porseni berjalan lancar mungkin hanya ares penghambatnya.sebagai ketua keamanan ares bertugas menjaga ketertiban selama porseni namun yang ada ares adalah biang keributan.
disetiap pertengkaran selalu ada ares yang ikut ikutan.aku hanya bisa pasrah bahkan adrian saja tak bisa berkata kata karena dia tau konsekuansi sebenernya jika melibatkan ares sebagai ketua keamanan.
aku duduk dibangku kantin menghindar dari panasnya matahari dan tentunya melepas lelah memarahi ares seharian.tenggorokan ku serak dan untungnya dengan sigap rita meletakkan segelas minuman dingin dihadapanku.
"thanks"
"yup,ares nggak sama lo?"
aku menatap malas kearah rita yang masih mencari ares"rit,diem.gue bosen seharian denger nama tu anak"
"kan lo pawang macannya"
"argh.dia itu ketua keamanan tapi biang kerusuhan"ucapku kesal mengingat kelakuan ares seharian ini
rita tertawa sambil menepuk nepuk bahuku"sabar mbak,orang sabar disayang ares"
tiba tiba saja seseorang duduk dihadapanku dan menyambar minuman dinginku dengan tak berdosanya.seketika mataku melotot menatapnya dan sang pelaku hanya tertawa.
arif menggeser minuman itu kembali kehadapanku setelah meminumnya hingga habis"galak banget mbak"
"minuman gue"ucapku menatap tak percaya gelas yang sudah kosong
"panas,gue abis tanding basket"
"gue gak peduli lo mau ngapain tapi ini minuman gue"
"minta dikit doang"
"doang pala lo"ucapku dan hampir saja aku memukul arif kalau rita tidak menahan tanganku.
"yaelah,yang abis disosor pacar mah gk butuh minum"ucap arif tertawa dengan santai
seketika rita langsung mendekat kearah arif"siapa yang disosor?"
"hah?ngomong apa sih rif"ucapku tak tau maksud ucapan arif
"benerkan,lo sama ares dilapangan belakang"
"ngapain gue kesana"ucapku dengan malas.aku menatap gelas ku yang masih kosong tak adakah yang ingin menggantinya
"pura pura gak tau.jelas jelas lo liat gue disana"
"dih,ngapain gue liatin lo"ucapku bergidik ngeri
"ehh,tapi kok lo nggak pake jepit rambut"ucap arif yang mulai teka teki
"sejak kapan gue punya jepit rambut"
arif mengingat ngingat sesuatu dan mulai heboh sendiri"tunggu tunggu,itu bukan lo?!"
"mata lo mulai budek kayanya"ucap rita yang mendapat anggukan dariku
"serius gue liat ares sama cewe disana lagi-"ucapan arif terpotong dengan datangnya ares yang membawa segelas minuman dingin dan meletakkannya dihadapanku.
"ngomong apa lo"ucap ares dan duduk disamping arif.
"res,lo tadi dilapangan belakangkan?"
"ngapain gue disana,gue sibuk ngurusin anak anak yang main basket"
aku menatap arif yang melongo tak percaya"rif,kayanya lo perlu ke dokter jiwa"
"tapi gue beneran liat ares sama cewe dilapangan belakang"
"mata lo berkabut kali kelamaan dilapangan"
"apa mungkin gue dehidrasi?"tanya arif yang masih tak percaya dan kami semua hanya mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares ✔
Romance[COMPLETED] "Ada lagi yang mau bertanya," ucapku. Aku sudah lelah bediri di depan kelas ini. "Satu lagi." Suara itu. Berat dan tenang. Tunggu bukankah itu suara si malaikat yang tadi bersamaku. "Ya?" "Menikahlah denganku." Itu bukan pertanyaan. Itu...