Selamat membaca !!!
Jangan lupa vote dan coment sodarah - sodarah syekalian 🐢***
Sintha membenarkan selimut yang membalut tubuh Alan. Setelah pertengkaran yang terjadi tadi penyakit Alan kembali kambuh. Beruntung Sintha dapat mengatasinya.
"Alan.." pelan Sintha ragu.
Dengan tatapan sayu Alan menatap ke arahnya. Beberapa detik kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Cukup Tha! Aku gak mau bahas dia sekarang!" Seolah tau apa yang akan di bicarakan sahabatnya itu.
"Yang seharusnya marah itu Alana, bukan kamu Alan. Wajar dia bersikap seperti tadi, dia kecewa karena kamu nutupin soal penyakit kamu Alan." Jelas Sintha.
Alan tersenyum miring dengan pandangan kosong menatap langit - langit.
"Kecewa yah? Lebih tepatnya mungkin dia nyesel menikah sama aku Tha. Siapa sih yang mau sama cowok penyakitan kaya aku? Gak bakal ada. Bisanya cuma nyusahin orang lain aja!" Ujar Alan.
"Bahkan untuk kedepannya aku gak tau rumah tangga ini mau dibawa kemana."
Secara tak sadar tangannya meremas selimut yang membalutnya. Marah, kecewa , sedih semuanya campur aduk sampai membuat kepalanya seakan ingin pecah.
Sintha menghela nafasnya, mengusap tangan dingin Alan.
" Pertahanin rumah tangga kamu Alan. Kamu pasti gak lupakan perjuangan kamu selama ini buat bisa mendapatkan Alana? Aku harap kamu masih ingat itu semua. "
Alan menatap Sintha dengan lekat.
"Kenapa aku gak jatuh cinta sama kamu aja ya Tha?"
***
Alana memasuki apartemen Alan dengan lunglai. Ia Sudah lelah baik itu lahir maupun batin. Gadis itu menghempaskan tubuhnya diatas sofa. Menarik nafas dalam - dalam berusaha merilekskan diri.
Kembali teringat kejadian dimana ia bertengkar dengan Alan. Baru kali ini Alan semarah itu padanya bahkan sampai membentak - bentak. Lalu teringat kembali kejadian dimana Alana mendatangi rumah mertuanya meminta penjelasan.
Mertuanya tak menjelaskan banyak, namun ada satu pembicaraan yang sampai sekarang Alana ingat.
"Alana, Bunda gak berhak ikut campur urusan rumah tangga kalian. Mengenai apa yang terjadi sekarang mungkin itu sudah jadi kehendak yang di atas. Tapi bunda minta satu hal sama kamu, jangan pernah berfikir untuk tinggalin anak bunda sekalipun Alan yang minta karena sebenarnya ia sangat sangat mencintai kamu."Kurang lebih seperti itu nasehat Bunda.
Apa Alan mulai menyerah mengejar cinta Alana? Apakah Alana akan kehilangan sosok penuh perhatian suaminya itu nanti?Memikirkannya saja sudah membuat Alana pusing tujuh keliling.
Sintha keluar dari kamar Alan membuat Alana reflek duduk membenarkan pakaiannya yang kusut. Berusaha terlihat baik - baik saja.
Mau tak mau Sintha berjalan ke arah Alana karena Tas nya ada disamping gadis itu. Sebenarnya Sintha malas beramah tamah untuk saat ini.
"Baru pulang?" Tanya Sintha.
Alana berdecak pelan, menatap malas ke arah Sintha yang duduk dihadapannya.
"Keliatannya gimana?" Ujar Alana.
Sintha menatap Alana lekat. Wajar saja Alan mulai menyerah dengan rumah tangganya itu.
"Setelah kalian bertengkar penyakit Alan kambuh lagi Alana, tadinya aku mau manggil kamu tapi kamu keburu pergi sama pacar kamu itu si Devan. Tega banget kamu!" Tajam Sintha mulai terpancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You
Teen FictionBaru saja Alana merasakan hidup yang sebenarnya, ia lulus sebagai murid paling berprestasi di SMA Angkasa, ia diterima di Universitas Indonesia dan kini ia bebas melakukan apapun yang ia suka karena usianya sudah menginjak 19 tahun. Di tengah-tengah...