Cokelat? COKELAT!? - random

195 26 13
                                    

Dimohon untuk tidak membaca judul di atas dengan nada seperti ikan di spongebob 😂😂😂

.

.

.

Mengingat hanya sedikit manusia berjenis kelamin wanita di Kepolisian, baik Kwon Joo maupun Eun Soo awalnya sedikit merasa kesulitan menyesuaikan diri. Karena polisi memang tidak terlalu memandang gender. Mungkin itu menjadi salah satu alasan mengapa mental polisi wanita lebih tahan banting seperti mereka berdua.

Tetapi, bukan berarti mereka tak boleh bersikap sedikit romantis, bukan?

.

.

.

"Bagaimana ini?"

Sejak bermenit-menit lalu, yang dilakukan Eun Soo hanya mondar-mandir di apartemennya. Di meja kerjanya, terdapat sebuah bingkisan kecil dengan hiasan pita di atasnya, lengkap dengan kertas kecil yang diselipkan di sana.

"Berikan atau tidak? Berikan atau tidak?"

Wanita yang telah berpakaian rapi itu terus saja meracau. Matanya sesekali menatap ragu ke arah bingkisan itu. Setelah melakukan hal itu berulang kali, Eun Soo beralih ke cermin besar yang ada di apartemennya itu.

"Oke, Park Eun Soo. Kau hanya harus meletakkannya di atas meja dia dan memasang poker face. Kau selalu pandai berwajah datar, Eun Soo-ya. Bersikap seperti biasanya, arraseo?"

Eun Soo berkata seperti itu pada bayangannya sendiri di cermin sembari menepuk pipinya sedikit--ralat, terlalu keras.

"Aw, sakit!"

Lain Eun Soo, lain pula dengan Kwon Joo.

Wanita yang menjabat sebagai Direktur Pusat Panggilan sekaligus Pemimpin Golden Time itu tengah menikmati kegiatannya, membungkus cokelat.

Sembari bersenandung ria, Kwon Joo menata cokelat-cokelat kecil buatannya semalam ke dalam kotak merah hati berukuran sedang. Ia juga menambahkan bunga ranunculus berukuran kecil sebagai hiasan.

"Baiklah!"

Kwon Joo berseru sambil menepuk tangannya saat puas melihat kotak yang telah ditutupnya dengan apik. Setelah beberapa saat mengagumi hasil karyanya, senyumnya yang sejak tadi menghias bibirnya kini mengerucut gundah.

"Lalu, kapan aku harus menyerahkannya? Dan bagaimana?"

Diacak-acaknya rambut sebahunya itu, tak peduli jika rambut kesayangannya itu seketika berantakan.

.

.

.

"Hyungnim, tumben sekali pagi-pagi bawa bunga."

"Entah kesambet apa, tiba-tiba pagi ini istriku memberikan bunga mawar begini saat membawakanku bekal. Jadi kubawa saja ke kantor, daripada kubuang, kan."

"Hoo, sepertinya romantis sekali. Memang sekarang hari apa, sih?"

Kang Woo yang sejak tadi menyibukkan diri dengan rubiknya, diam-diam ikut memerhatikan obrolan tiga rekan sesama anggota Golden Time itu. Ia pun melirik sekilas ke arah kalender yang berada di sisi meja kerjanya.

"Tanggal 14 Februari," sahut Kang Woo tanpa melihat tiga orang yang sedikit terkejut mendengar ucapannya.

"Kupikir Komandan Do tidak ikut menyimak." Choon Byung terkekeh kecil. "Tapi sekarang 14 Februari? Pantas saja."

"Wae?" tanya Kwang Soo.

"Sekarang hari Valentine, bujang lapuk," balas Choon Byung setengah mengejek.

Moksori - voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang