Seungcheol adalah anak tunggal dari keluarga Choi. Ia lahir dengan sendok perak di mulutnya. Segala yang ia inginkan harus terpenuhi, termasuk mendapatkan Hyewon.
Hyewon merupakan gadis cerdas yang hidup di kalangan pendidik. Ayahnya adalah dosen, d...
Seungcheol dan Hyewon berjalan kaki menyusuri jalanan Waterloo yang sudah mulai sepi. Keduanya baru pulang dari rumah Mina sekitar pukul 9 malam dan memutuskan untuk makan malam sebentar, lalu berjalan pulang dua puluh menit yang lalu.
Masih tersisa 30 menit lagi berjalan agar sampai rumah, namun Hyewon sudah sangat kelelahan. Seungcheol menyadari hal tersebut, dan akhirnya menawarkan punggungnya untuk ditumpangi Hyewon.
"Ayo, naik. Kamu sudah bener-bener capek. Kasihan Baby kalau kamu maksa."
"Kamu cuma kasian sama Baby? Jangan-jangan kalau Baby bisa dilepas dari perut aku, kamu bakal lebih memilih untuk gendong Baby ya?" Rajuk Hyewon.
"Iya lah. Gimanapun Baby itu anakku, darah dagingku. Sedangkan kamu kan anak Papa Jongwon." Goda Seungcheol.
"Masa bodoh! Kamu memang nggak sayang sama aku." 😢
Jujur saja, menggoda Hyewon adalah hobi baru Seungcheol belakangan ini. Ia sangat menikmati bagaimana Hyewon yang galak itu berubah menjadi manja dan cengeng.
Perempuan di hadapannya ini nggak lagi memperlakukan Seungcheol seperti pria yang lebih muda. Perasaan dibutuhkan selalu membuat Seungcheol bangga dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
"Kamu capek betulan kan sekarang?! Sudah sini, aku gendong biar romantis."
"Aku mau digendong sekarang cuma karena capek. Nanti kalau sudah sampai rumah jangan dekat-dekat!"
"Iya sudah, iya. Ayo naik!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyewon naik ke punggung Seungcheol yang lapang. Ia menghirup aroma tubuh Seungcheol yang masih menyegarkan baginya. Aroma yang sudah hampir dua minggu ini nggak terlalu nikmat dan menenangkan saat dihirup karena perasaanya yang terganggu oleh provokasi Mina.
"Sayang, rasanya kita sudah lama banget nggak jalan berdua kaya sekarang. Aku jadi kangen banget sama kamu."
'Sama sayang, sama. Aku juga kangen banget sama kamu. Aku kangen peluk kamu erat kaya gini.' Jawab Hyewon dalam hati. Tapi gengsinya terlalu besar sehingga ia hanya berkata,
"Setiap hari kita ketemu, kenapa juga kangen?"
"Memangnya kamu nggak kangen sama aku? Ya udah, turun sekarang!" Pancing Seungcheol. 😑
"Aku kangen! Tapi terpaksa daripada kamu turunkan aku dari gendongan."
"Mulutmu bilang terpaksa, tapi aku tau kalau kamu beneran kangen." Seungcheol semakin mengeratkan pegangannya pada kedua kaki Hyewon.
Mereka sudah hampir tiba di rumah. Tersisa dua blok lagi, dan mereka sampai. Seungcheol beberapa kali membenarkan gendongannya pada Hyewon yang sudah melorot.