aku berjalan cepat menuju rumahku yang tak jauh lagi.suara langkah kaki menghentikanku.aku sudah menyadari kehadiran mereka sejak turun dari mobil ares.
aku berbalik dan benar saja sudah ada 2 orang berdiri menghadapku.
aku sudah tau jika hal ini akan terjadi tak lama lagi
"siapa targetnya"ucapku dingin.jika mereka mengincarku tidak mungkin hanya 2 orang.pasti bukan aku tapi orang lain
mereka berjalan mendekatiku. membuatku bersiaga namun tetap saja aku tau aku takkan berhasil dengan semua ini dress selutut,high heel,dan dilihat dengan mata kaki juga sudah tau bahwa mereka adalah seseorang yang profesional.
aku melepas high heel ku dengan cepat melemparkannya kearah mereka dan berlari kencang namun 2 orang kembali muncul dan menghalangiku bahkan menahan ku
aku berteriak "lepaskan!"
"diam"ucap salah satunya tepat di hadapanku
"napas lo bau sumpah"
"diam"
"lo yang berisik"
"diam"
aku merengut kesal karena sudah ditahan seperti ini "cih.megangnya gak usah kuat kuat modus aja lo"
sontak saja dua orang yang memegang kedua tangan ku sedikit longgar cengramannya.
tiba tiba muncul bayangan yang langsung menghajar 2 orang tadi.dari siluet nya tentu saja aku mengenalnya dia ares
aku berteriak ke arahnya untuk mengatakan aku baik baik saja.
"ARES!!"ares hanya tersenyum dan langsung menghajar kedua orang tadi
kedua orang tadi seperti tidak apa apa sehabis di hajar oleh ares.siapa pun yang mengirim mereka emang gila
salah satu dari yang menahanku melepaskan pegangangnya padaku dan bergabung bersama temannya.ares terlihat kesulitan bertarung melawan 3 orang yang pastinya tak sepadan dengannya
aku memberontak dengan kasar hingga pegangan orang itu pada tangan ku melonggar seketika aku melakukan tendangan berputar tepat mengenai kepalanya.membuatnya sedikit terdorong
kebelakang.bodo amat dengan dress ini lagian disini sedang gelap hanya sedikit cahaya lampu.
aku langsung berlari ke arah ares.ares hanya tersenyum begitu aku sudah disampingnya
"gimana?"tanyaku kepada ares
"64%"
"lets go"
"ok"orang yang tadi ku tendang ikut bergabung dan mengepung aku dan ares.
pertarungan dimulai kembali.ares maju terlebih dahulu dan langsung melawan 2 dari mereka.ares terlihat babak belur menerima pukulan mereka meski dia mencoba bertahan.
namun anehnya terjadi padaku.dua dari mereka sama sekali tidak menghajarku dan hanya menangkis semua seranganku.
"ARES!!"aku langsung berteriak saat ares sudah hampir terjatuh aku langsung menangkapnya.seketika mereka berhenti menyerang ares.
"jangan mendekat!maju 1 langkah gue pastiin lo semua masuk tanah"ucap ku dengan dingin
"tugas kami belum selesai"ucap salah satunya yang mengundang senyum sinis di bibirku
"kalian tau.ternyata kalian itu bodoh"ucapku aku.mereka terlihat bingung dengan maksudku.melihat celah nya aku langsung menarik ares yang langsung bangun dan lari dari mereka.
"percuma lo pro bela diri kalau masih kalah kejar kejaran sama anak SMA"teriak ku dari kejauhan yang disambut kekehan dari ares.terjadi lah adegan kejar kejaran antara kami.
aku menarik ares ke masuk ke sebuah halaman rumah kosong.aku dan ares terduduk di halaman itu sambil mengatur nafas yang tak beraturan.
"kaki lo berdarah"ucap ares yang seketika membuatku memperhatikan telapak kakiku yang penuh darah.aku lupa tadi aku lari tanpa alas bahkan high heelku sudah hilang entah kemana.
"biarin aja.lo gimana?"
"muka gue gak ganteng lagi"ucap ares dengan nada sedih namun malah mengundang pukulan dariku
"apaan sih lo?!"ucap ares kesal karena aku memukul memar di pipinya
hanya satu kata yang keluar dari mulutku"bodoh"
ares berlutut satu kaki membelakangi ku."ayo gue antar pulang"
"emang lo masih kuat?"tanyaku meragukan ares
"kuat"
"gue jalan aja"
"lo bego apa bodoh jalan dengan kaki berdarah gitu"ucap ares to the point dan langsung menggendongku di punggungnya.
aku hanya memasang wajah kesal"ya terserah lo"
tak terasa aku tertidur di gendongan ares selama perjalanan pulang.
***
sinar matahari masuk ke sela sela jendelaku membuatku sedikit meringis.aku bangun dan berada di kamarku dengan tangan yang terinfus.
aku langsung mencabut jarum infus itu dan berjalan keluar kamar meski kepalaku tiba tiba pusing.
aku masuk ke kamar eros dan tidak melihat eros disana.aku langsung beralih ke ruangan yang dipojok dan mulai mengotak atik komputernya
ada yang harus aku selesaikan.aku meretas cctv taman yang menunjukkan perkelahian tadi malam.meski aku tak sejago eros setidaknya aku tau hal hal dasar.
"ngapain lo?!"bentakan dibelakangku membuatku kaget dan disana ada asura dengan mata dinginnya
"masih pagi gue gak mau debat ama lo ka"
"lo harusnya istirahat"ucap asura yang seketika menarikku dari hadapan komputer
"tugas gue belum selesai"
"lo bisa nyuruh eros"
"enggak perlu gue bisa sendiri"
"VANECIA"aku terdiam sesaat mendengar suara keras asura.
aku tersenyum sinis kearahnya"ok.gue istirahat"ucapku dan berjalan menuju kamarku.pencarian berakhir tak perlu melanjutkannya lagi.
aku hanya berguling guling di atas kasur tanpa tau hal yang harus dilakukan.aku meraih ponselku dan mencoba menelpon ares menanyakan kabarnya
namun sayang panggilan tak terjawab,pesan tak terkirim,bahkan arif tidak tau kemana hilangnya ares.
aku mencoba menghubungi eros .mungkin dia bisa melacak kemana hilangnya ares.panggilan pun tak terjawab
"ARGH!!PADA KEMANA SIH?!"
aku baru saja membuka pintu dan sudah dihalangi oleh seorang tiang hitam
"maaf,nona cia dilarang untuk keluar kamar selama istirahat"
"minggir"ucapku mencoba menerobos namun aku yang terdorong kebelakang.aku yang lemah apa mereka yang terlalu kuat?
"maaf nona,ini perintah tuan asura"
"lo mau bunuh gue hah?!"
"anda tidak akan mati hanya karena tidak boleh keluar"
"gue bisa bunuh diri"
"kata tuan asura ,silahkan coba saja atau mau dibantu?"
"gue bisa sendiri"ucapku sambil membanting pintu dengan kasar.biarkan saja pintu itu rusak aku tidak peduli...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares ✔
Romance[COMPLETED] "Ada lagi yang mau bertanya," ucapku. Aku sudah lelah bediri di depan kelas ini. "Satu lagi." Suara itu. Berat dan tenang. Tunggu bukankah itu suara si malaikat yang tadi bersamaku. "Ya?" "Menikahlah denganku." Itu bukan pertanyaan. Itu...