Chapter 9 : Near

266 42 0
                                    

Senja memejam erat kala satu pukulan keras itu menghantam pipi kirinya. Darah keluar dari sudut bibir Senja bahkan pipi putihnya juga memar.

"Kenapa hanya satu kali kek ?? Tampar lagi,kakek pengen Senja mati kan ?? Tampar dan siksa Senja sampai mati supaya Senja bisa tenang..." Teriak Senja marah.

Pria paruh baya itu nyaris saja akan kembali memukul Senja kala seseorang menahan tangan kakeknya. Senja bahkan sudah memejam supaya tamparan itu tidak terasa begitu menyakitkan,meski itu sama sekali tidak mungkin.

"Saya tidak tahu apa permasalahan kalian,tapi tidak bisakah anda sedikit bersikap tenang tuan ?? Dia wanita,bagaimana bisa anda memukulnya seakan dia adalah samsak ??" Ujar pria berahang tajam itu.

Senja terkejut. Tapi dia memilih mengabaikan itu dan mencari cara supaya pria itu tidak kena masalah juga sepertinya.

"Siapa kamu berani ikut campur urusan saya ??" Balas kakek Senja.

Pria itu menggeleng pelan.

"Saya bukan orang sepenting anda, saya teman Senja. Tapi tuan,apakah dibenarkan tindakan bruntal anda yang memukul cucu anda sendiri ?? Apakah anda tidak khawatir jika saya melaporkan apa yang baru saja saya lihat ??" Jelas pria itu tegas.

Kakek Senja tampak diam dan memilih duduk. Senja menghela nafas dan mengikuti kemana pria itu membawanya,dia membawa Senja memasuki mobilnya dan memberikan jaketnya pada Senja.

"Kenakan saja. Saya juga merasa tidak nyaman dengan keadaan kamu yang begitu terbuka..." Ujar pria itu.

Alam. Parka Alam Sadewa.

Senja menghela nafas,dia juga sadar bahwa penampilannya begitu berantakan. Dia bahkan jijik melihat dirinya sendiri sekarang,pakaian terbuka,rambut dan wajah yang berantakan. Dia persis seperti wanita yang telah terlecehkan.

"Lho mau bawa gue kemana ??" Ucap Senja setelah sekian lama diam.

Alam diam,fokus pada jalan dan setirnya.

"Saya lebih tua 2 tahun dari kamu. Bagaimana bisa kamu memanggil dan berbicara begitu kasar sama saya ??" Ujar Alam dan memberhentikan mobilnya di swalayan.

Alam keluar dan membiarkan Senja didalam mobilnya,ini masih pagi. Weekend Senja benar-benar rusak karena masalahnya dengan sang kakek, entah kenapa dia selalu datang dan membuat kekacauan. Sepertinya keputusan papanya untuk pindah ke Jakarta.

Senja tersentak kala Alam membuka pintu miliknya dan menyuruhnya keluar. Senja bergegas mengenakan jaket milik Alam dan mengekori pria jangkung itu pergi.

"Apa kamu benar baik-baik saja ?? Apa sangat sakit ??" Tanya Alam dengan menempelkan obat ke bagian wajah Senja yang terluka.

Senja berdehem sejenak.

"Ya coba kakak pikir aja sendiri kalau ditampar itu sakit apa enggak..." Balas Senja ketus.

Alam mengabaikan nada kesal Senja dan fokus pada luka wanita itu. Dia tidak mau menambah luka pada wanita didepannya ini.

Senja berdehem sejenak. Membuat Alam menoleb padanya.

"Tahu dari siapa saya dipukul ??" Tanya Senja.

Pertanyaan itu sudah sedari tadi dia tahan untuk dia tanyakan pada Alam.

"Sopir kamu mendatangi rumah saya untuk meminta bantuan,awalnya papa saya yang akan datang tapi saya menahannya dan mencari alasan apa yang paling logis ketika berhadapan dengan kakek kamu..." Ujar Alam.

Senja berdehem sekali lagi. Itu berat. Hanya satu kata tapi berat. Senja menghela nafas beberapa kali.

"Terimakasih..." Ujar Senja pendek.

Senja & Alam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang