Kaki Ardian melangkah di atas pasir putih yang terasa basah setelah diterpa ombak. Dia sedang menikmati dinginnya malam dan hembusan angin kencang di tepi pantai. Cahaya temaram dari bulan dan kerlipan bintang serta lampu restoran membuat suasana pantai terasa indah dan damai. Hanya suara deburan ombak saja yang terdengar karena tanpa sadar kaki Ardian sudah melangkah menjauhi keramaian.
Ombak-ombak kecil beberapa kali menyapa kakinya. Ardian juga merasa kakinya sakit saat tidak sengaja menginjak batu-batu kecil dengan permukaan kasar. Entah akan berhenti di mana langkah kakinya. Yang pasti Ardian ingin menikmati pantai. Sudah lama dia tidak mengunjungi tempat indah itu.
Ardian lebih memilih berjalan-jalan sendiri tanpa mengajak Vano karena Vano hanya akan merusak momen saja. Ada saja kelakuan manusia kampret itu yang membuat Ardian tidak bisa menikmati suasana dengan khidmat.
Ardian sadar langkahnya sudah terlalu jauh, tapi dia tidak berniat kembali. Di tempat sepi itu dia bisa menikmati keindahan pantai dengan leluasa tanpa pengganggu.
Dahi Ardian berkerut dengan mata menyipit saat melihat seorang perempuan sedang duduk sendirian di ayunan yang berada di tepi pantai. Di lihat dari dress yang sedang dia pakai dan wajahnya yang hanya terlihat dari samping, Ardian bisa menyimpulkan jika itu Keysha. Entah apa yang perempuan itu lakukan di sana sendirian.
Ardian memutuskan untuk menghampirinya. Keysha yang terlihat sedang melamun membuat Ardian takut perempuan itu kesambet setan pantai.
"Sha, lo ngapain di sini sendirian?" Ardian mendudukkan dirinya di ayunan sebelah Keysha.
Keysha menoleh. Dia tidak menyangka Ardian akan menemukannya karena seingatnya Keysha sudah melangkah cukup jauh dari restoran tempat mereka makan malam.
"Nggak ngapa-ngapain, Kak. Cuma pengin nenangin diri aja." Keysha tersenyum tipis lalu kembali menatap air yang sedang bergelombang.
"Nenangin diri, sih, boleh aja. Tapi, ya jangan sampai melamun juga. Nanti kalau lo kesambet gimana? Kasihan Vano baru aja punya cewek, masa harus jomblo lagi."
Keysha terkekeh menanggapi ucapan Ardian. Yang sedang Keysha pikirkan sampai melamun seperti itu memang Vano. Dia memikirkan hubungannya dengan Vano. Ada rasa bersalah di hati Keysha saat mengingat yang menghamilinya bukan Vano, tapi Vano yang harus bertanggung jawab.
Sebenarnya Keysha tidak ingin ini terjadi. Dia tidak mau merebut kebahagiaan Vano. Walaupun Vano sudah bersedia menikahi Keysha, tapi Keysha rasanya belum tenang. Dia tidak ingin Vano mengorbankan kebahagiaannya untuknya.
Keysha tidak ingin egois dan dihantui rasa bersalah karena menumbalkan seseorang yang tidak bersalah hanya untuk kebahagiaannya. Namun, di sisi lain dia juga membutuhkan seorang laki-laki yang bersedia menjadi ayah dari anak yang sedang dia kandung. Keysha tidak sekuat itu untuk membesarkan anaknya seorang diri. Apalagi papanya yang tidak ingin melihat cucunya lahir tanpa seorang ayah membuat Keysha sangat membutuhkan sosok laki-laki di sampingnya sekarang ini.
Sekarang yang Keysha pikirkan hanya kandungannya saja. Dia tidak lagi mementingkan rasa cinta karena hatinya sekarang sudah mati rasa karena Arnold. Namun, Keysha akan mencoba membuka hatinya untuk siapapun yang bersedia menjadi ayah dari anak yang sedang dia kandung.
Di dalam hati Keysha, dia ingin membangun keluarga yang harmonis dan langgeng sampai maut memisahkan. Namun, itu sekarang hanya sebuah harapan saja, dan mungkin tidak akan terealisasikan. Keysha juga sadar Vano melamarnya karena ingin menyelamatkannya saja, bukan karena keinginan hatinya. Memang siapa juga yang mau melamar perempuan hamil anak laki-laki lain?
Hal itu yang membuat Keysha kepikiran. Dia takut hubungan yang mereka bangun gagal di tengah jalan karena keterpaksaan Vano dalam menjalani hubungan itu. Semua harus diawali dari hati, sedangkan baik Keysha maupun Vano melakukannya karena sesuatu yang mendesak.
"Kak..." panggil Keysha lirih dengan menoleh pada Ardian.
Ardian yang sedang memperhatikan gemerlap bintang di langit pun menoleh dengan tatapan bertanya.
"Kenapa?"
"Aku boleh tanya sesuatu?"
"Boleh. Asal jangan tanya kapan nikah ya. Gue belum tahu jawabannya soalnya," canda Ardian dengan tertawa.
Keysha ikut tertawa. Pantas saja Vano dan Ardian bisa menjadi sahabat dekat. Ternyata mereka memang sama. Sifatnya tidak jauh berbeda.
"Jadi, mau tanya apa?" tanya Ardian setelah menghentikan tawanya.
"Sebelum melamar aku, apa ada cewek yang lagi disukai Kak Vano?"
Ardian terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang jika Vano menyukai Keyla. Bisa-bisa terjadi perpecahan antar saudara.
"Kenapa lo tanya gitu?"
Keysha menghela nafas. "Aku cuma takut jadi perusak kebahagiaannya Kak Vano. Aku takut karena aku, Kak Vano jadi nggak bisa bersama perempuan idamannya."
Ardian menatap Keysha lama tanpa mengucapkan apapun. Dia tidak menyangka Keysha masih memikirkan perasaan Vano. Ardian kira setelah ada yang mau menjadi ayah dari anaknya, Keysha akan bahagia dan tidak peduli lagi pada yang lainnya. Ternyata dugaan Ardian tentang Keysha salah. Perempuan itu mempunyai hati yang baik. Dia takut jika apa yang dilakukannya itu melukai hati orang lain. Keysha bahkan masih sempat memikirkan kebahagiaan Vano di saat dirinya saja sedang tidak bahagia.
"Nggak usah dipikirin. Vano itu gampang suka sama cewek. Sebelumnya emang ada cewek yang lagi ditaksir Vano, tapi bentar lagi juga perasaan Vano berubah jadi suka sama lo sepenuhnya. Tenang aja Vano nggak akan ngecewain lo." Ardian tersenyum menenangkan agar Keysha tidak khawatir. Benar kata Vano, Keysha terlalu baik untuk menerima perlakuan jahat seperti yang dilakukan Arnold.
Awalnya Ardian tidak mendukung Vano dengan Keysha, tapi setelah melihat Keysha seperti ini Ardian jadi iba. Dia akan mendukung jika niat Vano memang ingin membahagiakan Keysha.
"Tapi Kak, aku ngerasa jahat banget kalau Kak Vano sampai ngorbanin perasaannya demi tanggung jawab ke aku padahal bukan Kak Vano yang bikin aku kayak gini." Keysha menunduk merasa bersalah. Tanpa bisa dia cegah air matanya menetes membasahi pipinya.
Ardian menepuk bahu Keysha pelan mencoba menenangkannya. Dia bisa mengerti perasaan Keysha. Di satu sisi Keysha membutuhkan seorang laki-laki yang bisa menjadi ayah dari bayinya, tapi di sisi lain dia juga tidak mau merusak kebahagiaan Vano.
"Melamar lo itu udah jadi pilihan Vano, jadi Vano pasti bertanggung jawab sama keputusannya. Dia dulu juga pernah suka sama lo kan? Jadi, bisa aja perasaannya buat lo kembali lagi. Gue yakin kalian akan sama-sama bahagia."
Keysha mengangguk dan menghapus air matanya. Jika memang begini jalan hidupnya, dia akan menjalaninya.
Agar tidak ada pihak yang merasa rugi, Keysha akan membuat Vano mencintainya juga. Dengan begitu Keysha mendapatkan ayah dari calon bayinya dan Vano juga tetap bahagia menikah dengannya.
Keysha sudah tidak mengharapkan pertanggungjawaban Arnold lagi karena laki-laki itu dan keluarganya memang pengecut. Mereka sengaja mempermalukan Keysha. Bahkan mereka hilang lagi tanpa seorang pun yang tahu ke mana perginya.
Mata-mata yang Bakti kirim ke perusahaan Arnold juga tidak berhasil mendapatkan informasi tentang keberadaan mereka.
Mengingat Arnold yang mengecewakannya sampai dua kali sudah cukup untuk membuat Keysha sangat membencinya. Dia sekarang sudah tidak menginginkan Arnold lagi. Bahkan dia tidak rela calon anaknya mempunyai ayah seperti itu.
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVANO [TERBIT]
Romance( TERSEDIA DI GRAMEDIA ) *Spin Off Antara Fajar Dan Senja "Nggak dapat adiknya, kakaknya juga boleh." Seperti itulah yang terjadi pada Revano Ardianto, sang Youtuber terkenal. Cinta masa remajanya yang bertepuk sebelah tangan pada Keysha membuatnya...