52. Waktu yang Singkat

61 8 3
                                    

Chapter ini lumayan panjang, semoga bisa menemani malam minggu kalian ya, gangs...

Btw, kalau dari readers ada background di kesehatan boleh banget komen misalnya ada adegan yang mungkin mengganjal dan aneh bagi kalian. Taki terima dengan lapang dada semua masukan dari kalian.

Happy reading, gangs! 😘

*** Magnitudo ***

Pagi ketiga di minggu kedua bulan Oktober dilalui Hyewon dengan lebih bahagia. Sejak mendengar suara Seungcheol akhir pekan lalu, ia menjadi lebih bersemangat. Menanak nasi, membuat rebusan sayur, mengolah sari buah menjadi puding, semua hal ia lakukan dengan langkah ringan demi buah hati yang juga tampak lebih bahagia setiap harinya.

"Ttaaaaaddddaaaakkkk..." (kakak.)

Terdengar suara Haechan merengek karena risih. Pasalnya, Mark terus-terusan mengejar dan memeluk serta menciuminya sejak kemarin. Bocah itu sepertinya mulai pintar menunjukkan kasih sayang kepada orang lain.

"Ttaaaaaaaaaakkkk...!!!" (Kak!) Seru Haechan merasa jengah.

Tangan Mark tidak berhenti memegangi tubuh Haechan berusaha mengangkat tubuh adiknya meski usia mereka terpaut tidak terlalu jauh dengan ukuran tubuh yanh hampir sama besar.

"Kak, hati-hati ya." Ucap Hyewon ketika dilihatnya tubuh Mark sudah menghimpit Haechan di tepi pembatas.

" Ucap Hyewon ketika dilihatnya tubuh Mark sudah menghimpit Haechan di tepi pembatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mmaammaaaaaaaaa..." Haechan masih meronta-ronta meminta pertolongan.

"Kak, sudah yuk mainnya! Kakak Mark sama Adik Haechan, kita masuk ke dalam rumah aja ya. Di luar dingin."

Tentunya, Mark masih balita dengan ego tinggi yang tidak juga mendengarkan ucapan mamanya karena sibuk bermain gelitik-gelitik perut dengan adik Haechan.

"Kak, ajak Adik masuk yuk!"

Merasa tidak diperhatikan, Hyewon mengeluarkan jurus andalannya.

"Siapa mau odaeng, ikut Mama masuk?!"

Mendengar nama makanan favoritnya disebutkan, baik Mark maupun Haechan menengok pada ibunya. Mereka lalu mendekat dan hal tersebut membuat Hyewon tersenyum penuh kemenangan. Dua anak itu sama seperti papanya si hamba protein sehingga makanan gurih dengan campuran segala jenis daging akan selalu menjadi favorit.

"Mmaaaaaaaammmaaaaaa...!" Pekik Haechan.

Ketika Hyewon melihatnya, Mark sudah memegangi ketiak Haechan bermaksud menggendong. Namun, ukuran tubuh mereka tidak memungkinkan hal tersebut sehingga keduanya malah terjatuh di atas kerikil dengan tubuh Mark menindih sang adik.

Insting seorang ibu yang Hyewon miliki memerintahnya untuk bergerak cepat menolong kedua bocah itu, namun nasib tidak beruntung menimpanya. Kaki kiri Hyewon terpeleset batu kerikil yang berserakan sehingga membuatnya oleng dan jatuh dengan posisi persis seperti dua buah hatinya.

Magnitudo (In Marriage Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang