Epilog : Struggle,Faith and Love

368 36 2
                                    

[29 Mei 2014] 09:00
Rumah sakit,Singapura

Dua pria terduduk didepan ruangan yang tertutup rapat,tertulis jelas diatas sana besar ICU. Terhitung sudah satu Minggu seseorang yang mereka tunggu terpejam tanpa tanda akan segera terbangun.

"Kamu benar Cio,tidak seharusnya saya egois dengan membiarkan putri saya sendirian. Saya terlalu fokus pada pekerjaan saya hingga saya tidak memahami keinginan Senja. Terimakasih karena sudah membuka pikiran saya...." Jelas Surya pada pria disampingnya.

Cio tersenyum tipis,ada kelegaan disana.

"Sama-sama om,Senja dan pria itu sekarang sama-sama terpuruk karena perpisahan,saya hanya berharap mereka segera bertemu dan saling mengobati,menguatkan dan memperbaiki semuanya..." Ujar Cio tenang.

Surya melirik sedikit pada Cio.

"Bisakah saya memeluk kamu sejenak ??" Pinta Surya pelan.

Cio mengangkat kedua alisnya terkejut,namun dia tidak cukup gila untuk menolak pelukan seseorang yang sangat membutuhkannya sekarang. Cio mengangguk dan memeluk Surya erat.

***
[29 Mei 2014] 09:00
Rumah sakit,Indonesia

Suasana ruang VIP pria berahang tajam itu tampak sedikit penuh meski keadaan didalamnya hening.

"Lho udah cukup sehat buat denger hal yang penting buat lho ??" Celetuk Derel sesaat setelah dia meletakkan ponselnya diatas nakas ruangan Alam.

Mendadak semua orang yang berada disana terpusat seluruhnya pada Derel. Alan dan Bayu menatap Derel seakan mengatakan bahwa apa kau yakin akan memberitahunya sekarang ?? Namun tampaknya Derel tidak memperdulikannya.

"Senja ??" Balas Alam langsung.

Entahlah,bagi alam sekarang hal penting yang harus dia ketahui adalah wanita berambut panjang itu.

Derel mengangguk.

"Apa dia baik-baik saja ??" Balas Alam menyelidik.

Alam menatap satu persatu sahabatnya dan bisa memahami bahwa ini bukan hal bagus,terlihat dari bagaimana Bayu dan Alan menghela nafas dengan wajah tertunduk. Hanya Derel yang masih tegas menatap kearahnya.

"Ada apa Rel ??" Ujar Alam pada Derel.

Derel memejam sejenak dan memberikan ponselnya kepada Alam. Alam bingung kala menerima ponsel itu dan mengangkat sebelah alisnya kala disana tertera nama Senja dengan berbagai macam pesan.

'Apa Kak Alam baik-baik saja kak ?? Apa dia terluka karena kepergian ku yang mendadak ?? Saya terpaksa kak,saya tidak memiliki pilihan lain. Papa saya harus menjalankan bisnisnya disini juga papa berniat mengobati tekanan mental saya yang rusak disini..'

'Saya tidak bermaksud berbohong kepada Kak Alam,tapi saya tidak mau dia sedih. Karenanya saya memilih pergi secara diam-diam. Disisi lain saya juga tidak mau memberinya harapan,bisa saja dia bertanya kapan saya akan kembali tapi saya tidak tahu kapan saya akan kembali...'

Alam memejam.

'Kak,jika nanti Kak Alam siuman tolong katakan padanya bahwa saya meminta maaf. Maaf karena membuatnya sakit,maaf karena membuatnya kecewa dan maaf karena tidak bisa menepati janji padanya bahwa saya akan baik-baik saja. Saya tidak tahu sampai kapan saya akan bernafas,kakak tahu kan jika saya sudah rusak ?? Tekanan saya terlalu berat dan hidup adalah penyiksaan untuk saya...'

Tanpa sadar air mata Alam menetes deras.

'Jika saya berhasil sembuh,Kak Alam adalah orang pertama yang akan saya cari. Dia telah membantu saya kembali bernafas,jika kala itu dia tidak datang kerumah saya dan menghardik kakek saya mungkin saya akan kembali trauma untuk yang kedua kalinya...'

Senja & Alam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang