Mimpi - random (tp bener/?)

185 11 25
                                    

Jika kamu diberi kesempatan untuk bertemu dengan karakter-karakter yang ada di Voice, apa yang ingin kamu katakan atau lakukan?

Warning: tulisan super absurd, kadang baku kadang misuh tergantung situasi. Ide berantakan. Jangan berekspetasi apapun.

.

.

.

"Mampus gila, tugas kuliah napa bisa banyak banget, dah."

Kurebahkan tubuh di atas tempat tidur. Tepat di sampingku terdapat sebuah laptop yang tengah terbuka memperlihatkan file-file tugas yang belum tuntas, tetapi kuputuskan untuk tak memedulikannya untuk beberapa saat. Ku memilih untuk meraih ponsel kesayanganku yang teranggurkan sejak tadi.

Saat tengah berkelana di sosmed burung biru, tanpa sengaja aku melihat sebuah berita yang cukup ramai di timeline.

"Wah, Voice 4 udah syuting aja!"

Setelah membaca beritanya dengan seksama, iseng-iseng kubaca komentar-komentar yang ada.

"Janghyuk balik lagi dong jadi detektif."

"Huhu nggak ada Do Timjang, dong."

"Voice 1 tetap yang paling bagus, sih."

"Hidupkan kembali Do Timjang!"

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Komentar-komentar seperti itu terkadang menimbulkan war antarpenggemar. Padahal cuma beda season, tapi mereka seakan terlalu menonjolkan satu season yang mereka sukai saja.

Mendadak jadi mikir, gimana ya perasaan Moo Jin Hyuk dan Do Kang Woo ketika tahu mereka dibanding-bandingkan? Dan bagaimana perasaan Kwon Joo saat melalui berbagai rintangan yang disebabkan para villain sepanjang season? Seberapa sulit bekerja di call center? Bagaimana cara mereka semua bertahan di bawah tekanan kasus code zero? Dan apa yang mereka rasakan ketika di ending?

Kalau diingat-ingat, apa mereka nggak merasa kesepian, ya? Setiap hari kerja lembur bagai kuda, tapi tiap hari malah dapet tekanan dari sana-sini. Seakan meski mereka polisi yang bertugas sebagai aparat penegak hukum, tetapi hukum itu sendiri yang mencegah mereka melaksanakan tugasnya secara maksimal.

Setiap kali melihat ulang dramanya, ada rasa untuk memberikan semangat kepada mereka ....

"Hadeh, aku mikirin apa, sih. Udahlah, mending lanjut nugas ama belajar aja, deh."

.

.

.

Em, bentar-bentar. Kayaknya ada yang aneh, deh. 

Perasaan, tadi setelah ngerjain tugas sampe pusing, aku memutuskan buat tidur lebih awal. Tapi, kenapa saat buka mata sekarang, aku tiba-tiba terbangun di suatu tempat yang seluruhnya berwarna ... Hitam? Kelabu?

Masa bodoh soal warnanya. Masalahnya, dimana aku sekarang? Masa ....

"HEEH? MASA INI AKHIRAAAT?!!"

"Baru juga sadar. Minta diikat pakai kawat, nih."

"Emangnya disini ada kawat?"

Mata dan mulutku seketika membuka amat lebar. Di hadapanku, ada dua orang yang tengah berjongkok sambil menatapku balik dengan alis tertaut. Namun, yang paling membuatku syok adalah ....

"NOOO!! GUE GAMAU MASUK NERAKA SAMA DUA PSIKOPAT ABSURD INI!!"

Gila aja! Bisa-bisanya ada dua psikopat laknat di depan mukaku! Apa salah hamba sampai harus bersama dengan mereka berdua? Huaa, help me–

Moksori - voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang