Read first, comment and vote then...
Lama banget ternyata Taki nggak updatr Magnitudo... ada yang kangen???
Ok, happy reading! 😊
*** Magnitudo ***
"Papa, tolong bantu Mark mandi sebentar!"
Pagi-pagi sekali kediaman asri keluarga Choi Seungcheol sudah sibuk. Mark baru saja bangun dan rewel karena kepanasan, Haechan yang menangis karena ompolnya memenuhi popok, kucing mereka Ppatti yang mengeong minta makan, juga burung Seungcheol yang setiap pagi berkicau meramaikan suasana.
"Iya." Jawaban pendek Seungcheol menandakan Ayah dua anak itu sedang bersiap mengerjakan tugas yang diberikan sang istri.
"Eh, itu shampoo-nya yang baru ada di lemari ya." Hyewon sedang memasak ditemani Haechan di kursi plastik.
"Ppaaaaapppaaa..." kata yang diucapkan Haechan mirip sekali dengan Mark setahun lalu. Kedua anak lelaki itu tampaknya lebih suka memanggil Papa daripada Mama.
"Panggil Mama ya, sayang. Jangan Papa terus." Ucap Hyewon iri.
"Uuuunggggggg..." 😗
Bayi Haechan baru akan berusia satu tahun menurut usia International, tetapi ia sudah sangat pintar merayu. Sama seperti Papa Seungcheol.
"Shampoo-nya dimana?" Kepala Seungcheol muncul di balik pintu kamar mereka.
"Itu, dilemari campur sama sabun juga kok. Carinya yang betul, Pa."
"Ppaaaapppaaaa....!!!" Kali ini Mark ikut mengoceh memanggil ayahnya.
"Nggak nemu, Ma." Jawab Seungcheol.
"Ish...!" Hyewon mematikan kompor dan beralih ke kamar mereka untuk menunjukkan keberadaan shampoo Mark kepada suami tercintanya.
"Makanya perut dikecilin biar keliatan." Ujung telunjuk Hyewon menusuk-nusuk perut buncit Seungcheol yang tidak tertutupi apapun.
"Heh! Mama body shamming ya. Papa nggak gendut, cuma perutnya aja yang nggak rata."
"Buncit kan tapi? Sudah itu Mark kedinginan nanti. Masakannya juga sudah tinggal nyusun. Cepetan ya."
Seungcheol menghela napas mendengar perintah ratu tercantik diistana yang ia bangun sejak masih bujang tersebut.
Kurang dari setahun lalu tepat 100 hari setelah Haechan lahir, Seungcheol memboyong keluarga kecilnya ke rumah baru 2 lantai dengan luas tanah setengah hektar yang kelak akan ia perbesar apabila ia berhasil membentuk kesebelasan. Rumah itu tidak besar, tapi cukup asri dan halamannya direncanakan akan dibangun sarana out bond hingga anak-anaknya kelak betah tinggal di rumah.
Rencana jangka panjang Seungcheol sudah sangat matang -hanya tinggal membujuk Hyewon untuk terus berreproduksi- begitu pikirnya tepat sebelum menyaksikan berapa banyak darah yang perempuan itu keluarkan saat proses bersalin pertama. Belum lagi melihat kuatnya Haechan yang menendang perut Hyewon tahun lalu. Sungguh, rencana tim kesebelasan Seungcheol sudah sirna.
"Ppappa, mamanaka." (Papa, mau makan.)
"Sebentar ya, dibilas dulu rambutnya."
"Eeuuungg..."
"Pedih nggak matanya?"
"Mata? Sapi?" Tanya Mark mengkonfirmasi sembari menyebutkan menu sarapan favoritnya.
"Bukan mata sapi, mata Mark pedih nggak kena shampoo?"
"Ini?" Tanya Mark lagi kemudian menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnitudo (In Marriage Life)
FanfictionSeungcheol adalah anak tunggal dari keluarga Choi. Ia lahir dengan sendok perak di mulutnya. Segala yang ia inginkan harus terpenuhi, termasuk mendapatkan Hyewon. Hyewon merupakan gadis cerdas yang hidup di kalangan pendidik. Ayahnya adalah dosen, d...