Budayakan vote sebelum membaca ya🐢
***
Alana terlihat cantik dengan balutan baju berwarna putih dengan disertai selana olahraganya. Simple tapi manis.
Hari ini mereka berdua akan berjoging di taman yang tak jauh dari apartemen. Kurang lebih 400 meter.
Alana menyetujui ajakan Alan minggu lalu untuk berjoging bersama. Lagi pula ia sudah lama tidak berolahraga karena kesibukan di kampus. Dalam artian males juga.
Alana menenteng satu botol penuh air mineralnya. Tinggal menunggu Alan, dan mereka akan segera berangkat.
Setelah 20 menit menit berlalu Alan baru saja keluar. Tentu saja dengan setelan yang sama dengan Alana. Bedanya ia memakai jaket yang malah menambah tingkat ke gantengannya. Dan warnanya pun sama dengannya
Lah kok ganteng?
Buru buru Alana menggelengkan kepalanya. Sial, otaknya sudah terkontaminasi oleh suaminya itu.
"Lama banget sih, gue aja yang cewek dandannya cepet."
Alan mengetuk - ngetuk dagunya seolah olah tengah berfikir. "Kenapa ya? Ah lupa."
"Dih kok nyebelin sih . "
"Dih kok cantik sih kamu"
"Ngerdus teros ah males. Tau gitu gue tinggal." Berjalan mendahului Alan.
Alan tertawa pelan. Rasanya sakit di dadanya berkurang karena senang bisa menggoda Alana.
Dari pukul 3 pagi tadi dada kirinya itu tak henti hentinya menyiksa Alan. Padahal ia sudah menuruti pendapat Alana untuk pulang tepat waktu dan beristirahat. Obat pun rutin ia minum.
Atau memang penyakitnya sudah mulai parah? Entahlah besok ia berencana untuk memeriksakannya.
Bisa saja hari ini ia membatalkan janjinya pada Alana, namun rasanya akan jadi rugi sendiri bagi Alan. Jarang - jarang istrinya itu mau ikut berjoging bukan. Istilahnya sih kesempatan tidak datang dua kali hehe
Alan mengatur nafasnya pelan, berusaha mengontrol rasa nyerinya. Lalu menyusul Alana dengan senyuman yang selalu tercetak diwajahnya.
"Lah kok bawa kunci mobil sih? Kan mau joging"
Alan menatap kunci mobil digenggamannya lalu beralih menatap Alana. "Terus? Kan kita mau joging di taman, kesananya naik mobil lah"
"Kesananya joging jugalah itung itung pemanasan. Masa mau joging naik mobil sih."
"Yah emang gak bisa pake mobil ya Ana? Pake mobil aja yuk." Bujuk Alan
Berlari - lari kecil ditaman mungkin ia bisa. Tapi jiga dari sini harus berjalan kaki, Alan ragu. Ia takut penyakitnya kabuh ditengah jalan dan malah membuat Alana panik.
Alana merebut kunci mobil itu dan langsung memasukkannya ke dalam tas. "Gak boleh ayo cepetan jalan ,keburu siang." Menarik paksa Alan.
"Ayo akang kendang, kalo saya bilang jalan ,jalan ya."
***
Alan mengatur nafasnya berkali - kali. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mereka sampai di taman. Ternyata tamannya sudah mulai sepi karena sudah terlalu siang.
Pria itu melirik gadis disebelahnya yang tengah sibuk memakan gulali berwarna. Tadi baru saja datang ke gerbang taman fokus Alana langsung tertuju pada penjual gulali. Mau tidak mau Alan pun membelikannya.
Alan meremas dada kirinya pelan. Kenapa sakitnya semakin menjadi - jadi? Ah sial, ia mengigit bibirnya agar tidak menimbulkan suara.
"Akhh" ringis Alan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You
Teen FictionBaru saja Alana merasakan hidup yang sebenarnya, ia lulus sebagai murid paling berprestasi di SMA Angkasa, ia diterima di Universitas Indonesia dan kini ia bebas melakukan apapun yang ia suka karena usianya sudah menginjak 19 tahun. Di tengah-tengah...