Mobil Vano yang dikendarai oleh Ardian memasuki wilayah parkir sebuah tempat pencucian mobil. Dia baru saja selesai syuting untuk konten youtube-nya dan berencana mencuci mobilnya di car wash milik Gerald.
Sudah lama mobil Vano tidak mandi karena pemiliknya memang sedang sibuk akhir-akhir ini. Mungkin sekitar satu bulan yang lalu terakhir kali dia membawa mobilnya ke car wash milik Gerald. Vano juga lebih sering memakai motornya dari pada mobilnya.
Motor Vano juga ikut serta ingin dimandikan. Motor itu sekarang sedang dikendarai oleh Davian, sang editor. Dia salah satu anggota Black Eagle yang bekerja pada Vano.
Karena tempat pencucian motor dan mobilnya berbeda tempat meskipun masih di bawah kekuasaan Gerald, jadi Davian tidak bersama Vano dan Ardian sekarang.
Vano keluar dari mobil dengan wajah cerianya seperti manusia tanpa masalah dan dosa. Dia menjabat tangan dan memeluk anggota Black Eagle yang juga menjadi karyawan di car wash Gerald. Ardian dengan setia mengikuti di belakangnya.
Baik di bengkel milik Fajar maupun di tempat pencucian kendaraan milik Gerald sama-sama mengutamakan anggota Black Eagle untuk menjadi karyawan sebelum merekrut orang lain. Alasannya karena mereka ingin sukses bersama-sama. Jangan sampai ada yang menjadi pengangguran di antara mereka.
Hanya toko roti milik Vano saja yang tidak mungkin merekrut anggota Black Eagle untuk menjadi karyawannya jika tidak ingin toko roti itu gulung tikar.
Vano lebih memilih menempatkan teman-teman sesama gengnya untuk membantunya mengembangkan channel youtube-nya dari pada membiarkan mereka merusak usaha toko rotinya dengan menjadikan mereka karyawan. Bisa dipastikan banyak roti yang akan hijrah ke dalam perut tanpa ada pembayaran jika mereka yang menjadi karyawannya.
“Gerald mana?” tanya Vano pada Rizal, salah satu karyawan Gerald.
“Ada di ruangannya. Ada Fajar juga di sana,” jawab Rizal membuat mata Vano berbinar dengan tersenyum lebar. Saking sibuknya dia sampai tidak tahu jika Fajar sudah pulang dari acara bulan madunya.
Tanpa menunggu waktu lama, Vano pergi menemui abang-abangnya. Ardian juga ikut serta karena tidak ada yang bisa dia ajak ngobrol. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Jika Gerald tahu Ardian mengajak karyawannya bergibah bisa-bisa habis dirinya di tangan Gerald.
Vano membuka pintu ruangan Gerald dengan cukup keras sampai membuat Fajar dan Gerald yang sedang mengobrol berjingkat kaget. Mereka menatap Vano tajam, sedangkan yang ditatap malah cengengesan tanpa merasa bersalah sama sekali.
“Assalamualaikum, Kisanak,” salam Vano lalu berjalan mendekat.
“Walaikumsalam,” jawab Fajar dan Gerald bersamaan.
Vano mengambil duduk di samping Fajar, sedangkan Ardian lebih memilih duduk di single sofa.
Tatapan Vano yang berbinar layaknya kucing saat melihat ikan asin dan senyum cengengesannya itu membuat Fajar merasa tidak enak. Apalagi jelas sekali jika tatapan Vano itu tertuju padanya. Pasti ada hal aneh yang akan laki-laki itu lakukan.
“Kenapa lo lihatin gue kayak gitu?” tanya Fajar dengan bergidik ngeri. Jangan sampai karena terlalu lama menjomblo sekarang Vano suka sesama batang.
“Lo gak lupa sama oleh-oleh pesanan gue kan?”
Kening Fajar berkerut tidak mengerti. “Oleh-oleh apa? Perasaan lo gak pesan apa-apa.”
“Gue kan pesan debay cemul yang cantik, imut, ngegemesin. Siapa tahu gue nanti bisa jadi menantu lo,” ucap Vano santai seolah tidak ada yang salah dari kata-katanya.
“Lo gila, Van?” sahut Gerald ikut emosi. Bisa-bisanya Vano berpikiran ingin menjadi menantu Fajar. Anak Fajar saja mungkin sekarang masih berupa zigot.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVANO [TERBIT]
Romance( TERSEDIA DI GRAMEDIA ) *Spin Off Antara Fajar Dan Senja "Nggak dapat adiknya, kakaknya juga boleh." Seperti itulah yang terjadi pada Revano Ardianto, sang Youtuber terkenal. Cinta masa remajanya yang bertepuk sebelah tangan pada Keysha membuatnya...