56. EunHyeRi's Gathering

53 3 0
                                        

Waktu berlalu begitu cepat. Setelah dinyatakan bebas tugas dari wajib militer beberapa bulan lalu, Seungcheol terus berada di samping Hyewon dan mendampingi perempuan itu hingga persalinan putra keempatnya. Tidak banyak drama yang terjadi seperti ketika si Baby Jisung masih berwujud embrio, persalinan lancar tanpa ada gangguan.

Tepatnya seminggu yang lalu si bungsu Jisung lahir ke dunia dengan proses persalinan normal yang memakan waktu sejak tengah malam hingga pukul 5 dini hari. Bahkan, Hyewon sudah bisa kembali pulang pada sore harinya setelah berkali-kali mendapat pemeriksaan dari dokter.

Kini, ibu empat anak itu tengah bersandar di atas ranjang sedang melakukan breast feeding pada si kecil.

"Adik minum susu." Mark menonton di sebelah Mamanya, tidak lupa Haechan juga melongok penuh konsentrasi pada bibir adik kecilnya yang sangat kuat menghisap.

"Adik Jisung chubby ya, Kak. Mirip adik Haechan." Ucap Hyewon sembari mengusap pipi Jisung lembut.

"Heuhm." Mark mengangguk setuju sementara tangan kanannya ikut mengelus pipi Haechan seperti yang mamanya lakukan pada pipi si bungsu.

"Pe...gang?" Haechan meminta izin ingin mengusap pipi adiknya.

"Boleh, tapi pelan-pelan ya, Kak."

"Heuhm..."

Bukan Haechan namanya jika tidak melakukan sesuatu dengan semangat. Telunjuknya yang gemuk ia tusukkan dengan penuh rasa kasih sayang. Sontak saja di bungsu kaget dan menangis keras.

"Sini!" Mark segera memeluk Haechan yang bingung karena menurut bocah itu, reaksi Jisung berlebihan.

"Nangis?" Tanya Haechan polos pada mamanya yang tampak lelah.

"Iya, Sayang. Kakak ajak adik Haechan main sama bibi Son ya." Pinta Hyewon karena mulai lelah menghadapi kepolosan Haechan.

Hari ini, Hyewon di rumah ditemani dua asisten rumah tangga yang memang tinggal menetap, serta dua pengasuh yang hanya akan datang pada pagi hari lalu pulang pada sore hari. Seungcheol sendiri sudah harus pergi bekerja untuk mengecek lokasi pabrik yang baru saja berpindah tangan di bawah pengelolaan anak perusahaan miliknya.

"Nona, makan siang sudah siap." Asisten rumah tangga mengalihkan perhatian dari Baby Renjun yang berkedip-kedip tenang.

"Mark sama Haechan sudah makan?" Tanya Hyewon.

"Sedang disuapi. Tadi, Tuan Muda Choi berpesan agar Nona makan siang dengan menu daging panggang."

"Terima kasih, Bibi. Tolong dibantu menggendong Renjun ya." Hyewon bangkit berniat menggendong si bungsu, namun asisten rumah tangga lain segera menawarkan diri.

Hyewon berjalan perlahan keluar dari kamar menuju ruang makan. Matanya menemukan dua sosok balita makan dengan lahap dan sedikit berantakan. Mereka makan sup kentang dengan semangat sehingga bulir kentang yang hancur tampak menempel di pipi kanan dan kiri.

"Enak ya makan siangnya?" Tanya Hyewon setelah duduk di kursi.

"Enak. Mama mau?" Mark dengan ramah menawarkan kentang hancur di piringnya.

"Terima kasih, Kakak Mark. Mama makan ini saja ya."

"Tima dadih, kaka Mak." (Terima kasih, Kakak Mark) Ucap Haechan membeo.

"Adik Haechan pintar." Hyewon gemas lalu mengusap kepala balita itu.

"Kaka Haethan Mama." (Kakak Haechan, Mama)

"Oh iya. Maaf ya, Sayang. Mama lupa kalau Haechan sudah jadi kakak sekarang. Tambah pintar."

Baru saja akan menyuap, asisten rumah tangga Hyewon menyela dengan sangat sopan bertutur, "Maaf, Nona. Ada telepon."

Magnitudo (In Marriage Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang