KEVANO - 49

33.8K 9.5K 7.8K
                                    

Vano menggandeng tangan Keysha keluar pesawat. Sedari berangkat sampai tiba di Bali mereka terus menunjukkan kemesraan membuat Ardian jengah sendiri melihatnya.

Sebagai jomblo sekaligus kameramen yang merangkap menjadi asisten, Ardian prihatin dengan nasibnya sendiri. Sudah disuruh membawa koper, membawa kamera, sekarang dia harus dihadapkan juga dengan adegan yang sangat tidak cocok ditonton oleh kaum jomblo karena bisa mengakibatkan jiwa jomblo meronta-ronta.

Dari luar Ardian memang terlihat sabar, tapi sebenarnya dia terus mengumpati Vano dalam hati. Mentang-mentang punya pasangan, Bos Ban-Ban itu terus saja membuat Ardian iri dengan pamer kemesraan di depannya. Dan yang lebih malangnya lagi di sini hanya Ardian yang tidak punya pasangan.

Seharusnya papa Keyla itu menyiapkan pasangan juga untuk Ardian sebelum dia mengajak Ardian liburan bersama keluarganya. Jika seperti ini kan Ardian sama saja tidak bahagia walaupun dia sedang liburan. Lebih baik di rumah saja dengan Davian dari pada ikut Vano liburan yang berujung hanya menjadi kacung.

“Yan, kameranya nggak ketinggalan kan?” tanya Vano memastikan karena kamera yang sedang dia bawa termasuk kamera mahal.

“Nggak,” balas Ardian malas.

Bagaimana Ardian tidak bete jika di depannya sekarang ada Vano dan Keysha yang sedang bergandengan tangan, sedangkan di sisi kirinya ada Bakti dan Yulia yang sedang bercanda, belum lagi di sisi kanannya ada Keyla dan seorang cowok yang kata Vano bernama Gulali sedang tidak melakukan apa-apa. Mereka terlihat saling diam sedari tadi. Bahkan mereka tidak saling mengobrol ataupun bergandengan tangan. Tidak seperti Vano yang katanya menyukai Keyla, tapi masih bisa bermesraan dengan Keysha di depan Keyla. Walaupun Ardian juga tahu Vano bersikap manis pada Keysha hanya untuk menghormatinya sebagai tunangan saja, bukan karena Vano menyukainya.

“Awas aja kalau kamera gue hilang, lo nggak gue gaji setengah tahun,” ancam Vano dengan melempar tatapan peringatan.

“Ya Allah gini amat nasib hamba.”

Keysha terkekeh melihat wajah merana Ardian.

“Jangan ketawa, Sha! Kalau lo jadi bini Vano, lo bakal ngerasain apa yang gue rasain selama ini.”

Bukannya berhenti, tawa Keysha malah semakin keras.

“Emang kamu juga bakal kayak gitu kalau sama aku?” tanya Keysha dengan mendongak, menatap Vano.

“Nggak lha. Aku kayak gitu cuma sama Ardian aja sebenarnya.” Vano mengacak rambut Keysha gemas. Keysha terlihat imut saat menatapnya seperti itu.

Interaksi manis antara Vano dan Keysha itu tertangkap mata tajam Keyla yang sedari tadi memang memperhatikan mereka. Dadanya terasa sesak. Ada rasa tidak terima yang muncul dalam dirinya saat melihat Vano melakukan hal itu pada Keysha.

Baru beberapa hari yang lalu laki-laki itu membuat Keyla baper, sekarang saat Keyla sudah mulai bisa menerima dan terbiasa dengan kehadirannya laki-laki itu malah pindah haluan ke Keysha. Rasanya Keyla sangat kesal dengannya. Bisa-bisanya laki-laki itu membuat Keyla sakit hati dan uring-uringan tidak jelas seperti ini.

“Ayo mobilnya udah datang!” ajak Bakti saat melihat mobil yang akan mengantarkan rombongannya menuju villa sudah terlihat.

Mobil berupa mini bus itu terlihat berhenti di parkiran yang berada tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Bakti dan rombongan langsung menghampirinya dengan membawa barang-barangnya.

Setelah membantu memasukkan barang ke dalam bagasi, Vano masuk ke dalam mini bus. Dia mengambil duduk di sebelah Keysha, sedangkan Keyla dan Galih duduk tepat di kursi belakang mereka.

Selama perjalanan menuju villa, Keysha terus bertingkah manja. Dia menyenderkan kepalanya ke bahu Vano. Vano pun memakluminya. Mungkin itu salah satu efek kehamilannya.

Melihat pemandangan seperti itu di depannya membuat Keyla merasakan nyeri di hatinya. Dia meremas jaket yang berada di pangkuannya dengan menatap Vano dan Keysha kesal.

Sampai sekarang Keyla masih merutuki perbuatan Vano. Katanya Vano menyukainya, tapi laki-laki itu malah melamar Keysha. Padahal Keyla sudah membuka hatinya untuk laki-laki itu.

Keyla sadar dirinya egois karena cemburu pada adiknya yang saat ini lebih membutuhkan sosok laki-laki dalam hidupnya. Namun, Keyla juga tidak bisa munafik dengan berpura-pura baik-baik saja di saat hatinya sedang hancur.

Entah kenapa perasaannya pada Vano harus muncul di saat seperti ini. Sebelumnya memang Keyla memberi kesempatan untuk Vano mendekatinya agar dia bisa terhindar dari Galih, tapi semakin ke sini Keyla sadar jika dirinya memang sudah memberikan tempat khusus untuk Vano di hatinya.

Keyla sangat berterima kasih pada Vano karena sudah menyelamatkan keluarganya dari rasa malu akibat perbuatan Arnold, tapi rasanya Keyla juga tidak rela melihat Vano melamar adiknya di saat laki-laki itu baru saja mengungkapkan perasaannya pada Keyla.

Keyla tidak tahu bagaimana perasaan Vano sebenarnya ke Keysha. Entah laki-laki itu melamar Keysha hanya untuk menyelamatkan Keysha dari rasa malu atau memang karena masih menyukai Keysha. Melihat sikapnya yang selalu manis pada setiap perempuan membuat Keyla sulit menebak perasaan Vano yang sebenarnya. Laki-laki itu memang pantas disebut kadal. Dia suka sekali mempermainkan perasaan wanita tanpa dia sadari.

Vano mungkin berpikir sikap manisnya pada setiap perempuan itu hal wajar dan hanya sebagai bentuk keramahan saja, tapi tidak semua perempuan mengartikan begitu. Ada yang baper karena mengira Vano bersikap manis karena dia menyukai mereka. Namun, Keyla tidak termasuk ke dalam golongan perempuan itu. Dia baper dengan Vano karena Vano memang mengungkapkan perasaannya padanya. Bahkan laki-laki itu berani mengajak Keyla menikah dengan entengnya, sesuatu yang tidak Vano lakukan pada perempuan lain. Setidaknya sebelum kejadian beberapa hari yang lalu, yang membuat Vano terpaksa melamar Keysha secara mendadak.

“Key, kita udah sampai.”

Suara Galih membuat Keyla mengalihkan pandangannya dari kaca mobil. Dia menatap Galih bingung karena dia tadi tidak mendengar ucapan Galih.

“Kita udah sampai. Kamu nggak mau turun?”

Keyla langsung memperhatikan sekeliling. Bisa dia lihat villa yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama tiga hari ke depan hanya berjarak beberapa langkah saja dari posisi bus mini yang sedang dia naiki sekarang.

Menyadari bus mini sudah berhenti membuat Keyla merutuki dirinya sendiri yang terlalu hanyut dengan pikirannya sampai tidak menyadari jika mereka sekarang sudah sampai villa. Selama perjalanan tadi Keyla hanya melamun saja dan Galih menyadari itu. Dia tadi sudah mencoba mengajak Keyla berbicara, tapi Keyla malah tidak meresponnya. Saat Galih perhatikan, ternyata Keyla sedang melamun dengan menatap jendela.

Keyla segera keluar dari bus mini yang diikuti oleh Galih di belakangnya. Langkahnya seketika berhenti saat melihat Vano merangkul bahu Keysha memasuki villa. Raut bahagia yang terpancar di wajah Keysha membuat Keyla sadar jika tidak seharusnya dia masih mengharapkan Vano. Sepertinya mereka berdua memang mempunyai perasaan yang sama.

“Dasar kadal! Kalau ujung-ujungnya lo sama adik gue, kenapa lo harus bikin gue nyaman sama lo, sih? Karena kelakuan lo, gue sekarang jadi bisa ngerasain kehilangan sesuatu yang belum jadi milik gue. Miris banget tahu gak, hidup gue gara-gara lo!” dumel Keyla kesal.

“Kamu ngomong sama siapa, Key?” Galih celingukan mencari sosok yang menjadi teman ngobrol Keyla.

“Sama kadal!”

🌻🌻🌻

KEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang