55. Penyesalan Seungcheol

94 11 0
                                    

Work ini masih lanjut yaa.. dan terima kasih untuk yang masih ngikutin... 🤗

Jangan lupa klik ⭐️ dan kasih komentar...

Happy reading...

*** Magnitudo ***

"Kamu dimana?!" Seungcheol menjauhkan gagang telepon begitu mendengar seruan dari ujung sambungan.

"Di café lah, Mi. Lagi meeting. Kenapa memangnya?"

"Kenapa kenapa!!! Kamu apain anak Mami?!"

"Kenapa lagi sih Hyewon, Mi?" Seungcheol menanggapi malas. Belakangan ia memang terlalu kecewa pada wanita yang sangat berarti baginya tersebut.

"HYEWON BILANG MAU BELANJA DI SUPERMARKET DARI TADI PAGI BELUM DATANG JUGA SAMPAI SEKARANG!"

Deg...

Hati Seungcheol mendadak seperti berlubang. Kecil sekali, namun mampu membuat dadanya sedikit sesak.

"Terus anak-anak?" Tanya Seungcheol.

"Anak-anak sama Mami. Tadi mereka ke rumah dijemput sama supir dan pengasuh. Terus, katanya Hyewon minta diturunin di supermarket buat beli keperluan Mark yang ketinggalan. Dia menolak ditunggu supir dan setelah dijemput setengah jam kemudian, supir nggak menemukan apapun." Cerita Mami Seungcheol panjang lebar.

"Ya sudah, yang penting anak-anak aman."

"KAMU JANGAN KETERLALUAN, SEUNGCHEOL! Hyewon itu istri kamu, ibu dari anak-anak kamu. Bisa-bisanya dia hilang tapi kamu sesantai ini?!"

"Dia juga wanita yang sudah hampir membunuh anak Seungcheol, Mi! Kapan Mami mau mengerti posisi Seungcheol dan berhenti membela Hyewon?!" Kesal Seungcheol. Perasaannya bercampur namun hatinya masih tertutup gengsi akan kemarahan yang bertahan sekian hari lamanya.

"Terserah kamu, Seungcheol. Yang jelas Mami akan jadi orang pertama yang menertawakan kamu ketika kamu mengerti dan akhirnya penyesalan datang."

Sambungan telepon tertutup begitu saja. Seungcheol hanya dapat memijat pelipisnya sebelum akhirnya kembali memimpin rapat nonformal. Menjelang akhir tugas wajib militer, Seungcheol memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk kembali mengambil alih bisnis yang ia dirikan beberapa tahun lalu.

*** Magnitudo ***

Seungcheol tiba di kediaman keluarga Choi tiga puluh menit setelah panggilan telepon dengan ibunya. Ia merasa agak cemas namun belum bersedia mengakui bahwa ia mencemaskan kondisi Hyewon.

"Mana Hyewon?" Tanya Seungcheol pada pegawai keluarganya saat memasuki rumah.

"Papa!" Mark berlarian mengunjungi ayahnya.

"Ttaaattaaaa..!!" (Papa!) Haechan ikut menyambut sang ayah.

"Mama mana, Pa?" Tanya Mark penuh selidik.

"Mama masih di jalan, Nak. Kalian sudah makan siang?" Seungcheol sudah berjongkok sembari mengusap sayang kepala anak sulungnya.

"Ddaddaann.. no!" Haechan menutup mulutnya dengan tangan serapat mungkin.

"Adik Haechan tadi nangis mencari Mama, Pa." Mark bercerita sembari menarik tangan adiknya untuk mendekat pada Seungcheol.

"Kakak makan ya, Papa suapi." Bujuk Seungcheol.

'Jangan langsung peluk, ganti baju dulu sana!' Seungcheol tersentak mengingat kebiasaan Hyewon mengomelinya setiap kali ia baru datang dari luar rumah. Kini, ia harus mengingat hal itu saat Hyewon menghilang.

Magnitudo (In Marriage Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang