Dengkul - random

208 21 42
                                        

Bagi kalian yang (mungkin) tidak tau apa itu dengkul.

Dengkul = Lutut

/telat ngasih taunya, woi!/

.

.

.

Jam 1 malam. Kang Woo terus memandang ponselnya yang menampilkan animasi, dimana wajah Kaneki dengan topi ulang tahun di atasnya tengah dijadikan umpan kail dan digigit-gigit oleh ikan hiu. Lengkap dengan lagu 'Happy Birthday' dengan nada seram bervolume cukup kecil.

Yap, itu alarm pengingat buatan Bang Je Soo. Dan sekarang adalah hari ulang tahun kakaknya, Kaneki Masayuki atau Woo Jong Woo atau si tukang kawat pancing.

Kang Woo tak bisa tertidur kali ini. Untuk ulang tahunnya, Kang Woo ingin memberikan sesuatu yang sedikit spesial. Mengingat kakaknya itu seringkali membantunya PDKT dengan Kang Center walaupun sering gagal total.

"Apa yang harus kulakukan?"

Kang Woo mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia memandang ke arah dinding kamarnya. Dimana tepat di sebelah ruangan yang ia tempati ini, terdapat ruangan tempat Kaneki sekarang tidur. Bosan di studio, katanya.

Dan karena hal itu juga, Kang Woo makin frustasi.

Tiba-tiba sebuah ide muncul dari otaknya.

Bagaimana jika nanti pagi bertanya pada teman-temannya di kantor serta kanekist-kanekist yang berkeliaran di sekitar kakaknya?

Suara dengkuran dari kamar sebelah menyahut keras, seakan menyetujui pemikiran Kang Woo.

.

.

.

"Kaneki ulang tahun?"

Joong Ki menggeplak Choon Byung yang berteriak heboh dengan koran di tangannya.

"Rame amat jadi orang," gerutu Joong Ki.

"Jadi ini alasan Komandan Do mengundang kami ke ruangan Tim Lapangan?" tanya Kwon Joo.

Kang Woo hanya mengangguk singkat.

"Berikan saja dia kawat model terbaru untuk kadonya. Dia kan hobi ngoleksi kawatnya," saran Joong Ki.

"Koleksi kawatnya sudah segudang," tolak Kang Woo.

"Belikan dia studio baru?" ucap Kwang Soo dengan wajah kalemnya.

"Kau mau patungan denganku? Aku 5%, kau bayar sisanya." Kang Woo mendelik ke arah rekannya itu. Kwang Soo hanya meringis tanpa dosa.

"Ajak dia memancing bersama?" usul Choon Byung.

"Aku dan dia nggak ada waktu. Dia sok sibuk."

Bukannya dia hobinya juga sok sibuk? batin keenam orang yang ada di ruangan itu sembari menatap Kang Woo speechless.

"Ajak dia makan malam bersama?" Eun Sooyang sejak awal terdiam, kini ikut memberikan usul.

"Mungkin bisa kupertimbangkan. Tapi akan sulit pesan ke restoran yang bagus."

"Belikan patung atau lukisan saja. Dia kan tertarik dengan seni." Kali ini Kwon Joo yang angkat bicara.

"Dia lebih tertarik dengan telingamu, Kang Center," balas Kang Woo sepelan mungkin.

Sedetik berikutnya, sebuah rubik melayang tepat di atas kepala Kang Woo.

"Kau pikir kupingku masih error?" tanya Kwon Joo dengan ekspresi sadisnya.

Moksori - voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang