Sudah berhari-hari Seo Yul tak bisa tidur dengan tenang semenjak ia mendapatkan bingkisan cokelat untuk valentine. Sebagai seorang pria, tentu ia merasa harus membalas pemberian itu. Tetapi, apa yang harus ia berikan kepada rekan perempuannya itu?
Oh, Seo Yul tidak sebodoh itu untuk tak menyadari bahwa Eun Soo-lah yang memberikan cokelat itu. Bisa-bisa ia dipecat dari Tim Golden Time kalau tak bisa menyadari tatapan Eun Soo yang malu-malu menggemaskan itu.
"Apa yang harus diberikan pria saat White Day?" gumam Seo Yul sembari berselancar di dunia maya dengan ponsel kesayangannya.
"Cokelat? Tidak asik kalau balasannya sama. Makan malam bersama? Itu sih sudah terlalu sering. Perhiasan? Ey, polisi wanita jarang sekali pakai perhiasan."
Tangannya yang bergurat aneh itu mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. Seo Yul pun kembali mencari-cari. Tanpa sengaja, ia melihat berita selebritas yang memberikan truk kopi untuk sebuah drama.
"Coffe truck? Ide bagus. Toh, di kantor jarang ada yang semacam itu. Lumayan ada hal baru."
Setelah mendapat inspirasi, Seo Yul pun segera mencari harga sewa truk kopi semacam itu. Detik berikutnya, ia langsung tersedak oleh ludahnya sendiri.
"WOI, BISA BANGKRUT GUE ANJIR!"
.
.
.
"Komandan Do~ mau ikut beli kopi, nggak?"
Kang Woo hanya melirik sekilas ke arah sumber suara. Dapat dilihatnya trio detektif Golden Time yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Americano satu," balas Kang Woo dengan santainya.
Choon Byung hanya bisa memutar matanya bosan. "Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu lagi. Hayuk lah pergi."
Kang Woo acuh tak acuh akan rekan-rekannya itu. Ia kembali memandang secarik kertas berwarna pink yang sejak tadi ia pegang. Tak bosan-bosannya pria itu membaca isi surat tersebut, sampai-sampai ia hapal di luar kepala.
"Permisi."
Pria berwajah sedingin salju di kulkas ice cream itu hanya menatap datar Seo Yul yang mematung di ambang pintu.
"Eh, kemana para detektif?"
"Beli kopi," balas Kang Woo singkat. Seo Yul hanya mengangguk paham.
"Ah iya, ini dokumen yang Anda pinta kemarin."
Seo Yul menyerahkan sebuah map kuning pada Kang Woo. Tanpa sengaja, Seo Yul melihat secarik kertas pink yang tergeletak di atas meja.
"Komandan Do ceritanya kemarin dapat hadiah valentine, nih?"
Nyali Seo Yul auto menciut karena tepat setelah mengatakan hal itu, tatapan tajam nan maut Kang Woo langsung tertuju padanya. Tetapi, sebuah ide mendadak terlintas di otaknya yang cemerlang. Dengan setengah kurang ajar, ia membalas tatapan Kang Woo dengan mata berbinar-binar.
"Komandan Do nggak ingin membalas kiriman itu?"
.
.
.
Sejak tadi, Kang Woo memikirkan penawaran Seo Yul. Apa yang ditawarkan oleh pemuda itu sebetulnya cukup menarik minatnya. Sebuah hadiah yang unik, cocok dengannya yang tidak ingin sesuatu yang mainstream. Tetapi ada hal yang membuatnya harus berpikir beberapa kali.
Oke, soal harga dia tak begitu peduli. Toh sebagian besar gajinya sebagai detektif selama ini hanya tertimbun begitu saja tanpa tersentuh. Ia pun tak masalah jika seandainya dirinya yang harus membayar sewa truk kopi itu. Yang menjadi masalahnya hanya satu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moksori - voice
FanfictionTim Golden Time adalah sebuah tim khusus yang pertama kali berdiri di Kepolisian Wilayah Sungwun, dan semakin berkembang di Kepolisian Wilayah Poongsan dan Pulau Vimo. Dikenal sebagai tim yang selalu sukses dalam memecahkan kasus code zero dan berh...