48. Kesempatan ⚠️

76 5 2
                                    

Kalian tau kan kalau Taki kasih tanda 👆🏻 apa artinya?

Bersihkan pikiran kalian! Jangan berharap adegan 🌚 di sini ya? Kalau dikit aja boleh sih ngintip, tapi nggak lebih. Otak kalian harus tetap jernih supaya kalau belajar, materinya bisa masuk. 😌

Taki juga berterima kasih buat kalian yang masih setia sama Magnitudo.

Happy reading!

*** Magnitudo ***

"Silahkan, Nyonya!" Pengasuh senior keluarga Choi menyerahkan tubuh mungil Haechan ke pangkuan Hyewon.

"Terima kasih, Asisten Min."

Ibu muda itu tersenyum sembari merapalkan do'a untuk kesehatan dan umur panjang bagi anaknya, lalu memulai ritual breast feeding. Ia baru saja tiba di kamar hotel setelah meminta izin kepada sang suami untuk absen dari pesta yang baru dimulai sekitar 40 menit karena mendadak dadanya terasa sakit.

"Sayang, gimana?" Tanya Seungcheol saat baru masuk ruangan.

"Dadan cima?" (Sayang, gimana?) Mark mengikuti apa yang diucapkan ayahnya hingga mengundang perhatian beberapa orang di dalam ruangan.

"Papa, biasakan manggilnya yang betul. Nanti diikutin anak-anaknya." Tegur Hyewon. Pengasuh Min dan Han keluar meninggalkan keluarga kecil itu untuk memberi ruang pribadi.

"Kakak Mark sih." Seungcheol menyalahkan anak sulungnya.

"Tata Ma ci." (Kakak Mark sih.)

Bocah itu sedang dalam tahap mengimitasi lingkungan sekitar sehingga apapun yang dibicarakan dan dilakukan oleh orang lain akan diikuti.

"Kakak pintarnya...aauuu!!" belum selesai memuji Mark, Hyewon berseru kesakitan karena gigitan Haechan.

"Kenapa?"

"Digigit. Sakitnya, adik Haechan jangan gigit Mama begitu." Hyewon menjepit hidung Haechan dengan telunjuk dan ibu jarinya. Hal tersebut cukup ampuh membuat Haechan melepas gigitannya.

"Tuh, Kakak Mark. Coba Adik Haechan ditegur supaya nggak gigit Mama." Seungcheol mengajari Mark, namun bocah itu hanya melongo melihat aktifitas Haechan yang sudah setahun ini tidak ia lakukan. Mark seperti penasaran dengan apa yang dilakukan Haechan di pangkuan Mamanya.

"Dadi jiji?" (Adik menggigit?) Tanya Mark. Tangan kanannya yang memegang sedotan plastik ia sodorkan kepada Haechan.

"Jiji tiji! Mmamma dadit." (Gigit ini! Supaya Mama tidak sakit)

"Uuuuuuwww... anak Mama sayang. Kakak Mark sayang ya sama Mama? Nggak mau Mama sakit ya, Kak? Iya, Sayang?"

"Dadan Mmamma." (Sayang Mama)

Merasa perlu mengambil tindakan karena adiknya tidak juga menerima sedotan plastik pemberian Mark, balita itu memaksakan Haechan untuk menggenggam hingga tanpa sengaja jari-jari mungilnya tertekan dan membuat Haechan terkejut lalu menangis.

"Oowaaaaa...!"

"Dadi anis?" (Adik menangis?)

Hyewon menyerah, ia akan menegur Mark tetapi respon si sulung yang penasaran dan melongo malah membuatnya gemas.

Hyewon menyerah, ia akan menegur Mark tetapi respon si sulung yang penasaran dan melongo malah membuatnya gemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Magnitudo (In Marriage Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang