28

408 60 40
                                    

Hai!
.
.
.
.


"Gw udah pesenin tiket ke Kanada Buat lu. Jadi lu bakal berangkat dua hari lagi. Gak bisa ditolak. Karena lu udah bilang iya kemarin." Kata seseorang itu pada temannya melalui telefon.

"I-iya, tapi bisa dimundurkan dulu gak?." Tanya sang teman pada seseorang tersebut.

"Gak bisa. Lu gak bisa mundurin tiket yang udah gw booking. Pokoknya lu harus berangkat dua hari nanti. Gw gak mau tau. Lu pikir Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Kanada Murah?. Mehong tau gak." Kata seseorang itu protes.

"Ishh, gw masih bingung. Gw kasian sama dia. Nanti kalo dia kenapa-napa gimana njing?." Tanya sang teman sedikit kesal pada seseorang ini.

"Itu kan urusan lo. Siapa suruh Lo khilaf waktu itu. Dan intinya lu harus siapin semua barang-barang lo buat pergi dari Indo, waktu penerbangan lu bakalan malam supaya nyampe disini siang atau sore. Selebihnya gw bakalan kasih info tentang keberangkatan Lo di chat." Kata Seseorang tersebut.

"Ya iya. Gw bakalan siapin barang-barang gw. Tapi Please gw boleh pamit ke dia gak?." Kata Sang teman pada seseorang tersebut.

"Lo gak usah pamit kalo Lo mau liat dia tersiksa terus menderita. Tapi kalo Lo pamit, mungkin dia sedikit bisa menerima, walaupun dia bakalan nolak. But semua tergantung Lo aja." Jawab seseorang tersebut santai.

"Gw ragu njing, takut nanti dia bisa depresi." Kata sang teman. Jujur dia seperti orang yang terombang-ambing di laut sekarang.

"Serah Lo. Oke gw mau siapin pekerjaan gw dulu. Oh ya gw udah kirim pesawat apa yang bakalan Lo tumpangi nantinya. Bye." Kata seseorang tersebut lalu memutuskan saluran teleponnya dengan sang teman.

"Ih anjing lu. Gw harus gimana bangsat. Kalo gw tinggal kasian dia, tapi kalo gw gak pergi, gw mau kerja apa njing, gimana gw mau Menuhin semua kebutuhan dia?." Kata sang teman frustasi. Dia mengacak rambutnya kesal.

"Gw ada rencana!. Pokoknya kalo rencana ini bener-bener berhasil. Oke fix gw orang yang bisa berpikir diluar nalar." Kata sang teman bermonolog.

"Gw bakalan pamit dulu. Setidaknya lebih baik kasih kabar daripada gak sama sekali." Kata sang teman lalu menuju ke sepeda motornya.
































"Bu Jasmine, beli telurnya lima buk." Panggil Mashiho. Kini dirinya telah berada di warung bu Jasmine.

"Eh Mashiho, mau beli apa dek?" Tanya Bu Jasmine ramah seraya tersenyum kearah Mashiho.

"Telur Bi Lima biji." Jawab Mashiho sembari membalas senyuman tersebut.

"Oh, bentar ya." Kata Bu Jasmine pada Mashiho. Mashiho pun hanya duduk-duduk di kursi sembari menunggu.

"Hai." Panggil seseorang pada Mashiho. Mashiho pun menoleh dan sedikit terkejut tak percaya.

"Yujin? Ngapain kamu disini? Tumben." Kata Mashiho tak percaya pasalnya setelah chapter sembilan belas Mashiho tak bertemu Yujin lagi.

"Jalan-jalan bentar yuk Kak, soalnya ada yang mau aku omongin." Kata Yujin sembari tersenyum kepada Mashiho.

Mashiho hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia pun kembali terfokus pada lamunannya.

"Kak, aku mau nanya, Gimana hubungan kakak sama kak Junkyu baik-baik aja kan?." Tanya Yujin. Sejujurnya Pertanyaan itu membuat Mashiho bingung harus menjawab apa. Pasalnya hubungan Mashiho dan Junkyu seperti terombang-ambing di lautan.

☯𝗪𝗵𝘆 𝗠𝗲? ❙ 𝗠𝗔𝗦𝗛𝗜𝗞𝗬𝗨 ❙ [𝗘𝗡𝗗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang