cute little brother - random

370 32 48
                                    

Jika ada orang yang bertanya padaku, bagaimana hubunganku dengan adikku tercinta?

Hanya kujawab dengan satu kata,

Menggemaskan.

.

.

.

"Kousuke~ Kang Woo-ya~"

Kutendang-tendang dengan lembut tubuh Kang Woo yang masih terkapar dengan nikmat di atas kasurnya. Satu kebiasaan buruk pria brewokan ini, dia sangat susah untuk dibangunkan.

Dan yang lebih mengesalkan lagi, dia selalu mempraktekkan kemampuan bela dirinya saat tidur. Lihat saja, tangan dan kakiku sedikit memar saat berusaha menahan tendangannya yang cukup menyakitkan.

"Cepatlah bangun wahai adikku, Do Kang Woo~ Atau kau ingin kumasakkan daging hitam arang, huh?"

Untuk kedua kalinya, dia kembali melawanku. Kali ini dengan cara melempar semua benda yang bisa ia jangkau dengan tangan panjangnya. Yang mengerikan, kebanyakan benda-benda yang dilempar bukanlah benda yang lazim ada di dekat tempat tidur. Bagaimana bisa dia melemparkan pisau lipat berbagai ukuran? Bahkan ada sepucuk pistol yg juga ikut 'terbang' di ruangan itu.

Hm, haruskah aku membangunkannya dengan cara melilitkan kawat kesayanganku di lehernya?

Hm, haruskah aku membangunkannya dengan cara melilitkan kawat kesayanganku di lehernya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Hari ini kau shift pagi?"

"Hm."

"Rekan-rekanmu di kantor masih baik semua, kan?"

"Hm."

"Apa perlu kubungkuskan makanan untuk mereka semua?"

"No."

"Wae? Toh, makanan yang kau masak hari ini banyak. Biar temanmu tahu jika rekannya bisa memasak makanan yang sangat layak untuk dikonsumsi."

"Hm."

Tenang, Masayuki Kaneki. Kalau dia mati sekarang, aku tidak bisa lagi memakan masakannya yang pas-pasan itu.

"Kang Woo sayang, jawab pertanyaanku dengan baik dan benar dong~"

"Jangan membuatku jijik saat makan," balas Kang Woo sembari memasang wajah ingin muntahnya.

Melihatnya seperti itu, membuatku semakin bersemangat untuk menggodanya. Aku tidak tahan melihat wajah lempengnya yang sedingin pantat wajan yang tak pernah digunakan.

"Nah, bagus deh bisa ngomong panjangan dikit."

Tiba-tiba terbesit ide di dalam otakku. Membayangkannya saja sudah membuatku tersenyum. Ide ini harus kurealisasikan secepatnya, mumpung hari ini aku tidak ada kesibukan lain, hehe.

Moksori - voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang