Keyla menatap ke arah kaca. Banyak orang berlalu lalang, entah berjalan sendiri atau bersama temannya. Tidak sedikit yang bergandengan tangan dan bercanda dengan pasangannya.
Ada rasa iri yang muncul di hati Keyla, tapi Keyla juga sadar jika berhubungan dengan status apapun tidak selalu senang. Pasti ada suka dukanya baik hubungan keluarga, teman, atau bahkan suami istri. Hanya saja terkadang orang-orang cuma bisa melihat bahagianya saja tanpa tahu saat-saat sedihnya.
Sampai sekarang Keyla masih enggan memulai suatu hubungan lebih dari teman dengan lawan jenis. Padahal banyak yang mencoba mendekatinya mulai dari saat dia masih kuliah sampai sekarang. Pemikirannya tentang “punya pasangan = menambah masalah” itu sampai sekarang belum berubah.
Keyla berpikir jika masalahnya akan bertambah saat dia mempunyai kekasih. Oleh karena itu Keyla lebih memilih mencari jalan aman dengan cara single agar dia tidak perlu memikirkan masalah percintaan juga. Sudah dipusingkan dengan masalah pekerjaan dan masalah keluarga, Keyla tidak ingin bertambah pusing dengan masalah percintaan.
Keinginannya untuk menjadi single lebih lama lagi sekarang terancam setelah mamanya mencoba menjodohkannya dengan seorang dokter bedah. Tentu Keyla terkejut dengan keputusan mamanya yang tiba-tiba. Tanpa sepengetahuannya mamanya itu sudah memberikan nomornya pada dokter bedah yang katanya anak dari teman mamanya.
Sekarang Keyla pusing. Walaupun fotonya terlihat tampan, tapi entah kenapa Keyla tidak tertarik sama sekali.
Ketampanan seorang laki-laki memang tidak berhasil mempengaruhi Keyla. Itu bisa dibuktikan dengan penolakannya untuk didekatkan dengan Satria yang notabenenya salah satu most wanted sekolah.
Keyla sadar dirinya sudah cukup tua untuk menjadi seorang jomblo, tapi mau bagaimana lagi jika sampai sekarang jodohnya belum datang. Jangan sampai jodohnya sudah diuji coba perempuan lain.
Helaan nafas panjang lolos dari bibir Keyla. Dia menghempaskan dirinya ke kursi. Matanya masih memperhatikan aktivitas di luar ruangan yang terlihat lebih menarik. Tidak salah dia memilih tempat di samping kaca.
Keyla mengalihkan pandangan dari kaca saat bos coffee shop tempatnya memikirkan masalah itu datang dengan membawa pesanannya.
“Lo kenapa, sih, kayak banyak masalah gitu?” tanya Senja sembari meletakan pesanan Keyla ke atas meja.
“Emang,” balas Keyla singkat. Wajahnya lesuh seperti orang tidak punya semangat hidup.
“Nonton kontennya Vano aja! Katanya bisa bikin orang lupa sama masalahnya.” Senja tertawa keras tanpa peduli jika Keyla sedang melotot di depannya.
Keyla mendengus sebal. “Yang ada malah gue muak lihat mukanya.”
Mengabaikan Senja yang masih tertawa, Keyla lebih memilih meminum kopinya berharap kafein bisa sedikit membuatnya tenang. Tatapannya beralih pada chocolate cake yang tersaji di sebelah kopi. Keyla memang memesannya, tapi dia merasa ada yang aneh dengan cake itu.
Untuk membuktikan kecurigaannya Keyla memakan cake itu sedikit. Benar saja rasa cake-nya familiar di lidah Keyla.
“Ini rasa cake-nya kok mirip sama cake dari tokonya si Vano?” Keyla menatap Senja curiga.
Senja tertawa lagi. Maklum saja semenjak menikah dengan Fajar dia semakin receh. Setiap hari mengeluh sakit perut karena candaan yang dilontarkan Fajar.
“Gue pinjam chef-nya si Vano. Chef yang biasa buat cake di coffee shop ini lagi cuti,” jelas Senja.
Keyla tercengang mendengarnya. Dia kira hanya barang saja yang bisa dipinjamkan, ternyata chef juga bisa dipinjamkan sekarang.
“Eh by the way, kok lo hafal banget, sih, sama rasa cake dari toko Ban-Ban?” Senja menatap Keyla jahil.
Ditatap seperti itu membuat Keyla menjadi salah tingkah. Bola matanya bergerak-gerak mencari alasan.
“Karena gue sering dapat bonus cake itu kalau beli roti Ban-Ban,” jelas Keyla apa adanya. Memang begitulah yang sebenarnya. Dia selalu mendapat bonus chocolate cake setiap membeli roti Ban-Ban. Padahal Keyla hanya membeli satu kotak saja, tapi sudah mendapat bonus.
Senja menahan tawanya. “Asal lo tahu, sebenarnya gak ada tuh beli Ban-Ban dapat bonus cake. Itu cuma khusus buat lo aja. Selama ini gue beli gak pernah dapat bonus. Apalagi yang jual si Vano, dia kan masih satu komunitas sama Tuan Krab.”
“Masa?”
Senja mengangguk lalu meminum minumannya. Menggibahi Vano membuat tenggorokannya cepat kering.
Diam-diam Keyla tersenyum tipis. Dia masih tidak menyangka Vano kupret bisa se-manis itu. Laki-laki itu rela menanggalkan sifat pelitnya hanya demi mendekati Keyla. Memikirkannya membuat Keyla merasa tersanjung sekaligus geli. Dia masih belum terbiasa menerima perlakuan manis Vano.
“Terus, lo kenapa sampai kayak gitu?” tanya Senja penasaran.
“Nyokap mau jodohin gue sama anak temannya,” jawab Keyla lesuh. Dia kembali menghempaskan punggungnya ke kursi dan menatap Senja memelas.
Senja terkejut sampai memajukan wajahnya menatap Keyla dengan matanya yang membesar.
“Serius masih ada acara jodoh-jodohan kayak gitu?”
Keyla mengedikkan bahu. “Nyokap bilangnya, sih, biar kenal aja, tapi gue yakin ada maksud lain. Apalagi gue disuruh ketemuan sama dia.”
“Makanya, buruan cari cowok biar lo gak sampai dijodoh-jodohin kayak gini. Mama lo sampai kayak gitu karena lo belum punya cowok. Kalau lo udah punya cowok pasti mama lo ngerti dan nerima siapapun calon lo.”
“Terus, gue harus gimana sekarang? Gue gak mau ketemu sama dia.” Keyla merengek meminta solusi.
“Ya jalan satu-satunya lo harus nyari cowok!”
“Dipikir nyari cowok gampang!”
“Kan ada Vano.” Senja tersenyum jahil. Dia akan meminta Ban-Ban gratis pada Vano jika usahanya kali ini berhasil.
“Dih! Gue gak mau sama cowok gak waras,” balas Keyla dengan bergidik geli.
“Emang lo pikir Fajar waras? Dia juga gak ada bedanya sama Vano, tapi gue mau nikah sama dia karena gue yakin dia bisa berubah setelah jadi kepala rumah tangga. Lagian, sama cowok kayak gitu tuh asik. Hidup lo gak bakal ngebosenin. Lo bisa jadi istri, sahabat, atau musuh tergantung situasi,” jelas Senja.
“Tapi, Vano lebih parah dari Fajar.”
“Coba deh lo kasih kesempatan ke dia. Lo terima apapun yang dia kasih termasuk perhatian-perhatian dia selama dua minggu. Kalau hasilnya lo tetap gak bisa nerima dia berarti lo emang gak suka sama dia.”
“Gue dari dulu juga gak suka kali sama dia!” Keyla menatap Senja kesal. Ucapan Senja seolah menyiratkan jika ada kemungkinan Keyla menyukai Vano.
“Gue gak percaya sebelum lo nyoba. Ini kesempatan lo buat lolos dari perjodohan berkedok perkenalan yang nyokap lo buat. Kalau mama lo tahu lo udah punya teman dekat pasti mama lo berhenti ngenalin lo ke anak-anak temannya.”
“Tapi--”
“Cuma dua minggu, Key. Mending sama Vano kan yang udah lo tahu aib-aibnya dari pada sama orang baru yang belum tentu nampilin wajah aslinya di pertemuan pertama.”
Keyla menghela nafas lalu mengangguk. “Bakal gue coba.”
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVANO [TERBIT]
Romance( TERSEDIA DI GRAMEDIA ) *Spin Off Antara Fajar Dan Senja "Nggak dapat adiknya, kakaknya juga boleh." Seperti itulah yang terjadi pada Revano Ardianto, sang Youtuber terkenal. Cinta masa remajanya yang bertepuk sebelah tangan pada Keysha membuatnya...