Chapter 10 | Just For You

356 30 5
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya🐢

***

Alana memasuki Apartemen Alan begitu saja dan langsung menuju dapur untuk menghilangkan dahaganya. Ia bahkan tidak memperdulikan Alan yang sejak tadi mengekorinya.

“Alana kamu dengar saya gak? Kamu darimana aja, kenapa gak ngabarin saya? Setidaknya kalau kamu mau pergi kemana – mana kabari saya dulu supaya saya gak khawatir” Ujar Alan  menarik bahu Alana pelan untuk menghadapnya.

Alana menepis tangan Alan dengan kasar. “Apa urusan lo sih. Terserah gue lah mau kemana juga.” Ujar Alana dengan sewot.

“Lagian ya ini semua bukan salah gue. Salahin tuh temen lo itu yang ninggalin gue gitu aja di konser.”

“Sintha gak salah Alana. Dia punya alesan kenapa ninggalin kamu di konser...”

“Terus maksud lo ini semua salah gue?” sergah Alana.”Dan lo malah ngebelain dia yang jelas – jelas salah dibanding ngebelain istri lo sendiri yang ditinggal sendirian di konser. Hebat banget ya lo.” Sambung Alana yang langsung pergi memasuki kamarnya.

“Maksud saya bukan gitu Alana. Sintha pergi karena..”  Ucapan Alan terpotong. Hampir saja ia akan membongkar rahasianya begitu saja.

Alan tak menyerah. Ia terus saja mengetuk pintu kamar Alana, berharap sang pemilik kamar keluar untuk mendengar penjelasaanya.”Pokonya kalau pun harus Ada orang yang disalahin disini, saya yang salah Ana. Saya minta maaf Ana. Tolong buka pintunya.” Mohon Alan.

Alan pasrah, ia pun memasuki kamarnya. Ia tak boleh egois, mungkin Alana pun membutuhkan waktu untuk sendiri. Jika Alana sudah tenang mungkin ia akan meminta maaf. Lagi.

***

Alan yang sedari tadi di ruang tengah pun sedikit bingung dengan penampilan istrinya yang baru keluar dari kamar itu.

Biasanya Alana hanya akan menggunakan celana pendek dan kaos oblong jika berada dirumah, berbeda dengan sekarang ini.

“Kamu mau kemana, mau saya antar?” tawar Alan menghampiri Alana yang sedang memakai sepatunya.

“Gak perlu. Gue mau main sama temen gue.” Ujar singkat Alana. Ia masih marah dengan kejadian seminggu lalu ketika Alan lebih membela Sintha.

Alan mengerutkan keningnya. “Temen? Cewe apa cowo?” tanya Alan.

Bel apartemen pun berbunyi menandakan ada tamu. Alana pun langsung berjalan untuk membukakan pintu. “Cowo. Tuh udah dateng.”

Buru – buru Alan pun berjalan menuju pintu. Ia melihat Alana yang nampak berbicara dengan seorang lelaki. Benar.Alana tidak berbohong. Dan entah kenapa Alan tak suka Alana berinteraksi dengan lelaki itu.

“Apa kamu gak ada niat buat ngenalin dia ke saya Ana?” Alana pun memutar bola matanya malas.

Alana pun memperkenalkan teman lelakinya. “Dave kenalin ini Alan. Alan kenalin ini Dave.”
Mereka pun saling berjabat tangan.

Senyum ramah terbit dibibir pria itu, sementara Alan hanya memasang wajah datar andalannya.

“Sepertinya saya tidak asing dengan wajah anda. Kita pernah bertemu bukan?” tanya Alan meneliti wajah Dave.

Dave pun hanya tersenyum sebagai jawabannya.

“Udah deh. Ayo Dave kita jalan. Jangan tungguin gue, mungkin gue pulang agak malem, bayyy.”

Alana pun melepaskan jabatan tangan mereka. Ia langsung menarik pergi tangan Dave.

Alan ingin protes namun mereka sudah terlanjur menjauh. Percuma.

¤¤¤
Minal aidzin walfaidzin semuanya. Mohon maaf lahir dan batin


Makasih buat kalian yang sudah baca cerita ini

Baca lagi tokoh - tokohnya biar tambah hafal hehe

Alan Radi Waradana
Alana Valeria
Devan Gaskara
Sintha Aluna
Salsabila Adriani
Rangga Morela
Warada (Ayah Alan)
Ana ( Ibu Alan)
Aria (Ayah Alana)
Valena ( Ibu kandung Alana)
Angel ( Ibu titi Alana)
Bagas (Adik tiri Alana)

Ayo jangan lupa vote dan coment ya biar gak sider
Tinggalkan jejak bacaan
kalian ya

Makasih sekali lagi dan jangan bosen baca cerita ini

See you next chapter
Annyeong👋

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang