Chapter 5 | Just For You

312 30 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya🐢

***

Setelah kembali lagi ke rumah, Alana sangat menyesal perbuatannya yang kabur dari rumah. Bagaimana tidak, hanya 3 hari di tinggal Papihnya itu terlihat sedikit kurus. Rasa bersalah pun menyeruak di dalam hatinya ia pun jadi teringat perkataan Alan.

“Sayang akhirnya kamu pulang juga nak. Maafin papih ya, sekarang papih enggak bakalan maksa kamu lagi soal perjodohan itu. Kebahagiaan kamu lebih penting dari segala – galanya. Maafi papih sayang” Aria memeluk sang putri dengan eratnya.

Seketika suasana di ruang keluarga itu menjadi haru biru.
“Enggak pih, seharusnya Alana yang minta maaf sama papih. Gak seharusnya Alana kabur dari rumah, Alana minta maaf pih.”

Alana menangis tersedu – sedu dipelukan sang papih. Sementara sang ibu tiri dan adik tirinya hanya diam melihat interaksi mereka berdua.
“Iya sayang, papih maafin kamu nak. Alana jangan pergi tinggalin papih lagi ya, papih gak sanggup kalo Alana pergi.” Reflek Alana mengangguk dengan cepat. Setelah melepas kerinduan mereka, akhirnya tangis keduanya pun mulai reda.

“Pih..soal perjodoha-“

“Papih tau, kamu pasti menolaknyakan? Gakpapa sayang papih gak bakal maksa kamu. Nanti papih akan berbicara pada keluarga Alan agar mereka mengerti.” Potong Aria.

Alana menggelengkan kepalanya pelan. “Bukan gitu pih . Maksud Alana , alana menerima perjodohan itu.”

Semua orang tampak terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Alana . Begitu pula Aria yang membulatkan matanya terkejut. “Kamu serius sayang?”

“Iya demi papih , Alana mau”

Demi papih- sambung Alana dalam hati

                          ***
Hari ini pun tiba. Hari dimana seorang Alana Valeria akan menjadi milik Alan Radi Waradana seutuhnya baik secara hukum maupun agama.

Alana menghela nafas lega ketika sang perias pengantinnya selesai merombak wajahnya. Sungguh Alana bersumpah serapah di dalam hati sedari tadi.

Bayangkan saja, ia harus dibangun subuh- subuh dan harus duduk di depan meja rias selam berjam – jam. Tapi untungnya hasilnya cukup memuaskan, make up yang natural dan tidak terlalu menor.

Kalau biasanya sang pengantin wanita ditemani oleh ibu mereka, berbeda dengan Alana sekarang ini ia hanya ditemani oleh sahabatnya saja Salsa namanya.

Papih dan ibu tirinya itu mungkin tengah melayani para tamu yang datang, sedangkan adik tirinya entahlah Alana tak tau kemana.

Rasanya sedih ketika mengingat mendiang mamihnya yang telah tiada. Dulu ia selalu berharap mamihnya akan mendampinginya saat ia menikah nanti.

Tapi realita tidak seindah ekspetasi, ia hanya berdua dengan sahabatnya. Tanpa kecupan dan pelukan hangat mamihnya. Tanpa ia sadari setets cairan lolos dari matanya.
“Eh kok nangis sih beb?” tanya Salsa dengan nada panik

“aduh nanti make up lo luntur bego.” Sambungnya lagi.

“Huaaaa Salsa, Alana kangen mamih” rengek Alana pada Salsa.

Lihat bukan Alana akan menunjukkan sisi manjanya jika  sudah berhadapan denga orang terdekatnya. Berbeda jika ia tak terlalu dekat dengan seseorang ia akan bersikap lebih kalem dan sopan. Dan jika ia bertemu dengan orang yang tidak ia sukai , Alana akan lebih galak dan jutek.

“Udah dong melownya, kan sekarang lo mau nikah . Seharusnya elo bahagia dong , apalagi nikahnya sama cogan gitu beuh gue aja mau loh kalau jadi lo. Buat gue aja gimana ?” Goda Salsa, ia berusaha untuk mencairkan suasana.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang