Malam ini adalah malam dimana Senja akan menemuinya. Entah karena Alam memang percaya diri atau dia memang tolol,sahabatnya mengatakan bahwa ucapan Senja tentang pertemuan kali ini adalah bentuk perpisahan yang akan dia lakukan untuk Alam.
"Dia pasti cuma mau bilang makasih sama gue karena udah ngajakin dia liburan. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan..." Ujar Alam menatap dirinya sendiri dicermin.
Derel mendecak.
"Orang kalau udah tolol ya tolol aja. Udah jelas dia ngajak lho ketemu dengan waktu sesingkat itu ?? Lho pikir dia lagi apa ?? Menyiapkan kepergiannya lah. Gue saranin sama lho untuk mempersiapkan hati sama rasa lho. Bisa aja kejadian ini akan membuat lho kena mental down. Dari apa yang gue lihat. Orang depresi itu memiliki tingkat kepekaan rendah. Mereka bisa bersikap biasa saja setelah menghancurkan perasaan seseorang...." Jelas Derel pada Alam.
Alam sebenarnya tahu jika Senja memang akan melakukan hal demikian. Dia telah mendapatkan penolakan dari Senja jadi apa alasan kenapa dia ingin bertemu dengannya kecuali akan berpamitan pergi ??
"Mau gue temenin ?? Nanti kalau saumpama jawaban dia nggak sesuai sama ekspektasi lho gue bisa langsung pasang badan. Siapa tahu aja lho pingsan atau bahkan kesurupan karena berita yang berat..." Balas Derel.
Alam menatap Derel sinis dari kaca kamarnya.
"Jangan tolol please..." Balas Alam.
Bayu berdehem.
"Kalau gitu mendingan cepetan lho datang kesana. Lebih cepat berlalu lebih baik kan ?? Supaya bisa cari cewek lainnya juga...." Balas Bayu.
Alam mendelik.
"Lho juga percaya sama ucapan Derel ??" Balas Alam tak percaya.
"Nggak ada yang bisa dipercaya dari mulut orang pengidap depresi akut Lam. Bisa aja dia memanipulasi rasanya dengan sebuah kebohongan juga dia bisa saja mempermainkan keadaan dengan keadaan mentalnya saat itu. Dia egois dengan hidupnya apalagi jika menyangkut kehidupan oranglain ?? Tidakkah kau berpikir sampai sejauh itu ?? Realistis Lam..." Jelas Bayu.
Alam menghela nafas. Terlalu abu-abu. Dia bahkan sama sekali tidak bisa menebak apa yang akan terjadi padanya malam ini. Dia takut berekspektasi. Takut jika bayangannya akan gagal.
***
Wanita berbaju putih itu menghela pelan. Dia menatap kotak kecil yang akan dia berikan pada seseorang besok. Dia akan pergi,tidak dalam artian sesungguhnya. Dia hanya sementara dan akan kembali tapi tidak tahu kapan. Dia hanya berharap secepatnya.
"Kalau saya selesai lebih cepat saya akan segera kembali kak,tapi tolong jangan lupa sama saya..." Monolog wanita itu.
Senja menoleh kala seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Kakak bisa masuk Senja ??" Ujar suara disana.
Itu kakaknya. Angkasa.
"Ya.." Balas Senja pendek.
Angkasa mendekati sang adik dan mengelus kepalanya pelan.
"Hanya sampai kamu selesai berkuliah dan kakak akan membawa kamu kemari lagi kakak janji. Nikmati saja kehidupan kamu disana,anggap saja sebagai penebusan rasa sakit yang kamu rasakan dari kakek. Kakak akan selalu menghubungi kamu nanti kakak janji..." Jelas Angkasa pada adiknya.
Senja menghela nafas.
"Kakak tahu ?? Alasan Senja masih bisa bertahan dan bernafas sampai saat ini ada disini. Kakak pernah bilang labuhkan rasa kamu sama orang yang bisa membuat kamu merasa di rumah. Senja baru aja menemukan rumah Senja tapi kakak menginginkan Senja kembali merantau dikejauhan...." Jelas Senja sama sekali tidak menatap lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Alam (Completed)
FanficFollow dulu sebelum baca !!! ________________________________________ Senja Putri Angkasa. Wanita dengan segudang rahasia didalam kehidupannya. Wanita yang terlihat ceria,kekanakan dan manja adalah tamengnya sebenarnya dia kuat,tegar dan dewasa. Ked...