aku.Harusnya aku tau,mana mungkin lelaki seperti Awan tidak punya kekasih..”
Batin ku.

Ya,selama ini aku memang dekat dengan Awan.Bisa di bilang di sekolah tiap hari kita bertemu,dan bangku kita pun berdekatan.
Tapi kenapa aku baru tau semua ini sekarang..

Tok..Tok..Tok..

Suara pintu di ketuk itu tiba-tiba membuyarkan lamunan ku.

“Itu pasti ibu..”
Ucap ku sambil melangkah ke arah pintu.

Tapi ketika aku membuka pintu,ku lihat Awan yang ada disana.
Aku terdiam menatapnya yang juga sedang menatapku.
Tiba-tiba,ia langsung memeluk ku.Erat.

“Ini apaansi,lepasin!”.
Ucapku dengan berusaha memberontak.

“Ann..maaf..”
Ucapnya dengan suara yang begitu lembut.

“Lepasin!”.
Kata ku sembari mendorong tubuhnya menjauh.

“Tolong ann,dengerin aku dulu..”
Kata nya mencegah ku yang tadinya ingin menutup pintu.

“Apa yang harus di jelasin sih?apa?.Dengerin ya,Awan Prayuda Nugraha,dari awal aku sama kamu emang bukan siapa-siapa.Kita cuma temen.Jadi  terserah kamu mau punya pacar berapa dan siapa.Aku ga peduli!”.

Ucap ku dengan nada tegas.

“Gak peduli kata kamu?,terus tadi kamu kenapa?.”
Tanya Awan sambil menatap mata ku.

“Ya,aku..tadi..asma aku kambuh..”
Ucapku meyakinkannya.

“Ck..gak mungkin.”

“Ann,yang dibilang Tama tadi itu bohong.Aku sama salsa udah gaada hubungan apa-apa sekarang.Aku sendiri yang mutusin dia waktu awal masuk ke sekolah ini..”
Jelasnya..
sambil masih berdiri di depan pintu,dan menahannya agar tak aku tutup.

“Okey...udah,sekarang kamu pulang.Aku mau istirahat wann,aku capek.”
Ucapku,sambil menutup pintu.

Tapi lagi-lagi,Awan menahannya dengan tangan.

“Aku sayang sama kamu,ann...”
Ucapnya tiba-tiba.

Aku berbalik menatapnya lagi..
mencoba membaca perkataan nya tadi lewat matanya.
Sungguh-sungguh atau tidak.

Tapi ku memilih menutup pintu dengan segera.Dan berjalan menuju tangga ke arah kamarku di lantai dua.

Dari atas,ku lihat dari balik jendela Awan masih terdiam di depan pagar rumah ku.Aku terus melihatnya dari kejauhan.
Hingga akhirnya,ia benar-benar pergi.

Aku merebahkan tubuhku di kasur.
Mengusap kasar wajahku.
Karena jujur,hati ini jadi serba salah.

Di satu sisi,Awan memang berhasil membuatku diam-diam jatuh hati kepadanya.Tapi di sisi lain,banyak hal yang membuatku ragu untuk bisa menerimanya.

“Sayang katanya?”.
Tanya ku pada diri sendiri.

“Asal kamu tau wann,aku masih takut.Aku belum siap jika harus jatuh lagi..”
Batinku.

SayounaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang